.

Ikut Tim Kemanusian ke Turki, “Makan Lamak” Dengan Rendang Minang (10)

Foto penulis lagi rehat dishoot oleh rekan tanpa setahu yang difoto. Hehee..

Laporan; Dr Budhi Mulyadi, S.Kp. M.Kep.Ns.Sp.Kep.Kom. Dt Bandaro Sati.

Sebaiknya baca dulu laporan (9) dengan cara klik link dibawah ini;

Ikut Tim Kemanusian ke Turki, Anak-anak Turki Belum Kenal Dengan  Latto Latto? (9)

Hari kemaren dan hari ini, kami makan lamak (makan enak) . Ada pasokan kuliner Rendang Minang dan makanan ringan lainnya seperti roti dan minuman dari tanah air. Pasokan Rendang dan makanan ringan ini dibawa langsung oleh Delegasi Indonesia yang dipimpin Menko PMK Muhadjir Effendy yang sengaja datang ke Turki diutus oleh Presiden Jokowi mengantarkan bantuan kemanusian bagi para korban Gempa bumi di Turki.

Foto Rendang Minang di dalam kemasan untuk Tim Kemanusian dan Warga Turki.

“Alhamdulillah…, hore…bahagia sekali kita dapat kiriman dari Indonesia. Terima kasih bapak, ” kata salah seorang adik mahasiswa ketika mereka ditanya saat menikmati makanan ringan kiriman dari tanah air.

Sementara itu Menko PMK Muhadjir Effendy dalam siaran pers seperti yang dilansir beberapa media online di Tanah air menyebutkan bantuan kemanusiaan terebut merupakan bantuan gelombang keempat dari rakyat, Pemerintah, dan NGO ( non-governmental organization) yang ada di Indonesia.

“Ini adalah pesawat khusus kemanusiaan terakhir, tetapi bukan bantuan kemanusiaan terakhir. Artinya, insyaAllah akan ada bantuan-bantuan berikutnya,” katanya.

Misi kemanusiaan Indonesia di Turki tersebut melibatkan lebih dari 250 personel, lima pesawat kargo kemanusiaan, sekitar 110 ton kargo, 50 kontainer suplai makanan instan, satu rumah sakit lapangan, dan dua dapur umum yang melayani 24 jam.

Misi kemanusiaan untuk Turki ini adalah misi terbesar yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk membantu negara sahabat yang selama ini telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia,” ujar Muhadjir.

Pemerintah dan rakyat Turki juga selalu hadir ketika Indonesia mengalami musibah, misalnya saat bencana tsunami Aceh pada 2004 dan gempa bumi Palu.

“Ketika tsunami 2004, Pemerintah dan rakyat Turki hadir lebih dulu dibandingkan negara-negara lain. Bahkan, sekarang di Aceh ada Kampung Turki, itu adalah kampung yang dibangun masyarakat Turki ketika kita menghadapi musibah tsunami,” jelasnya.

.

.

ooOoo

Beberapa saat setelah kami makan lamak, ketika pelayanan medis telah dimulai, tiba tiba seorang bapak tua Turki datang memasuki tenda pelayanan di RSLI (Rumah Sakit Lapangan Indonesia). Sambil memegang dadanya sebelah kiri, ia meringis kesakitan.

Bapak tua Turki itu masuk tanpa menunggu antrian pendaftaran, tetapi langsung ke ruang tindakan. Ada 2 meja pemeriksaan yang dilewatinya.
Begitu bapak tua Turki itu, masuk ke tenda tempat memberikan tindakan pengobatan. Dia langsung minta izin untuk berbaring.

Sebelum berbaring bapak tua Turki ini membuka bajunya. Dengan bahasa Turki dia minta dipasang ECG ( Electrocardiogram), yakni alat yang digunakan untuk mengevaluasi fungsi jantung. Sekalian minta diperiksa tensi.

Disaat berbaring menjelang mendapat pelayanan dari tim medis, bapak tua Turki ini gelisah sambil meringis terus.

Anak bujangnya yang ikut mendampingi si bapak kelihatan biasa biasa saja, namun tetap kelihatan santun pada bapaknya. Apa kata ayahnya tak ada yang dia bantah. Dia menurut saja.

Setelah dokter memberikan pelayanan sesuai yang diminta si bapak tua, diketahui ternyata jantungnya normal, tensi normal.

Ketika adik adik mahasiswa yang menjadi penterjemah kami menyampaikan kondisi si bapak normal, namun dia tetap meringis.

Akhirnya dokter memberikan suntikan obat anti nyeri agar lebih efektif reaksinya. Namun belum 5 menit, bapak tua itu sudah terlihat nyaman. Dan dia bangun dari tempat tidur. Padahal reaksi obat seharusnya lebih 5 menit.

Lucunya si bapak minta berfoto bersama dengan tim kesehatan
Ha ha ha…

Tingkah pasien bukan yg pertama.
Itulah respon warga Turki saking senangnya bertemu dengan kita tenaga kesehatan Indonesia.

Ucapan beliau berulang kali;

Tasyakur ederim. Tasyakur ederim. (terima kasih)
Indonesia good sambil menyodorkan empu jarinya.

Takut disuntik.

Adalagi pasien nyeri dan meringis datang dikasih injeksi obat anti nyeri, takut lihat jarum suntik, walaupun sudah dewasa. Terpaksa diberi obat minum. Tapi minta yang banyak..

Biar tak ada efek obat, untuk memenuhi permintaan si bapak, petugas tak kehilangan akal, pemberian obat dalam bentuk vitamin yang dilebihkan…. Sesuai dengan keinginan pasien…

Sambungannya ke (11) silahkan klik link dibawah ini ;

Ikut Tim Kemanusian ke Turki, Sholat Jum’at di Mevlana Camii (11)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *