Agama

Pelajaran Toleransi Dari Jamaah Masjid Baiturahman Ampalu Nagari Gantiang Mudiak Selatan Surantih

Painan,- Sebuah pelajaran indah tentang toleransi dipersembahkan oleh para jamaah Masjid Baiturahman Ampalu Nagari Gantiang Mudiak Selatan Surantih, Kecamatan Sutera, kepada masyarakat luas terutama yang memiliki perbedaan kilafiah dalam rakaat shalat tarweh.

Kenapa tidak.
Bayangkan, dalam sebuah masjid terdapat dua kelompok jamaah, yang satu kelompok jemaahnya dengan bilangan rakaat shalat tarweh delapan dan yang lain shalat tarweh dengan 20 rakaat. Meski berbeda satu sama lain mereka tetap hidup rukun damai, jauh dari permusuhan.

Lantas bagaimana cara mereka mensikapi perbedaan itu menjadi damai ?

Menurut Ketua Pengurus Masjid. Arpem Joni, pelaksanaan shalat tarweh tetap dilaksanakan pada masjid yang sama namun waktunya berbeda atau pelaksanaan shalat dibagi menjadi dua shif. Shif pertama dimulai pukul 20. WIB, sedangkan shif dua dimulai pukul 22.00 WIB.

Giliran shif pertama dan kedua dilakukan secara bergiliran setiap satu tahun.

“Pada tahun 2019 ini, shif pertama, giliran jamaah yang bilangan shalat tarwehnya sebanyak 8 rakaat,” kata Arpem Joni.

Sebaliknya pada tahun depan giliran jamaah shalat tarweh dengan bilangan 20 shalat pada shif pertama.

Bupati Pesisir Selatan, Sumatera Barat, H.Hendrajoni, mengaku salut dan bangga dengan sikap toleransi yang dipraktekkan jemaah masjid Baiturahman Kampung Ampalu Nagari Gantiang Mudiak Selatan Surantih, Kecamatan Sutera dalam mensikapi perbedaan kelafiah khususnya berkaitan dengan perbedaan jumlah rakaat shalat tarweh.

“Meskipun dalam sebuah masjid terdapat dua kelompok jemaah, satu kelompok jemaahnya shalat yarweh 8 rakaat dan yang lain shalat tarweh dengan 20 rakat. Tapi mereka tetap akur dan damai, ” kata bupati saat melakukan safari Ramadhan di masjid tersebut, Senin (20/5).

Menurut bupati, sikap toleransi yang dipraktikan masyarakat masyarakat Ampalu Nagari Gantiang Mudiak pantas menjadi contoh dalam mensikapi perbedaan dalam kehidupan sehari-hari.

“Walau berbeda berda kita tetap damai,”kata bupati.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *