Artikel

Menantang Arus di Jalan yang Sunyi

Oleh: Adrizal Inyiak
Wartawan Muda

Solok, PilarbangsaNews.com,–

” Belum tentu yang kita dengar itu benar dan belum tentu suara terbanyak itu juga benar”.

Menjadi seseorang yang melawan arus adalah sebuah gaya hidup sebagian orang. Beberapa orang memilih ini karena berbagai alasan, mulai dari idealisme sampai ketaatan terhadap keadaan yang menimpa. Dari gaya ini, keterasingan pun muncul sebagai konsekuensi dari gaya hidup yang dipilih. Orang-orang yang seperti inilah dapat dikatakan sebagai orang-orang yang memilih “Jalan Sunyi”.

Jangan mudah terbawa arus. Kita harus melawan arus kalau itu bukan kebenaran.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti menentang arus adalah menentang kebiasaan yang sudah lazim. Arti lainnya dari menentang arus adalah menentang kekuatan di sekitarnya.

Lantas apakah melawan arus adalah sebuah kesalahan? tentu bukan. Kita perlu belajar untuk menggali lebih dalam tentang apa dan siapa sejatinya diri kita. Dari situlah nantinya muncul konsep identitas dan personalitas dari diri kita sendiri, dimana ini merupakan suatu keunikan yang dimiliki setiap manusia yang berbeda. Nah, untuk mengerti akan perbedaan ini kita perlu memahami terlebih dahulu apa itu identitas dan apa itu personalitas.

Mengutip dari terminologi yang digunakan oleh budayawan Emha Ainun Nadjib bahwa “Identitas merupakan sesuatu yang kita adopsi dari lingkungan yang sifatnya nurture, sedangkan personalitas merupakan sesuatu yang kita dapat tanpa bisa memilih yang sifatnya nature.

” Hal ini menunjukan bahwa setiap manusia memiliki dua kesejatian, yang pertama adalah kesejatian yang ia dapat dari apa yang masyarakat konsepkan tentang dirinya lalu yang kedua adalah kesejatian yang ia dapat dari konsep lahiriahnya sebagai manusia murni dengan keunikan yang diciptakan khusus oleh Tuhan.

Dengan konsep tersebut rasanya gaya untuk melawan arus dari beberapa orang yang memiliki personalitas yang agak berbeda dengan arus mainstream merupakan sebuah seni bahkan keberanian. Ini didasarkan dari kepercayaan dirinya untuk tetap menjadi dirinya sesuai kata hatinya. Untuk setia kepada hatinya, dirinya dan takdirnya itulah ia melawan arus. Rela berbeda dengan beragam teman-teman di lingkungannya bahkan beberapa ada yang dikucilkan dan dianggap gila.

Seni melawan arus juga beragam, ada yang sangat moderat dengan tetap ikut mengalir dalam konsep mainstream dengan gayanya sendiri, ada juga yang sangat radikal sampai mengeksklusifkan dirinya sendiri. Kembali lagi, dasar dari konsep ini adalah kesetiaan pada diri sendiri. Semua tergantung besarnya ego dari masing-masing personalitas, untuk seberapa besar mengekspresikan tentang dirinya.

Dunia terus berjalan, teknologi semakin membuat manusia menjadi barang yang lapuk bahkan ilmu pengetahuan terkadang hanya menimbulkan kecemasan-kecemasan. Itulah yang dirasakan oleh beberapa orang yang diasingkan dan melawan arus terutama dalam arus modernisasi-mainstream. Ini merupakan kasus terbanyak dalam urusan gaya hidup dengan melawan arus. Orang-orang seperti ini sangatlah hebat, ia memiliki peran kebudayaan dalam masyarakatnya sebagai pengontrol kemajuan.

Karena perlu kita ketahui bahwa kemajuan tidak selalu baik dan harus ditetapkan menjadi sebuah pakem. Pendapat seperti ini dikemukakan bukan karena pro terhadap konsep pasif yang monoton, melainkan untuk tetap mengontrol arus kemajuan dengan kemurnian diri sendiri. Itulah konsep manusia yang sebenarnya, jika diibaratkan sebagai ikan maka manusia sejati adalah mereka yang hidup dan berenang melawan arus, kenapa? karena mereka mampu hidup dan tetap memiliki energi untuk melawan agar tetap hidup sebagai dirinya yang sejati.

Maka seharusnya siapapun yang ingin melawan arus tidak perlu khawatir akan pengucilan atau keterasingan. Justru berbanggalah karena dari milyaran manusia yang hidup, hanya beberapa yang bisa untuk melawan arus mainstream dan itulah orang-orang yang setia terhadap dirinya sendiri, terhadap hidupnya dan mencintai serta menghargai dirinya sebagai manusia ciptaan Tuhan. (Dikutip dari berbagai sumber).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *