Pasaman Barat

Oknum Satlantas Polres Pasbar Arogan? Bentak Wartawan Saat Meliput Razia Kendaraan Bermotor

Pasbar, pilarbangsaNews.com–

Kenapa ya oknum polisi lalulintas berpangkat Briptu NND Anggota Polantas Poltes Pasaman Barat kok kurang humanis dan membentak wartawan saat seorang rekan wartawan meliput kegiatan razia kendaraan bermotor yang dilakukan secara statis.

Apakah ada yang salah dengan razia tersebut ? Soalnya menurut sumber PilarbangsaNews.com, Razia statis semacam yang dilakukan oleh anggota polres Pasaman Barat pada Sabtu malam (28/9/2023) sudah tidak dilazimkan lagi oleh direktorat Polisi Lalulintas.

Razia yang kini digalakkan adalah razia hunting sistem, polantas berkiling mengamati bila menemukan ada pelanggaran lungsung diambil tindakan.

Namun di Pasaman Barat pada Sabtu malam dilakukan razia statis di depan Mako Polres Pasbar, Nagari Lingkuang Aua, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat.

Saipen Kasri selaku wartawan bersama rekannya mengaku dihardik dan menerima perlakuan kasar dari salah seorang oknum anggota satlantas Polres Pasbar dalam sebuah razia kendaraan sekitar pukul 23.59. wib, Saipen mengaku dihina dan dikata-katai dengan bahasa kasar, dibentak dan dihina oleh oknum polisi berinisial Briptu.NND saat dirinya dan beberapa rekan lainnya berada di lokasi.

Pimpinan Redaksi Ajopasbar.andoranews.com, Zoelnasti mengecam tindakan interfensi dan penghinaan yang dilakukan oleh salah seorang Oknum Polisi Polres Pasaman Barat yang sedang bertugas saat itu, kepada salah satu wartawannya dan beberapa rekan wartawan yang sedang melakukan kegiatan meliput razia kendaraan di depan Mako Polres Pasbar tersebut akan melaporkan oknum tersebut ke Propam Polres Pasbar pada hari Senin, 30 Oktober 2023.

“Saya akan laporkan kejadian yang tak mengenakan itu ke Propam besok senin pagi,” kata Saipen pada awak media, Minggu (29/10/2023) di kantor Redaksi Ajopasbarandoranews.com Bundaran Simpang Empat.

Seperti yang diuraikan oleh Saipen Kasri yang didampingi oleh beberapa rekannya yang bertugas malam itu, Kejadian bermula sekitar pukul 23.59.WIB. Saat itu Saipen dan rekan-rekan lainnya mengaku merasa mendapat perlakuan kasar bahkan dihina saat menjalankan tugas profesinya, padahal dirinya datang secara baik-baik dan hanya bermaksud untuk mengambil foto sebagai salah satu bahan dokumentasi terkait razia tersebut.

Saat itu menurut Saipen, ia bersama rekan-rekan lainnya sedang mengambil foto kenderaan roda dua yang terkena razia, Oknum polisi Briptu. NND datang dan melarang bahkan bersikeras serta menghardik dengan bahasa kasar, ” Woi, kau siapa kok foto-foto saya, ada kau minta izin pada saya, emang kau siapa, dengan nada keras,” sebut Saipen menirukan bahasa sang Briptu.

Bahkan NND menghardik Saipen Cs. dengan bahasa keras dan mengatakan, “mentang-mentang wartawan kau, sembarang foto aja, tahu kau gak, mukamu itu kayak aa… apel,” hardiknya dengan nada keras di depan umum.

Ditambah lagi, sebahagian wartawan ada yang dicemooh dengan kata-kata kasar oleh Briptu tersebut.

“aku laporkan kau ke abg mu, aku tahu siapa abangmu,” kata Saipen menirukan ucapan NND saat itu.

Sementara salah seorang wartawan dari Pikiran rakyat, Irfan Pasaribu mengatakan tanpa sengaja melihat sebuah pengendara motor NMax mengejar lalu menyetop pengendara yang berboncengan tidak menggunakan helm, yang diketahui seorang oknum anggota lantas menggunakan jacket tanpa embel-embel rompi petugas lalulintas.

Saat itu, petugas tersebut meminta pengendara agar memutar kendaraannya untuk menuju Mako polres namun pengendara itu tidak mau, kemudian petugas mengambil paksa kendaraan pengendara yang diduga melanggar lalulintas tersebut.

Disaat itu lah, petugas tersebut melontarkan kata-kata kepada wartawan “Apa kau lihat-lihat?” dengan nada penekanan, kemudian wartawan tersebut menjawab, “Ada yang salah, emang gak boleh melihat rupanya. Saya seorang wartawan”,” jawab wartawan yang diketahui namanya Irfan, kemudian, wartawan itu mengikuti petugas ke tempat pengumpulan motor pengendara yang diduga melakukan pelanggaran. Sesampai disana, saat wartawan itu meletakkan motornya, petugas yang tadi melontarkan kata-kata ke rekannya yang didengar oleh wartawan itu. “Kalau wartawan dia, kenapa rupanya”, sambil dia berlalu pergi bersama rekannya dengan motornya melakukan razia hunting kembali, Mendapat perlakuan dan tindakan kasar tersebut, sejumlah jurnalis yang ada di Pasbar merasa tersinggung dan tidak terima, Kejadian itu disesalkan oleh Pimred Ajopasbar.andoranews.com, Zoelnasti.

Zoelnasti bahkan mendesak Kapolres, AKBP Agung Basuki untuk segera menyelesaikan kasus perbuatan tidak mengenakan tersebut.

Dikatakan Zoelnasti, saat ini para jurnalis di Pasbar dibuat kecewa atas tindakan yang tidak profesional oleh oknum anggota kepolisian di Polres Pasbar. Sebab polisi yang seharusnya melindungi dan mengayomi masyarakat malah sewenang-wenang saat melakukan razia, tugas para jurnalis adalah mempersermbahkan kepada publik berbagai informasi. Tujuannya, menyajikan kepada warga terkait informasi-informasi, terutama dalam memperkuat institusi demokrasi dalam informasi itu sendiri.

“Kami mengingatkan bahwa tugas jurnalis dilindungi Undang Undang Nomor 40/1999 tentang Pers. Tindak kekerasan akan menghambat jurnalis memenuhi tujuan jurnalisme, yakni menyediakan informasi yang dibutuhkan warga agar mereka bisa mengatur hidupnya secara bebas,” Ungkapnya. (Man)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *