Tegas Pada NII, GP Ansor Sumbar Tak Sudi Tanah Minang Berbagi dengan Teroris
Padang, PilarbangsaNews
Dua hari lalu 363 anggota Negara Islam Indonesia (NII) di Dharmasraya, Sumbar, mencabut bai’at. Bahkan Kapolda Sumbar Irjen Pol Teddy Minahasa Putra mendeadline anggota NII lain yang lebih 1.000 sampai 20 Mei 2022 harus cabut bai’at. Jika tidak Polri siap mengambil tindakan tegas penegakan hukum.
Sikap tegas Kapolda Sumbar itu didukung total oleh GP Ansor. “Bagi kami Ansor Sumbae tegas tak mau berbagai tanah minang ini dengan paham radikal apalagi teroris,” ujar Ketua PW GP Ansor Sumbar Dr Rahmat Tuanku Sulaiman, Jumat 29 April 2022.
Sikap GP Ansor Sumbar itu terang disampaikan Rahmat pada pembukaan Empat Pilar dalam Kehidupan Berbangsa dna Bernegara ynag diinisiasi Anggota DPD RI dari Sumbar H Leonardy Harmainy.
“Allhamdulillah mereka tervirusi paham radikal di Dhamrasraya sudah mencabut bai’at dan mengikrarkan diri kembali ke NKRI berlandaskan Pancasila dan UUD 1945,” ujar Tuanku Rahmat.
Sekali lagi, kata Dr Rahmat Tuanku Sulainan, Ansor Sumbar sikapnya tegas dan keras bahwa tanah Sumbar tak bisa dibagi kepada apa pun nama dan bentuknya teroris itu.
Senator DPD RI H Leonardy Harmainy mengatakan NII itu tak berbentuk, jaringannya menggurita di Sumbar lewat pengajian. “Negara Islam Indonesian (NII) rekruitmen anggota di pengkajian satu tahun baru dibelokan pahamnya ke NII. Terus kordinasi dan pesan senjata jenis ladiang (golok),” ujar Leonardy Harmainy.
NII kata Leonardy punya banyak faksinya, NII ke Sumbar ini kata Leonardy faksi yang mana.
“Di sisi politik bisa saja kareja NII itu banyak faksinya,” ujar Leonardy.
Selain itu pada Empat Pilar Kebangsaan, NII ditanggkap Densus 88, lalu Sumbar dihebohkan cap intoleran hasil penelitian.
Leonardy ajak kader Ansor untuk mematahkan hasil penelitian sebut intoleran.
“Kader Ansor harus tentang ini, karena intoleran atau Sumba r markas teroris adalag modus,” ujar Leonardy.
Pasalnya kata Leonardy Harmainy sepanjang dia hidup dan berbaur dengan banyak kalangan masyarkat Padang, tegas dikatakan Leonardy Harmainy, katakan Sumbar intoleran itu surveinya salah.
“Saya tak tahu apa benang merah lalu sebut Sumbar ini intoleran. Sepanjang hidup di Sumbar ini tidak ada sekalipun ada konflik etinis, risuh karena SARA,” ujar Leonardy Harmainy.
RahnatbTuanku Sulaiman justru menyatakan Empat Pilar Kebangsaan oleh MPR RI adalah booster menangkal. segala bentuk oaham radikalisme maupun. gerakan memasifkan Sumbar intoleran.
“Empat pilar kebangsaan itu adalah vaksinasi level booster untuk memutusnmata rantai penyebaran paham radikal berpotensi teroris,” ujar Rahmat.
Prof Sufyarma Marsidin selaku narasumber Empat Pilar Kebangsaan menegaskan bahwa soal Empat Pilar adalah conecting dengan filosifi hidup minangkabau.
“Pancasila ya Minangkabau, toleransi adalah minangkabau, bicara NKRI pasti Minangkabau, soal itu semua di Sumbar sudah final. Tidak mempan lagi mengadu idiologi bernegara dan berbangsa dengan nilai hidup di minangkabau Sumbar ini,” ujar Sufyarma Marsidin. (Cok)