Berita Daerah

Bengkelai RSUD Painan Bagi Bupati Hendrajoni “Bak Memakan Buah Simalakama”


Pilarbangsanews.com.Painan,-Ketua Fraksi PPP DPRD Pasisir Selatan, Marwan Anas mengatakan, persoalan pembangunan RSUD Dr Mohd Zein Painan di Bukit Taranak ibarat “memakan buah simalakama”, kalau dimakan Ayah mati jika tidak dimakan ibu mati.

“Jadi untuk itu masyarakat Pessel diminta harus bersabar, berikan waktu kepada Bupati Hendrajoni untuk  menuntaskannya. Jika semua persoalan tuntas saya yakin Bupati pasti tidak memiliki niat untuk mengulur ngulur waktu menyelesaikan pembangunan rumah sakit itu,” kata Marwan Anas menjawab Pilarbangsanews.com terkait dihentikannya  untuk sementara waktu pembangunan RSUD tersebut.

Menurut Marwan jika saat ini kita minta untuk menyelesaikan bengkalai RSUD itu, sama saja kita memaksa Bupati Hendrajoni membiarkan sebuah kekeliruan yang bisa jadi akan menyeret Bupati ikut bertanggung jawab dalam persoalan hukum.

“Seandainya anda pada posisi pak Bupati apa anda berani?,” kata Marwan menguji nyali pembuat berita ini yang dijawab dengan kata “tidak”.

Masih menurut Marwan, dia ingat betul ketika awal awalnya Hendrajoni baru dilantik sebagai Bupati Pesisir Selatan. 

“Bupati mendapat teguran  bahwa pembangunan RSUD tidak memiliki AMDAL, untuk melengkapinya dianggarkan dana Rp 600 juta,  setelah ditanya ke BAPEDAL propinsi apa bisa cepat pengurusan AMDAL, dijawab  BAPEDAL paling cepat setengah tahun ngurus AMDAL itu, bisa sampai satu tahun, dan disaat itu Bupati jadi kaget juga begitu lama ngurus AMDAL, dan ditanya lagi berapa total ngurus AMDAL semuanya, rupanya kisaran 1 M, dan dianggarkan lagi sebanyak itu. Saat tentang waktu  menunggu  pengurusan AMDAL ini, timbul persoalan persoalan  lain, diantaranya pemborong yang memasang jaringan tiang laba-laba. Rekanan kontraktor tidak melakukan tehnis sesuai dengan yang direkomendasikan oleh  yang punyak hak paten dan persoalan lainya,” ujar Marwan.

Kepada warga Pesisir Selatan yang dikampung maupun yang dirantau, Marwan Anas mengungkapkan itu semua agar bisa berfikir jernih dan mengetahui kenapa bangunan itu dihentikan sementara.

“Saya bela-belain bupati tidak, Bupati pasti  tetap berupaya untuk melanjutkan, apabila semua persoalan dituntaskan. Apalagi membangun rumah sakit tidak sama dengan membangun kantor, rumah sakit perlu dilengkapi dengan tempat pembuangan limbah. Ini tidak termasuk dalam item proyek,” tutur Marwan. (YY)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *