Dharmasraya

ALASAN DAN MOTIF SESEORANG MENGGUNAKAN NARKOBA

Oleh : Salsa Billa Ghazani
Mahasiswa Universitas Perintis Indonesia Padang

Dharmasaya, Pilarbangsanews, Menurut wikipedia Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan obat terlarang.[1] Selain “narkoba”, istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.

Semua istilah ini, baik “narkoba” ataupun “napza”, mengacu pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu.[butuh rujukan] Namun kini persepsi itu disalahartikan akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang semestinya.

Pada saat ini (2015) terdapat 35 jenis narkoba yang dikonsumsi pengguna narkoba di Indonesia dari yang paling murah hingga yang mahal seperti LSD. Di dunia terdapat 354 jenis narkoba.[2]Pemasok Narkoba di Indonesia diketahui berasal dari Afrika Barat, Iran, Eropa, dan yang paling aktif adalah pemasok dari Indo China[3].

Menurut BNN Narkotika adalah zat atau obat baik yang bersifat alamiah, sintetis, maupun semi sintetis yang menimbulkan efek penurunan kesadaran, halusinasi, serta daya rangsang.

Sementara menurut UU Narkotika pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa narkotika merupakan zat buatan atau pun yang berasal dari tanaman yang memberikan efek halusinasi, menurunnya kesadaran, serta menyebabkan kecanduan.

Obat-obatan tersebut dapat menimbulkan kecanduan jika pemakaiannya berlebihan. Pemanfaatan dari zat-zat itu adalah sebagai obat penghilang nyeri serta memberikan ketenangan. Penyalahgunaannya bisa terkena sanksi hukum. Untuk mengetahui apa saja jenis dan bahaya narkoba bagi kesehatan, simak ulasannya berikut ini.

Jenis-jenis Narkoba (Narkotika dan Obat-obatan)

Kandungan yang terdapat pada narkoba tersebut memang bisa memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan jika disalahgunakan. Menurut UU tentang Narkotika, jenisnya dibagi menjadi menjadi 3 golongan berdasarkan pada risiko ketergantungan.

Narkotika Golongan 1

Narkotika golongan 1 seperti ganja, opium, dan tanaman koka sangat berbahaya jika dikonsumsi karena beresiko tinggi menimbulkan efek kecanduan.

Narkotika Golongan 2

Sementara narkotika golongan 2 bisa dimanfaatkan untuk pengobatan asalkan sesuai dengan resep dokter. Jenis dari golongan ini kurang lebih ada 85 jenis, beberapa diantaranya seperti Morfin, Alfaprodina, dan lain-lain. Golongan 2 juga berpotensi tinggi menimbulkan ketergantungan.

Narkotika Golongan 3

Dan yang terakhir, narkotika golongan 3 memiliki risiko ketergantungan yang cukup ringan dan banyak dimanfaatkan untuk pengobatan serta terapi.

Seperti yang sudah disebutkan di atas, ada beberapa jenis narkoba yang bisa didapatkan secara alami namun ada juga yang dibuat melalui proses kimia. Jika berdasarkan pada bahan pembuatnya, jenis-jenis narkotika tersebut di antaranya adalah:

Narkotika Jenis Sintetis

Jenis yang satu ini didapatkan dari proses pengolahan yang rumit. Golongan ini sering dimanfaatkan untuk keperluan pengobatan dan juga penelitian. Contoh dari narkotika yang bersifat sintetis seperti Amfetamin, Metadon, Deksamfetamin, dan sebagainya.

Narkotika Jenis Semi Sintetis

Pengolahan menggunakan bahan utama berupa narkotika alami yang kemudian diisolasi dengan cara diekstraksi atau memakai proses lainnya. Contohnya adalah Morfin, Heroin, Kodein, dan lain-lain.

Narkotika Jenis Alami

Ganja dan Koka menjadi contoh dari Narkotika yang bersifat alami dan langsung bisa digunakan melalui proses sederhana. Karena kandungannya yang masih kuat, zat tersebut tidak diperbolehkan untuk dijadikan obat. Bahaya narkoba ini sangat tinggi dan bisa menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan jika disalahgunakan. Salah satu akibat fatalnya adalah kematian.

Bagaimana narkoba bekerja?

Narkoba pada dasarnya adalah racun. Jumlah yang dipakai menentukan efeknya.

Dalam jumlah kecil, ia memberi efek stimulan (memacu Anda). Dalam jumlah lebih besar, ia memberi efek sedatif (memperlambat Anda). Jumlah yang lebih besar lagi akan meracuni dan dapat membunuh Anda.

Ini benar untuk semua narkoba. Perbedaannya hanya terletak pada jumlah yang dipakai untuk memberi efeknya.

Tetapi banyak narkoba memiliki liabilitas lainnya: mereka langsung mempengaruhi otak kita. Mereka mendistorsi persepsi si pengguna tentang apa yang terjadi di sekelilingnya. Akibatnya, tindakan-tindakannya menjadi aneh, irasional, tidak wajar dan bahkan destruktif.

Narkoba menghalangi semua indra. yang diperlukan maupun yang tidak. jadi, walaupun memberikan pertolongan jangka pendek dalam mengurangi rasa sakit, Narkoba juga menghapus kemampuan, kesadaran dan mengeruhkan pikiran seseorang.

Obat resep adalah obat-obatan yang dimaksudkan untuk mempercepat atau memperlambat mengubah sesuatu tentang cara tubuh kita bekerja agar membuatnya lebih sehat. Kadang-kadang obat-obatan itu dibutuhkan. Tetapi mereka tetap merupakan narkoba: mereka bertindak sebagai stimulan atau sedatif, dan penggunaan yang terlalu banyak dapat membunuh Anda.

Jadi, bila Anda tidak menggunakan obat-obatan itu sebagaimana semestinya, ia sama bahayanya dengan narkoba.

Narkoba Mempengaruhi Pikiran
Biasanya, ketika seseorang mengingat sesuatu, pikiran itu sangat cepat dan informasi datang kepadanya dengan cepat. Tetapi narkoba mengaburkan memori, menyebabkan memori yang kosong di sana sini. Bila seseorang mencoba mendapatkan informasi dia tidak dapat melakukannya melalui kekacauan yang buram

Narkoba membuat seseorang merasa lamban dan bodoh dan menyebabkan kegagalan dalam hidupnya. dan karena dia lebih banyak mengalami kegagalan, ia menginginkan lebih banyak Narkoba untuk membantunya dalam menghadapi masalah.

Alasan dan motif Orang-orang menggunakan narkoba oleh karena mereka ingin mengubah sesuatu dalam hidup mereka.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa orang muda menggunakan narkoba:

Untuk dapat diterima di lingkungannya sebagai pelarian atau bersantai, untuk mengurangi kebosanan, untuk tampak dewasa, untuk memberontak untuk bereksperimen

Mereka kira narkoba adalah jalan keluarnya. Namun akhirnya, narkoba menjadi masalahnya.

Betapa sukar sekalipun menghadapi masalah Anda, akibat dari penggunaan narkoba senantiasa lebih buruk daripada masalah yang ingin diatasi dengan narkoba. Jawaban yang benar adalah memperoleh faktanya dan pertama-tama tidak menggunakannya.

Ternyata  banyak sekali alasan dan motifnya. namun cukuplah angka 10 di bawah ini mewakili semua itu.

1.Gaya hidup

Alasan ini identik dengan perilaku manusia-manusia yang bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup (Hedonis) Para selebritis dan pejabat yang hartanya berlimpah seringkali menghamburkan hartanya dengan bernarkoba ria karena kesenangan dan kebahagiaan hidup didapat saat otak mereka sudah bercumbu dengan bidadari diawang-awang sana.

2. Pengaruh komunitas

Kecenderungan ini terjadi ketika seseorang ingin diterima dengan komunitas tertentu yang identik dengan penggunaan narkoba. Mau tidak mau agar eksistensinya terwakili, ikut menggunakan narkoba adalah jalan paling ideal agar kehadirannya menyatu dengan komunitas tersebut. Namun tak sedikit juga sesorang yang hidup di suatu komunitas tertentu menjadi pengguna narkoba bukan karena ingin  eksistensinya diakui tapi karena ia tak mampu untuk menolak godaan tersebut.

3.Mengobati  stress

Pikiran kalut dan sumpek, alasan yang mendorong seseorang untuk menggunakan narkoba. Menurut pengakuan mantan pengguna, memang narkoba membuat hidup selamanya jadi indah. Semua permasalahan hidup teratasi jika dalam keadaan fly. Hutang menjadi lunas. Ketika pengaruhnya hilang, cukup pakai narkoba lagi, hutang kembali lunas, stress teratasi dan begitulah seterusnya.

4.Menghilangkan rasa sakit

Dalam dunia kedokteran, kokain biasanya digunakan untuk menekan rasa sakit dan morfin bertujuan menghilangkan nyeri hebat yang dirasakan pasien. Seseorang yang mengidap penyakit tertentu yang sifatnya akut seringkali mengobati rasa sakitnya dengan mengkonsumsi narkoba. Mulanya memang untuk mengobati rasa sakit, namun akhirnya sebelum rasa sakit itu datang, seseorang yang sudah trauma, nekat mengkonsumsi narkoba karena sudah mengalami ketergantungan.

5.Lambang pemberontakan

Masih ingat dengan-anak Punk? Punk mulanya lahir di London, Inggrissebagai wujud pemberontakan anti kemapanan dalam masyarakat.Gaya berpakaiannya sangat urakan. Kesannya tidak normatif bagi sebagian besar masyarakat.

Tabiat anak-anak Punk ini juga menjangkiti kalangan anak muda yang anti kemapanan. Kesan urakan mereka umumnya disampaikan dengan penggunaaan narkoba, sebuah pemberontakan untuk  menyampaikan pesan pada dunia dengan kalimat yang bunyinya mungkin begini,”Lihat, kami tak peduli lagi dengan kalian!”

6.Agar lebih Pede

Ya, narkoba memang bisa menutupi kepribadian seseorang yang pemalu. Bukan sekali dua kali saya melihat seseorang yang mulanya malu menyanyi dipanggung, tiba-tiba menjadi superaktif setelah mengkonsumi narkoba. Maunya dia terus yang menyanyi, akibatnya bukan sekali dua kali juga menyaksikan keribuatan di atas panggung karena si pengkonsumsi tadi sudah kehilangan rasa malu. Terus ingin menyumbang lagu dengan nafas ngos-ngosan dan suara fals lagi.

7.Menambah Nyali

Sama seperti alasan nomer 6, terkadang seseorang yang bermental lemah terpakasa memakai narkoba untuk meningkatkan nyalinya. Rasa takut memang hilang kalau pengaruh obatnya sangat kuat. Pernah suatu kasus, ketika polisi razia motor, si pengguna yang lagi fly malah merobek baju dan menantang polisi untuk menembak dadanya. Mungkin karena ia sering menjadi korban razia dan tak berdaya, sehingga untuk melawan aparat terpaksa menjadikan narkoba sebagai senjatanya, senjata makan tuan yang menghantarkan seseorang kebalik jeruji penjara.

8.Biar  dicap dewasa

Perilaku ini biasanya menyasar anak-anak muda kosmopolitan. Tidaklah dianggap gaul dan dewasa jikalau belum bersentuhan dengan benda haram tersebut.

9.Motif ekonomi

Profesi yang paling cepat menghasilkan uang namun resikonya sangat berat memang menjadi pengedar narkoba. Putaran uangnya sangat luar biasa. Bayangkan, benda bentuk pil diare yang jumlahnya ratusan tapi nilainya sudah puluhan juta. Harga sebutir ektasi memang lumayan tinggi, apalagi ekstasi impor dari Belanda sebagai pusat ekstasi dunia.  Kenikmatan mengkonsumsi diiringi dengan besarnya putaran uang tadi membuat seseorang yang ekonominya “kalut” terkadang rela menjadi pengedar narkoba demi mendapatkan uang dalam jumlah besar dan waktu yang singkat. Tetapi resikonya jelas sudah terbayangkan oleh mereka.

10.Ketergantungan

Dari point 1 sampai 9 di atas, maka ketergantungan adalah alasan pamungkas kenapa seseorang rela menceburkan dirinya di jurang narkoba. Tak peduli dia kaum hedonis, selebritis papan atas atau papan bawah, stress atau tidak, kalau sudah mengalami ketergantungan, maka menggunakan narkoba dianggap jalan penyelesaian hidup terbaik.

Risiko dan Bahaya Narkoba bagi Kesehatan Tubuh

Berbagai efek yang ditimbulkan dari penggunaan narkoba berkaitan erat dengan risiko terjadinya gangguan kesehatan bagi penggunanya. Berikut ini adalah beberapa risiko kesehatan yang dapat muncul:

  1. Gangguan fungsi otak

Narkoba dapat memengaruhi kemampuan seseorang dalam berpikir, daya ingat dan konsentrasi menurun, serta kesulitan untuk mengambil keputusan yang benar.

Hal ini dikarenakan penggunaan narkoba dalam jangka panjang dapat memicu perubahan pada sel saraf dalam otak, sehingga menyebabkan gangguan pada bagian otak yang mengendalikan kemampuan berpikir dan komunikasi.

  1. Dehidrasi

Beberapa jenis narkoba, seperti ekstasi, dapat memicu dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit. Bila dibiarkan tanpa penanganan, kondisi ini dapat menyebabkan penggunanya mengalami kejang, serangan panik, halusinasi, nyeri dada, dan perilaku agresif.

  1. Bingung dan hilang ingatan

Kandungan berbagai zat di dalam narkoba, seperti gamma-hidroksibutirat dan rohypnol, dapat menimbulkan efek kebingungan dan hilang ingatan. Bahkan, penggunanya juga dapat mengalami gangguan koordinasi gerakan tubuh dan penurunan kesadaran.

  1. Halusinasi

Penggunaan mariyuana atau ganja dapat menyebabkan efek samping berupa halusinasi, peningkatan tekanan darah dan denyut nadi, gangguan kecemasan, serta paranoid.

Selain itu, mariyuana juga dapat menyebabkan gangguan mental berupa depresi dan gangguan kecemasan.

  1. Kejang dan kematian

Penyalahgunaan metamfetamin atau lebih dikenal dengan sabu-sabu, opium, dan kokain, dapat menyebabkan berbagai efek buruk, termasuk perilaku psikotik, kejang-kejang, dan bahkan kematian akibat overdosis.

  1. Gangguan kualitas hidup

Saat seseorang mulai mengonsumsi narkoba, kemungkinan besar ia akan mengalami kecanduan. Seiring waktu, pengguna akan membutuhkan dosis yang lebih tinggi untuk mendapatkan efek yang sama.

Ketika efek narkoba mulai hilang, pengguna akan merasa tidak nyaman akibat munculnya gejala putus obat, seperti gelisah, sulit tidur, nyeri otot, dan perasaan ingin kembali mengonsumsi narkoba.

Selain berpengaruh pada tubuh, bahaya narkoba juga dapat mengganggu kualitas hidup penggunanya. Misalnya, berurusan dengan lingkungan sosial dan pihak kepolisian akibat mencuri demi mendapatkan uang untuk membeli narkoba.

Selain itu, infeksi HIV atau hepatitis B juga bisa mengincar pengguna narkoba, terutama mereka yang menggunakan narkoba dalam bentuk suntik.

Kesimpulan dari uraian diatas Kandungan yang terdapat pada narkoba tersebut memang bisa memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan jika disalahgunakan. Pengguna yang kecanduan tidak punya semangat hidup dan berakhir pada kematian

Katakan tidak pada Narkoba
Say no drug (AYO JALANI GAYA HIDUP SEHAT TANPA NARKOBA)***

Daftar Pustaka
WikiPedia, BNN go id, Kompasiana, alodokter.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *