O p i n i

Mengutip Pernyataan JF Kennedy dan Hari Lahir Pesisir Selatan

Oleh: Irwandi

Tulisan ini tidak membahas kata-kata mukadimah dari pembawa acara yang menyampaikan bagalumuak-tumuaknya penggunaan “ha dhamir” dalam pembukaan. Mungkin sangat banyak orang-orang di tempat tersebut yang mengerti , yang penting jangan sampai disimpulkan “dek rang pandai balain sabuik”. Demikian pula ada buya-buya yang akan menunjuk ajari bagaimana dengan pengulangan kalimat apabila telah diwakili “ha dhamir”. Jangan sampai jalan dianjak rang paladang cupak dialiah rang panggaleh.

Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu tapi tanyakan yang kamu berikan kepada negaramu. Kata-kata tersebut bisa dikiaskan apa yang telah diperbuat untuk Pesisir Selatan. Ungkapan yang sangat manis dan tajam menusuk hati, manis karena menumbuhkan sikap heroik yang tinggi pada negara, tajam karena akan membuka loyalitas hati jika ada yang masih setengah-setengah dalam menapaki jalan yang diamanahkan. Namun pernyataan tersebut untuk siapa kira-kira ditujukan, berhubung sidang dibuka dan terbuka untuk umum.

Jika dialamatkan ke masyarakat badarai, akan bisa terjawab sendirinya. Para petani, atau nelayan, begitu juga pedagang, pergi pagi kembali petang, semua untuk keluarga, untuk membantu negara agar tidak bertambah jumlah orang miskin. Tentu hal yang dikerjakan ini merupakan bentuk kecintaan warga pada tumpah darahnya. Menyekolahkan anak agar berisi otak dan dadanya, adalah tujuan tertinggi dari orang tua untuk menciptakan generasi yang akan mengisi negara pada masa depan. Siapa yang meragukan pemberian masyarakat badarai ini dalam mengisi kedaulatan negara.

Lalu pernyataan tersebut untuk siapa sebenarnya, apa yang telah diberikan untuk negara, apa yang sudah diperbuat untuk Pesisir Selatan? Mudah-mudahan semua warga berkonstribusi pada negara sesuai dengan kapasitas yang bersangkutan. Jangan sampai tulang lapan karek pekerja keras jauh lebih mengisi negara dibanding goresan kebijakan dari goresan pena orang-orang yang diberi kuasa.

Mengenai dirayakannya hari jadi kabupaten ini adalah hal yang baik, mudah-mudahan dengan memperingati tersebut tambah menambah rasa cinta penduduk pada tanah tumpah darahnya. Namun mengenai dipilihnya hari lahir daerah ini saya kurang sependapat dengan pernyataan Bapak Ermizen. Beliau mengatakan kira-kira begini, bahwa hari jadi Pesisir Selatan tanggal 15 April telah disepakati oleh seluruh masyarakat Pesisir Selatan, sebagai hari bersatunya seluruh masyarakat Pesisir Selatan. Terlalu muda usia persaudaraan di negeri sejuta pesona ini kalau dibuat patokan ketahun 1948. Banyak data-data sejarah yang jauh dari tahun itu menggambarkan bersatunya masyarakat Pesisir Selatan.

Salah satu bila ditilik seorang Jan Van Groenewegen yang merupakan Panglima Jenderal Belanda untuk Minangkabau ditahun 1663. Dia mengatur strategi guna menciptakan provokasi untuk memecah belah masyarakat yang ada di Pesisir Selatan waktu itu. Memang nama tanah ini masih dikenal dengan sebutan Banda Sapuluah, karena mempunyai sepuluh buah bandar dagang yang dikenal oleh dunia. Jika tuan-tuan ingin membalik-balik buku, bisa dibaca di buku Agus Yusuf dengan Judul Peranan Mamak Sepanjang Sejarah Pesisir Selatan. Atau kalau nanti masih kurang bisa sama-sama kita cari dengan pengarang dan judul yang lain.

Dipilihnya tanggal 15 April sebagai hari jadi Kabupaten Pesisir Selatan karena pada tanggal tersebut nama Pesisir Selatan diutarakan secara resmi. Hal ini adalah rentetan kejadian yang telah didengungkan dari tahun-tahun sebelumnya. Tidak masalah meletakan hari jadi kabupaten ini tanggal 15 April, sebab secara administrasi memang pada tanggal tersebut kita melengkapi syaratnya. Hal yang janggal itu mengkhabarkan ke generasi berikut bahwa pada tanggal tersebut nenek moyang kita bersatu dan kompak menyatakan bersatu. Berarti menghapus kejadian sejarah yang dibangun para terdahulu dengan semangat persatuan.

Masyarakat Pesisir Selatan dari dahulu terkenal masyarakat yang relegius beradat dan berbudaya, kenyataan ini yang perlu dipupuk dan disirami oleh mereka yang mempunyai kekuasaan. Namun hal ini sangat sedikit bahkan samar diucapkan dalam paripurna, hal-hal yang diutarakan hanya sekitar bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan masyarakat adalah hal yang sangat penting, namun jangan melepaskan perhatian pada agama dan budaya. Ucapkan berkali-kali kata itu biar menghunjam kejantung hati dan akan diaplikasikan lewat kinerja.

Begitu pula halnya dengan tujuan mensejahterakan masyarakat merupakan cita-cita yang luhur, namun dibalik tujuan itu jangan lupa dengan pengawasan pada hal-hal penunjang kesejahteraan. Di momentum hari jadi Pesisir Selatan ini sudah saatnya harapan dan pengawasan disingkronkan. Harapan yang diaplikasikan dengan kebijakan tanpa pengawasan yang ketat akan menimbulkan kecemburuan sosial. Hal tersebut tentu akan melahirkan hasil yang sumbang. Mudah-mudahan hari baik yang jatuh di bulan baik ini akan melahirkan kebaikan di masa selanjutnya. Fastabiqul khairat. I

Catatan Redaksi; Isi Artikel sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulisnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *