Hendrajoni Kembali Untuk Mengabdi
Oleh: Irwandi (Pemerhati Sosial dan Budaya)
Pemilihan kepala daerah tinggal menghitung bulan. Berbagai bentuk mekanisme penjaringan bakal calon sekarang sedang berproses. Mulai dengan memperhatikan bibit, sampai pada kemerataan basis suara sangat diperhitungkan masak-masak.
Begitu juga dengan Pesisir Selatan, sudah mulai mambarasihan bangka, untuk melihat kayu yang cocok guna diramu menjadi bangunan. Begitu agak agaknya, cara orang dulu yang tahu dengan kearifan lokal. Tacelak rumah saat berdiri esok sangat ditentukan saat meramu pakayu sekarang.
Kegiatan mamareso bangka atau rumpun saat ini begitu penting dilakukan. Sebab pakayu yang rancak akan dilihat mulai dari rumpun sampai pucuknya, dan dimana kayu itu tumbuh.
Sudah bisa dipastikan para peramu pakayu tersebut, sekarang sudah menghitung kelebihan dan kelemahan yang akan dipakai. Tidak ada gading yang tidak retak. Cuma mungkin ado cancang manjadi ukia dan ada ratak
mambawo pacah.
Jika memang bisa dipastikan Pilkada Pessel besok diramaikan oleh dua kandidat kuat, tentu sangat menarik diperhatikan dan mengambil bagian dalam hal ini. Guna mewujudkan cinta pada daerah sejuta pesona ini.
Siapa dua kandidat kuat tersebut, bisiak sudah sama kedengaran sorak sudah sama kalampauan. Ya, beliau RA dan Pak HJ. Mereka sudah pernah menjadi orang nomor satu di daerah Banda Sapuluah ini.
Warga tentunya sudah bisa merasa, di era kepemimpinan siapa yang menikmati kehidupan. Bukan muluik
manih pemimpin yang diharapkan, tapi solusi menata kehidupan yang
dibutuhkan. Pekerjaan, nilai jual beli, perhatian kepada pendidikan dan kesehatan gratis, serta membalut semua dengan adat dan agama.
Cuma ada satu kata dari banyak mulut warga yang membuat jari harus menukilkannya. Kata ingin ‘babaliak ka nan lamo‘. Siapa nan lamo? Bukan kah nan lamo sudah dikalahkan yang baru. Kenapa ingin kembali ke nan lamo tersebut.
Duduk di kedai kopi memang membuka cakrawala dunia, atau mendengarkan ibu-ibu sedang berbelanja seakan kita sedang menonton berita dari media ternama.
Keistimewaan nan lamo, cintanya tak lapuk karena hujan dan tidak lekang karena panas. Senyumnya masih seperti dahulu saat berjumpa dengan kita begitu nada yang dilontarkan.
Kekuatan nan lamo akan bertambah kokoh dengan kemenangan Bunda Lisda dalam pemilihan legislatif. Tidak bisa dipungkiri. Sekarang tinggal dari Pak HJ melebarkan sayap siapa yang patut jadi pendampingnya, yang juga menjadi pemikat pelebaran basis suara.
Bukan menggurui, sebab Pak HJ tentu telah bermandi
pengalaman seiring dengan usianya. Tapi sekiranya beliau luput, kiranya tidak
usah dalam berkampanye atau berdebat nanti untuk ‘menyerang’. Memang harus
diakui emosional terkadang agak sedikit menggebu. Namun dengan tidak
menyerangpun, lawan sudah merasa gamang. Begitu info di kedai kopi dan emak-emak yang sedang melayani pembeli ditempat jualan.
Kembalilah Pak HJ
Pancuang sapancuang indak putuih
Jalan salangkah indak sampai
Patang gagal isuak ulangi
Dibaliak baliak bak mamanggang bia nyo masak lua dalam
Diulang ulang bak manyapuah bia nampak kilek peraknyo.
Mudah-mudahan pesta demokrasi yang akan dihelat akan melahirkan hakikat rancak yang sesungguhnya, bukan hanya rancak di labuah, Fastabiqul khairat.