.

Takut Dengan Pistol Peganglah Pelatuknya

BATANG KAPEH, PILARBANGSANEWS.COM,– Judul di atas saya ambil dari sebuah filosofi Minang yang kalimatnya kira kira begini ” Takut Jo Badiah, Pai Kapangka Badia”

Takut Jo Badiah Pai Ka Pangka Badiah artinya takut dengan bedil ambillah posisi ke pangkal bedil..

Kita harus berada dipangkal bedil itu, berdiri didekat pelatuknya, jangan di mulut keluar peluru itu kita berdiri, jangan menjauh. Semakin menjauh semakin mudah musuh membidik kita.

Saya tidak belajar ilmu intelijen, sedekitpun saya tidak mengerti, tapi saya dengar dengar orang mengatakan, praktek sopinase itu haruslah berada dengan sumber yang akan diselidiki. Kita harus berada ditengah tengah mereka. Logis bukan?

Sebab kalau memata- matai itu jauh dari objek yang dimata-matai, kita tidak akan bakal dapat informasi yang akurat.

Begitu juga kalau kita menjauh dari pusat pemerintahan, mana mungkin kita bisa mempengaruhi kebajikan dari pemimpin itu.

Siapapun itu, bahkan anak kecil sekalipun jika tiap hari kita kritik dengan cara cara barat, cara-cara demokrasi yang diaktualisasikan oleh negara negara di barat, secara psikologis akan merusak kepribadian anak, anak yang selalu dikritik dapat membuat sianak selalu ragu ragu dalam bertindak tidak punya kepercayaan diri.

Kalau anda yang beragama Islam cara mengkritisi pemimpin kita dituntun oleh nabi Besar Muhammad SAW, bagaimana memberikan kritik yang baik dan bisa diterima oleh seorang pemimpin.

Ingat sekali lagi, tidak ada seorang pun di negara kita yang senang dikritisi kebijakannya, pasti daun telinganya akan memerah apabila kita mencoba mengkritik ditengah orang banyak.

Saya senang dikritik, kata seorang pemimpin. Itu hanya omong doank… Jangan percaya itu..

Kritik terbuka sama saja dengan mempermalukan seseorang, menelanjangi seseorang ditengah orang banyak.

Kembali kita pada judul tulisan ini “Takut Dengan Pistol Peganglah Pelatuknya”

Filosofi inilah mungkin yang dipakai dan diterapkan oleh Yusril Ihza Mahendra sehingga Partai yang dinahkodainya berdasarkan hasil rakornasnya mendukung Jokowi-Amin.

Berdosakah Yusril mendukung Jokowi-Amin, padahal dulu ada bebarapa orasi dari Yusril mengajak umat untuk tidak memilih pemimpin yang mengkriminalisasi ulama.

Ini politik. Segala cara bisa dilakukan, seorang politikus dia tak mengenal dosa dan sering “melupakan” ucapan yang terdahulu.

Dosa tinggal dosa, yang penting kalau takut badan ditembus peluru, maka secepatnya ambil keputusan untuk berada diposisi pelatuknya

Jika anda takut dengan seorang pemimpin akan mencelakai Agam, suku dan ras anda, segeralah bergabung bersama dia, jangan biarkan dia berada ditengah tengah orang yang menurut anda musuh anda.

(Yuharzi Yunus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *