.

Ikut Tim Kemanusiaan di Turki, Kembali ke Tanah Air (Selesai)

Foto saya sedang membujuk seorang balita dalam pangkuan ibunya. Si balita diagnosa menderita ISPA (inspeksi Saluran Pernapasan Akut)

Laporan; Dr Budhi Mulyadi, S.Kp. M.Kep.Ns.Sp.Kep.Kom. Dt Bandaro Sati.

Sebaiknya baca dulu laporan (12) dengan cara klik link dibawah ini;

Ikut Tim Kemanusian ke Turki, Pergaulan Bebas Mewarnai Kehidupan Mahasiswa Turki (12)

Hari ini hari Minggu tanggal 26 Februari 2023, hari terakhir bagi kami tim kesehatan yang bertugas di Rumah Sakit Lapangan Indonesia di kota Distrik Hassa, Provinsi Hatay, Turki, melayani para korban terdampak musibah gempa bumi.

Enam hari sudah dari hari Selasa (21/2) sampai hari ini Minggu (26/2/2023) kami melakukan tugas kemanusiaan membantu saudara kita yang dulu pernah membantu ketika kita mengalami musibah yang sama. Berdasarkan catatan, sampai hari ini tercatat sebanyak 2467 pasien yang mengakses RSLI dengan kasus seperti, demam, batuk atau Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan luka-luka serta beberapa melakukan tindakan medis opratif.

Saat laporan ini saya tulis jam menunjukkan pukul 13:00 waktu setempat, atau sekitar pukul 17:00 WIB. Seperti biasa anggota Tim sebelum melakukan kegiatan hari ini, terlebih dahulu pagi hari melaksanakan senam untuk menyegarkan tubuh sekaligus untuk menghangatkan tubuh yang terbungkus hawa dingin suhu 2°C.

Senam telah dilakukan ditambah dengan lari beberapa keliling lokasi perkemahan, tapi suhu udara yang rendah mengakibatkan rasa dingin masih terasa menyelimuti. Mungkin karena kita telah biasa hidup di negara tropis yang suhu nya rata rata 36°C.

Sehabis senam kami anggota tim seperti biasa berebut ke dapur. Duduk dan berkumpul di dapur dekat kompor yang sedang menyala memasak makanan menjadi kegiatan rutinas selama berada di Turki untuk menghangat tubuh.

Ketika dapur dimanfaatkan untuk menghangatkan tubuh, duduk dekat kompor yang sedang menyala, saya teringat dengan pribahasa minang ; Sambia manyalam minum aia, sambia badiang nasi masak, sambia badendang biduak hilia. Kalau ditranslit ke bahasa Indonesia, artinya pribahasa diatas ;

Sambia manyalam minum aie = Sambil menyelam minum Air.

Sambia badendang biduak hilie = Sambil Berdendang Biduk Hilir.

Sambia Badiang Nasi Masak. Badiang = Berdiang = Memanaskan diri di dekat api.

Pribahasa ini dapat dimaknai sebagai mengingatkan kepada kita agar bisa memanfaatkan waktu dan kesempatan secara maksimal.

Dan kami memanfaatkan kesempatan tersebut.

ooOoo

Berkunjung ke EMT Spanyol

Menjelang tengah hari sekitar pukul 10 waktu sempat kami beberapa orang teman Tim EMT Indonesia berkunjung ke EMT spanyol di Turki.

Rombongan yang berkunjung antara lain dr AJ Didik , Sp.OT K spine, drg Alfin dokter gigi polri dari DVI, dr Badai Nasution, Sp.A, dr Airi Muktiar, Sp. An, dr Corona Rintawan, Sp.Em. Ns. Ruslan Mukhtar, M.Kep, dipimpin wakil ketua EMT Indonesia
dr Corona Rintawan, Sp.Em, si angku datuak (si angku datuak maksdunya adalah saya sendiri) ikut dalam kunjungan tersebut.

Diatas foto bersama dengan beberapa orang anggota EMT Spanyol di RSL

Selain EMT Indonesia negara yang buat RS lapangan di Turki ada: Belgia , Spanyol, Italia, dan USA. Hanya USA yang buat type tiga, setara RS type B di Indonesia. Selebihnya type dua, setara RS type C di Indonesia.

Peralatan RS mereka sangat canggih, lengkap, tenaga mereka sangat mumpuni ditopang dengan dana yang besar.

Walaupun RSL negara negara maju itu lebih lengkap dan canggih peralatan medis nya, yang lebih disukai oleh masyarakat Turki adalah EMT Indonesia.

‘Peralatan kita memang tidak selengkap mereka, namun secara SDM, Indonesia memiliki keistimewaan, ” kata Dubes RI Turki, Lalu Muhammad Iqbal kepada penulis.

Kelebihan kita yang tidak dimiliki oleh mereka, kata pak dubes lebih lanjut, personil kita sangat ramah dan cepat akrab dangan warga setempat.

Disamping itu komunikasi lancar karena kita memiliki banyak mahasiswa mahasiswi sebagai penerjemah bahasa. Dengan begitu masyarakat Turki puas menyampaikan keluhan penyakit yang dirasakan mereka pada tenaga kesehatan Indonesia.

Inilah bukti bahwa sehat dan sakit bukan hanya masalah fisik, badan, dan butuh obat saja.

Dengan pelayanan penuh kasih sayang, senyuman, motivasi, kedekatan akan lebih membuat pasien tenang.

Sementara spanyol, Belgia, Itali, USA jelas tidak bisa seramah orang kita Indonesia yang budaya nya sangat berbeda.

ooOoo

Besok berakhir pelayanan medis di RSLI, obat obatan masih banyak. Tapi karena izin diberikan Pemerintah Turki bagi Tim EMT (Emergency Medical Team) hanya sampai tanggal 27/2/2023. Kegiatan pun harus diakhiri pula hari ini.

Obat obatan masih banyak tersisa akan diserahkan kepada pemerintah setempat begitu juga tenda, matras, sleeping bag, velbed, genset, berikut perlengkapan medis yang ada di RSLI diserahkan kepada pemerintah Turki.
Selesai…..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *