Internasional

Wartawan Ethiopia Menulis Buku Tentang Kegiatan Diplomasi Dubes Al Busyra Basnur

Ethiopia, PilarbangsaNews

Ethiopia belajar banyak dari Indonesia, terutama melalui kegiatan diplomasi yang diselenggarakan Kedutaan Besar RI (KBRI) di Addis Ababa dibawah pimpinan Duta Besar Al Busyra Basnur.

Berbagai kegiatan, terutama di bidang ekonomi, pendidikan, pembangunan sumber daya pemuda dan pariwisata, tidak hanya mempererat hubungan bilateral Indonesia dan Ethiopia, namun juga menjadi sumber inspirasi dan memotivasi masyarakat di Ethiopia.

Hal itu mengemuka dalam acara peluncuran dan diskusi buku berjudul Dr. (H.C.) Al Busyra Basnur, Inspiring Ambassador, From Journalist and Writer to Diplomat yang diselenggarakan di kota Arba Minch, Sabtu (4/1). Buku tersebut ditulis oleh Sisay Sahlu Nigatu, seorang wartawan senior media terkemuka Ethiopia, The Reporter.

Acara tersebut dihadiri oleh seratus orang yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, dosen, profesional dan pejabat pemerintah. Tampil sebagai nara sumber dan pembahas buku adalah Sisay Sahlu Nigatu, penulis buku; Dr. Behailu Merdekios, Wakil Rektor Universitas Arba Minch; Dagim Wondimu, dosen dan konsultan hukum Ethiopia; dan Selamawit Melaku, mahasiswa Universitas Arba Minch.

Peluncuran dan diskusi buku “Inspiring Ambassador, From Journalist and Writer to Diplomat”

Berbagai kegiatan diplomasi Indonesia di Ethiopia mendorong Sisay Sahlu menulis buku tentang Duta Besar Al Busyra Basnur. Sejak Maret 2019 sampai Desember 2024, KBRI Addis Ababa menyelenggarakan lebih 340 kegiatan dan menerbitkan 14 buku. Sementara bulan Januari 2025 ini akan diterbitkan lagi tiga buku baru.

Buku tersebut berisi kumpulan tulisan tokoh akademisi, pemuda dan profesional Indonesia dan Ethiopia tentang isu-isu penting yang menjadi perhatian masyarakat global.

“Sebagai wartawan, saya meliput hampir semua kegiatan Kedutaan Besar asing di Ethiopia. Namun, di Kedutaan Besar Indonesia di Addis Ababa, saya menemukan banyak hal baru dan cara komunikasi Duta Besar yang sama sekali tidak saya temui di kedutaan besar asing lain di Addis Ababa,” kata Sisay Sahlu dalam paparannya.

“Karena itulah saya harus menulis buku ini, untuk menambah wawasan dan meningkatkan pengetahuan kalangan pemerintah dan non-pemerintah, baik di Ethioipia maupun di luar Ethiopia” tambahnya.

Buku setebal 246 halaman itu terbit dalam dua bahasa yaitu Inggris dan Indonesia. (gk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *