Pertanian

Sumbang PDRB Hingga 29,81%, Bupati Eka Putra Fokus Bantu Sektor Pertanian

Tanah Datar, PilarbangsaNews

Pemerintah Kabupaten Tanah Datar sangat mementingkan sektor pertanian, karena sebagian besar mata pencaharian dan sumber pendapatan masyarakat berasal dari sektor ini. Hal tersebut tertuang dalam misi ke 2 RPJMD Kabupaten Tanah Datar tahun 2021-2026, yaitu meningkatkan perekonomian masyarakat Kabupaten Tanah Datar dan memperluas lapangan kerja berbasis pertanian, industri dan UMKM.

“Sektor pertanian Tanah Datar memegang peranan penting dalam tingkat kesejahteraan masyarakat. Hal ini terlihat dari besarnya proporsi kontribusi sektor pertanian terhadap produk domestik bruto (PDB) daerah sebesar 29,81%. Topografi Tanah berbukit seluas 63.630 hektar sangat cocok untuk pengembangan berbagai produk perkebunan khususnya sayuran. Produk terakhir yang dikembangkan saat ini adalah produk cabai merah dan daun bawang. Hingga saat ini kami memiliki pengembangan cabai dan daun bawang,” kata Bupati Tanah Datar Eka Putra saat memanen cabai merah di lahan kelompok tani Kabun Gadang, Nagari Pandai Sikek di kecamatan X Koto, Rabu (3/11/2021).

Selain itu, Eka Putra mengatakan masih terdapat beberapa kendala dalam pengembangan produk cabai, antara lain kesulitan petani dalam mendapatkan bibit bersertifikat, biaya produksi yang tinggi, dan prosedur operasional (SOP) penanaman yang tidak sesuai standar.

Menurut bupati, pemerintah daerah sedang melakukan kegiatan pemurnian varietas cabai lokal kecamatan X Koto dengan nama cabai ‘lamersi’. Ini merupakan kerjasama Dinas Pertanian Bupati Tanah Datar dengan Balai Pengawasan Sertifikasi Benih Provinsi Sumbar.

“Tentunya kalau kita punya bibit sendiri yang berkualitas, hasilnya juga bagus, seperti bawang merah yang Saat ini Tanah Datar sudah memiliki varietas unggul sendiri yang disebut Sumbu Marapi” kata Eka Putra.

Bupati Eka Putra juga menyampaikan, Insya Allah pada tahun 2022 program bajak gratis yang dijanjikannya pada masa kampanye sudah bisa berjalan sehingga masalah biaya tinggi yang diharapkan petani akan segera teratasi.

“Memang kami tidak memberikan Alsintan kepada kelompok tani, tetapi mesin akan langsung dikelola oleh kabupaten karena peralatannya mahal. Jika kelompok tani dikelola langsung, bagaimana memeliharanya, dan bagaimana mengisi bahan bakar. Apa Yang harus kita penuhi itu pemerintah pusat pun anggarannya dipotong, tapi lambat laun insya Allah janji kita akan ditepati,” jelas Bupati.

Terkait dengan harga yang tidak stabil, Bupati juga mengharapkan para petani untuk berinovasi dan memikirkan cara bagaimana supaya disaat harga cabai rendah bisa diolah sehingga hasilnya tetap maksimal, seperti dibuat saus cabai atau juga bisa dibuat cabai giling kering yang peminatnya juga banyak di pasaran.

“Jangan patah semangat, kita harus punya inovasi kira-kira kemqna akan kita arahkan sehingga disaat harga turun petani tidak rugi,” kata Eka Putra memberikan motivasi kepada kelompok tani.

Diakhir sambutannya Bupati berharap panen perdana cabai merah pada lahan kelompok tani Kabun Gadang ini bisa menjadi contoh bagi kelompok-kelompok tani yang lain yang ada di Tanah Datar.

Sementara Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Barat yang diwakili oleh Kabid Hortikultura Gusti Rufita Provinsi Sumatera Barat merupakan daerah sentra produksi cabai terbesar di pulau Sumatera setelah Provinsi Sumatera Utara dengan hasil produksi 133,190 ton/tahun, dengan luas panen sebesar 11,931 ha.

Dari total produksi tersebut kabupaten Tanah Datar menyumbang 19,917 ton/tahun dengan luas panen sebesar 2.431 ha. Sentra cabai di Sumatera Barat selain kabupaten Tanah Datar juga dari kabupaten Agam, Solok, Lima Puluh Kota, Solok Selatan dan kabupaten Pesisir Selatan.

“Dari data yang ada, produksi cabai merah sudah bisa memenuhi kebutuhan dalam daerah yang hanya 39,721 ton/tahun, meski surplus namun pada waktu tertentu harga cabai tetap tinggi. Ini dikarenakan sebagian besar hasil produksi dibawa keluar daerah seperti ke Pekanbaru, Batam, Kepri dan juga Provinsi Jambi,” ujar Rufita.

Lebih jauh Rufita mengatakan, budidaya cabai hasilnya memang sangat menjanjikan keuntungan, namun tidak jarang banyak petani yang menemui kegagalan dan kerugian yang cukup besar. Untuk diperlukan keterampilan dan modal yang cukup, juga banyak faktor yang perlu diperhatikan, seperti syarat tumbuh, pemilihan bibit, cara bercocok tanam, pengendalian OPT dan penanganan pasca panen agar petani tidak mengalami kerugian.

Dikatakan Rufita, pengembangan komoditas cabai harus dilaksanakan dari hulu hingga hilir secara terpadu. “Karena harganya berfluktuasi maka jangan hanya berharap pada pemasaran dalam bentuk segar saja, tapi juga dalam bentuk olahannya (hilirisasi) sehingga nilai tambahnya meningkat,” terangnya.

Dilain pihak, anggota DPRD Tanah Datar Dedi Irawan yang juga hadir pada kesempatan tersebut mendukung sepenuhnya program-program yang dibuat oleh Pemda Tanah Datar untuk pengembangan sentra cabai merah di kecamatan X Koto maupun di kecamatan lain di Tanah Datar.

Dedi Irawan juga mengajak para petani yang saat ini belum bergabung dengan kelompok tani untuk segera bergabung, atau membuat kelompok baru agar bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah dan juga pupuk bersubsidi.

Dan kepada dinas terkait juga diharapkan bisa membantu petani untuk meningkatkan hasil produksi pertanian di kecamatan X Koto dengan inovasi-inovasi terbaru, sehingga kawasan ini benar-benar menjadi sentra cabai terbesar.

Pada kegiatan panen cabai perdana itu juga dihadiri Ketua TP PKK Kabupaten Tanah Datar Ny. Lise Eka Putra, Kadis Pertanian Yulfiardi, Camat X Koto, Wali Nagari Pandai Sikek, ketua dan anggota keltan Kabun Gadang dan undangan lainnya. (Putra)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *