Pessel

Kedepan Bupati Pessel itu Orang yang Luar Biasa

Bukittinggi, PilarbangsaNews.com,–

Kedepan kabupaten Pesisir Selatan tidak bisa lagi dipimpin oleh seorang yang berlatarbelakang ASN maupun berlatarbelakang TNI/Polri. Bupati kedepan harus yang luar biasa. Luar biasa kepribadian, integritas dan kapabilitasnya dan berlatar belakang enterprising atau pengusaha.

Pendapat diatas dikememukan oleh H. Aprial Abas Buya Piyai SH MH, salah seorang wakil ketua DPRD Pesisir Selatan dalam suatu percakapan bersama PilarbangsaNews.com lewat alat komunikasi aplikasi WhatsApp, dua hari yang lalu.

Dua hari yang lalu tepatnya pada hari Senin (28/8/2023) , sekitar pukul 11:00 WIB, wakil ketua DPRD Pesisir Selatan ini mengaku sedang berada di Jakarta, saya kirimkan link artikel PilarbangsaNews.com terkait pilkada Pessel, karuan saja setelah membaca artikel itu H Aprial Abas tergerak hatinya menelpon penulis.

Sebelum Buya menyampaikan pendapat terkait tipe pemimpin yang ideal untuk Kabupaten Pesisir Selatan, sebagai basa basi Buya memuji penulis.

Salut Buya ka Uda,” kata buya dalam bahasa daerah dari sebarang sana, artinya Buya menyatakan salut kepada penulis artikel ini.

Apo tu Buya, mangko salut pulo Buya ka Ambo,” jawab penulis. Artinya kenapa buya salut ke saya?.

Iyo…, semangat Uda itu, semangat kepenulisan Uda itu tak pudar-pudarnya memberikan pencerahan terhadap kabupaten Pesisir Selatan.

“Buya pintar sekali memandikan Uda dengan aie segaluak (air seember-red) ya,” kata saya “Walupun demikian Alhamdulillah atas sanjungan Buya itu. Terima kasih ya Buya,” sambung saya.

Setelah mengucapkan kalimat basa basi, baru kemudian Aprial Abbas melanjutkan statemen terkait type pemimpin yang ideal untuk Pesisir Selatan kedepan.

Buya menyatakan dirinya sangat paham dengan kondisi riil kabupaten Pesisir Selatan. Dua periode saya duduk jadi anggota DPRD Pesisir, kata Buya dia sangat mengerti dan faham betul dengan kondisi Pesisir Selatan ini.

Besaran APBD Pesisir Selatan hanya Rp1,3 triliun itu, 60 % adalah terdiri dari gaji pegawai ASN/PNS. Kemudian yang dapat digunakan untuk membangun mensejahterakan masyarakat dari yang 40 % itu hanya sekitar 8 %.

PAD (Pendapatan Asli Daerah) kita masih sangat kecil hanya sekitar 2 % dari APBD. Idealnya sebagai kabupaten kota memiliki PAD 20 % dari APBD.

Dengan kondisi ini jelas setiap tahun kita tidak akan dapat secara maksimal untuk melengkapi berbagai sarana produksi yang dibutuhkan oleh masyakat kita.

Untuk itu lah saya sebutkan bahwa untuk memimpin Pesisir Selatan kedapan harus orang yang luar biasa.

Membangun Pesisir Selatan kita tidak bisa hanya mengandalkan dana DAK DAU atau dana bergantung belas kasihan pemerintah pusat saja, tetapi harus mampu menggali Pendapatan Asli Daerah dengan cara mendatangkan investor yang benar benar mau berinvestasi di Pesisir Selatan.

Agar para investor tertarik berinvestasi di Pesisir Selatan mereka harus disediakan karpet merah. Layani mereka sebaik-baiknya jangan benamkan mereka dulu dengan berbagai pungutan yang membikin mereka menyesal datang ke Pesisir Selatan.

Kita punya laut, lahan kita yang terlantar masih sangat luas yang bisa digarap secara maksimal..kemudian bumi kita banyak menganding bahan tambang.

untuk.menggarap potensi ini perlu orang yang berjiwa interpreshing..sebab orang orang yang enterprising lah yang berani berinovasi dan berimajinasi.

“Tapi apakah ada orang yang laur baisa itu di daerah kita ini. Sebab kata nabi. pemimpin itu adalah refsentatifnya dari yang dipimpin. Yang dipimpin tak ada yang luar biasa bagaimana pula memilih pemimpin yang luar biasa itu diantara kita?” tanya penulis.

“Sebenarnya ada,” kata Buya Piyai sambil menyebutkan satu nama. Sosok yang disebutkan oleh Buya Piyai itu tidak jauh jauh merantau masih didaerah Sumbar.

Dia seorang enterpreneur yang cukup berhasil di Sumbar. Kalau nama yang disebutkan Buya Piyai ini mau mencalonkan diri jadi bupati buya sendiri menyatakan kesediannya untuk mendampingi menjadi wakil.

“Apakah pernah Buya berkomunikasi dengan yang bersangkutan terkait dengan suksesi kepemimpinan di Pessel ?” tanya penulis.

” Mengarah kesana belum,” jawab Buya.

“Selain nama yang Buya maksud, sekarang kan ada mengampung nama Bakri Maulana dari Batang Kapeh, juga seorang pengusaha yang sukses sebagai ketua pedagang pasar disalah satu pasar di Jawa. Barat. Bagaimana menurut Buya,” tanya penulis.

Terkait dengan nama Bakri Maulana balon (bakal calon) bupati dari Batang Kapas ini, Aprial Abbas masih belum mau berkomentar banyak. Buya belum begitu mengenal dengan sepak terjang Bakri Maulana…..

Kalau Bakri Maulana selevel dengan sosok nama yang disebut Buya itu tidak menutup kemungkinan Bakri Maulana masuk kedalam perhitungannya.

Hanya saja menurut Aprial Abas secara geografis Batang Kapas itu berada ditengah antara Selatan dan Utara.

“Calon dari Batang Kapas ini susah mencari teman dipakai orang Selatan maka tinggal orang Utara. Dipakai orang dari Utara suara konstituen dari Selatan sulit untuk diraih, makanya secara geopolitik Batang Kapas tidak semujur calon dari Utara atau dari Selatan,” tutup Aprial Abas Buya Piyai. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *