.

Terkait Renovasi Rumah Dinas, Aneh Jika Ketua DPRD Sumbar Diminta Mundur

Padang, PilarbangsaNews

Aksi Pergerakan Milineal Minang (PMM) di DPRD Sumbar, Rabu (25/8/2021) menutut agar Ketua DPRD Sumbar mengundurkan diri karena melakukan renovasi rumah dinas. Tuntutan itu menurut pengamat politik yang juga dosen Fisipol Unand Ilham Adelano Azre, sangat aneh.

Pembangunan atau rehab rumah dinas tersebut sudah dianggarkan melalui APBD dan tidak masuk dalam anggaran pribadi dewan, melainkan dalam anggaran eksekutif, atau pemerintah.

“Anggaran rehab berada di pos anggaran eksekutif, maka jika gubernur mau membatalkan rehab yang sedang berjalan tersebut, dalam kerangka refocusing itu sah-sah saja. Tidak ada kewenangan Ketua DPRD Sumbar untuk membatalkannya, karena ketua DPRD bukan Kuasa Pemegang Anggaran atau KPA, juga bukan PPTK, yang KPA dan PPTK itu eksekutif,” ulas Ilham Adelano Azre.

Dia juga mengatakan, aksi tersebut sebenarnya sah-sah saja. Hanya permintaan agar Ketua DPRD Sumbar harus mundur merupakan keanehan, karena sebagai pimpinan dewan yang bersangkutan adalah merupakan rekomendasi partainya.

“Ketua DPRD Sumbar itu merupakan rekomendasi dari partai, dan gak ada urusannya dengan proyek apa-pun. Jika gubernur mau membatalkan semua proyek saya yakin ketua DPRD tidak akan menghalangi, karena anggaran ada pada eksekutif, bukan pada legislatif,” tegas Azre lagi.

Ketua DPRD Sumbar Supardi mengatakan, rehab rumah dinas tidak ada, yang ada hanya rehab selter, ruang kerja dan ruang olahraga, yang berada di belakang rumah dinas. Selain itu, saat bukan hanya pembangunan di belakang rumah dinas Ketua DPRD, termasuk juga saat ini sedang dilakukan rehab rumah dinas gubernur dan wakil gubernur.

Berkaitan dengan baju dinas, ketua DPRD Sumbar Supardi juga menerangkan, saat ini sekitar 9.000-an ASN di lingkungan Pemprov Sumbar juga mendapatkan baju dinas.

Namun apa yang disampaikan Supardi tidak diterima pengunjuk rasa, bahkan saat ketua DPRD Sumbar memberikan keterangan, pengunjuk rasa bersorak-sorak, seperti hilang rasa hormat pada yang lebih tua. Supardi tetap menerangkan, meskipun para pengunjuk rasa tidak mendengarkan.

Setelah Supardi memberikan penjelasan, lalu pamit dan meninggalkan sekitar 15 orang pengunjuk rasa itu, masuk kembali ke gedung DPRD Sumbar. (cok)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *