Pessel

Novermal Yuska Enggan Berkomentar Terkait Anggaran Baju DRPD Pessel Rp1M lebih

Batang Kapeh, PilarbangsaNews, —

Ketua Fraksi PAN DPRD Pesisir Selatan, Novermal Yuska SH enggan mengomentari berita terkait beli baju dinas anggota DPRD Pesisir Selatan yang pagu anggaranya mencapai lebih dari Rp1M

“Kalau ambo jawab salah, ndak ambo jawab pertanyaan pak YY juo salah,” kata Ketua Fraksi PAN DPRD Pesisir Selatan ini ketika Radektur PilarbangsaNews Yuharzi Yunus (yang disapa  Pak YY oleh Novermal-red) meminta Novermal untuk mengomentari terkait anggaran dana baju Rp1Milyar untuk baju anggota DPRD Pesisir Selatan.

Namun besok lah kita bicara, kata Novermal Yuska. besok saya singgah di Batang Kapeh di Rumah Pak YY. Kini ambo lagi di kampung Balai Selasa. Ini baru sampai, lihat WA pak YY masuk langsung ambo jawab dan telp pak YY, kata Novermal

Novermal Yuska sebelum jadi anggota DPRD Pesisir Selatan dikenal juga sebagai seorang wartawan yang sangat getol menulis berita sosial kontrol. Sangkek dulu, Berita yang semacam ini tak pernah luput dari liputannya. Namun setelah jadi anggota DPRD Pesisir Selatan, CEO Portal Berita JurnalSumbar.com ini agak sangat hati hati dalam memberikan  komentar. Sejatinya disaat jadi anggota DPRD inilah mustinya Novermal berani untuk bicara. Toh salah satu tugas legislatif itu untuk bicara mengontrol jika terjadinya  hal-hal ketimpangan.

Sementara itu, berita terkait  pengadaan  baju dinas DPRD Pesisir Selatan ini dilansir oleh  Haluan Padang. Setelah ribut-ribut soal pengadaan baju dinas anggota DPRD Sumbar yang mencapai ratusan juta.

Bahkan disebutkan  anggaran pengadaan baju untuk wakil  rakyat di DPRD Pesisir Selatan lebih tinggi lagi angkanya di atas Rp1 miliar. Sementara pengadaan  DPRD SumbarSumbar,  sebesar Rp908.050.000.

INI KOMEN NITIZEN

Pak uwo salah seorang Facebooker di Pesisir Selatan yang rajin memberikan  kritikan terhadap kesenjangan yang terjadi menulis diakun Facebooknya

Kata sebagian orang musik itu haram… kata sebagian lagi tidak haram..

Lalu kata sufi.. ” musik yang haram itu adalah beradunya sendok dan garfu orang orang kaya dan bunyinya didengar oleh tetangga yang sedang kelaparan”

          Jika pemahaman sufi ini kita hubungankan dgn tindakkan wakil kita yg duduk di DPRD tk 1 & 2.. kira kira nyambung gak ya..

Tapi wakil kita bergembira saat rakyatnya menderita. Gembira karena akan mengenakan baju baru. Seakan akan antara wakil rakyat dan rakyat tak ada lagi ujud TALIAN RASA , lain di mulut lain dihati.

         “Sebetulnya rakyat tak berharap tapi engkaulah yang menjanjikannya” tulis pak Uwo… (****)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *