Budaya

Merawat Tradisi Minangkabau: Prodi Sastra Minangkabau Mengadakan Pembinaan Organisasi Budaya Di Sijunjung

Sijunjung, PilarbangsaNews

Dalam upaya menjaga dan melestarikan warisan budaya Minangkabau, Program Studi Sastra Minangkabau dari Universitas Andalas mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat di Surau Simaung, Jorong Tapian Diaro, Nagari Sijunjung, Kabupaten Sijunjung.

Acara ini berlangsung selama empat hari, mulai dari tanggal 1 hingga 4 Juni 2024, dengan tema “Pemertahanan Tradisi Minangkabau Melalui Pembinaan Organisasi Masyarakat”. Tim pelaksana kegiatan ini adalah dosen-dosen dari Program Studi Sastra Minangkabau, seperti Dr. Satya Gayatri, Dr. Reniwati, Okta Firmansyah, M.Hum., Yerri Satria Putra, M.A, dan dosen-dosen lainnya.

Surau Simaung, yang berdiri sejak 1863 sebagai peninggalan Syekh Malin Bayang, menjadi lokasi kegiatan ini. Letaknya yang berjarak 10 kilometer dari pusat Kota Sijunjung menyimpan puluhan manuskrip kuno keagamaan, yang menggambarkan kekayaan sejarah peradaban Islam di Minangkabau. Koleksi manuskrip ini dianggap lebih beragam dan bervariasi dibandingkan dengan surau-surau lainnya di Sumatera Barat, seperti yang dilaporkan oleh peneliti Pramono dan timnya. Salah satu naskah penting yang ada di sana adalah Mîzan AlQalb, yang berisi perhitungan tahun dari Nabi Adam hingga sistem kalender hijriah.

Yerri Satria Putra, koordinator program sekaligus Ketua Program Studi Sastra Minangkabau, menyatakan bahwa alasan pemilihan Surau Simaung sebagai lokasi kegiatan adalah karena surau ini merupakan saksi sejarah kejayaan tradisi Islami di Minangkabau yang masih bertahan hingga kini. “Kami ingin memberikan kontribusi nyata dalam pelestarian manuskrip dan tradisi lisan yang kaya akan nilai moral dan budaya,” ujar Yerri.

Kegiatan penyuluhan dan pembinaan di Surau Simaung, 2 Juni 2024

Selain melakukan pembinaan perawatan manuskrip, tim program juga melakukan pendataan dan pengarsipan kekayaan sastra lisan yang ada di Nagari Sijunjung. Kekayaan dan keragaman sastra lisan ini merupakan aset budaya yang harus dijaga kelestariannya, karena di dalamnya terkandung nilai-nilai moral, norma, dan budaya yang bermanfaat bagi pembinaan dan pembentukan karakter generasi muda.

Pada tanggal 2-3 Juni 2024, tim terlibat dalam persiapan dan pelaksanaan tradisi bakaua adat. Bakaua merupakan tradisi menyampaikan rasa syukur atas panen yang diperoleh dan memohon agar panen di tahun mendatang menjadi lebih baik. Tradisi ini dilaksanakan setahun sekali di setiap nagari di Kabupaten Sijunjung, dengan waktu dan tempat yang berbeda-beda.

Acara bakaua diawali dengan arak-arakan perangkat nagari yang terdiri dari pangulu, alim ulama, serta bundo kanduang, masing-masing mengenakan pakaian kebesaran yang menandai identitas mereka. Mereka berarak menuju lapangan untuk berkumpul dengan masyarakat lainnya. Di lapangan tersebut, pidato adat dan sambutan dari tamu undangan disampaikan sebelum ditutup dengan jamuan makan.

Kegiatan Bakaua Adat Nagari Sijunjung, 3 Juni 2024

Alfitmon Malin Bandaro, Tuangku Mudo Surau Simaung, mengungkapkan rasa senangnya dengan kehadiran tim dari Prodi Sastra Minangkabau. “Dengan keterlibatan insan perguruan tinggi dalam upaya pelestarian manuskrip dan tradisi, khazanah peninggalan budaya yang ada di Sijunjung ini bisa lebih diperhatikan hendaknya,” ungkapnya.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal yang signifikan dalam upaya pelestarian tradisi dan budaya Minangkabau. Melalui kegiatan pembinaan dan pengarsipan ini, nilai-nilai budaya yang terkandung dalam manuskrip dan sastra lisan dapat terus diwariskan kepada generasi mendatang. (new/rel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *