Pessel

Pemuda Minangkabau; Jangan sampai “jalan di aliah urang lalu, cupak di papek urang panggaleh”

Painan, PilarbangsaNews.com,–

Mardianton, seorang aktivis sosial, juga aktif dalam kegiatan kepemudaan di Pesisir Selatan menegaskan pentingnya peran pemuda sebagai “Parit Paga dalam Nagari” dalam masyarakat Minangkabau.

Filosofi adat yang menegaskan bahwa kebaikan kampung terletak pada orang tua, sementara keriuhan dan semangat kampung berada di tangan anak muda, sampai saat ini masih tetap relevan. Filosofi ini menjelaskan bahwa peran pemuda dalam menjaga dan melestarikan nilai-nilai adat Minangkabau sangatlah penting.

Sejarah mencatat, pemuda Minangkabau dahulu dibesarkan dan dididik di Surau, tempat mereka belajar agama, adat, dan budaya serta bela diri. Di sana pula mereka dipersiapkan menjadi pemimpin yang mampu membela anak dan keponakannya ketika kelak menjadi seorang mamak.

Ungkapan “Parit Paga dalam Nagari” bukan sekadar pepatah adat, akan tetapi adalah sebuah filosofi penuh dengan makna yang mendalam. Parit dan paga adalah simbol kewaspadaan dan perlindungan, menekankan pentingnya pemuda dalam menjaga tatanan dan kerukunan hidup masyarakat.

Namun, Mardianton mengingatkan bahwa jika pemuda Minangkabau lengah dalam mempertahankan nilai-nilai adat, mereka akan menghadapi situasi yang digambarkan dalam pribahasa “jalan di aliah urang lalu, cupak di papek urang panggaleh,” yang berarti pengaruh luar bisa merusak tatanan yang ada.

Mardianton juga mengajak pemuda Minangkabau untuk kembali ke surau dan sanggar seni budaya sebagai langkah konkret mempertahankan adat dan budaya. Surau menjadi tempat penting untuk belajar agama, adat, dan seni budaya Minangkabau, seperti silat, tari tradisional, dan pantun.

Ia mengingatkan kembali semangat para pemuda yang dahulu memperjuangkan kemerdekaan, mengutip ungkapan Soekarno, “Beri aku 10 orang pemuda akan aku goncang dunia.”

Mardianton menekankan bahwa saat ini, pemuda Minangkabau harus mengambil peran sebagai pelaku perubahan, bukan sekadar agen perubahan. Dengan demikian, mereka akan tetap menjadi penjaga nilai-nilai luhur dan penggerak perubahan di era modern ini.

“Membangun Nagari bersama Pemuda” seharusnya menjadi gerakan yang didukung penuh oleh pemerintah daerah di Minangkabau, demi masa depan yang lebih baik dan terjaganya warisan budaya Minangkabau.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *