Mentawai

MENTAWAI DIHOYAK GEMPA TIDAK BERPOTENSI TSUNAMI

Mentawai, Pilarbangsanews.com,–

Kepulauan Mentawai secara geografis berada diwilayah Samudera Hindia Pantai Barat Sumatera, kembali dihoyak gempa pada Kamis, 28 Februari 2019, pukul 21.18.53 WIB.

Hasil analisis BMKG, gempa tersebut gempa tektonik, informasi awal gempabumi berkekuatan M=5,1, namun selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M=4,9. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 2,16 LS dan 99,77 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 24 km arah tenggara Kota Tua Pejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Propinsi Sumatera Barat pada kedalaman 35 km.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempabumi ini termasuk dalam klasifikasi gempabumi dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia tepatnya di zona Megathrust yang merupakan zona subduksi lempeng yang berada di Samudera Hindia sebelah barat Sumatra. Konvergensi kedua lempeng tersebut membentuk zona subduksi yang menjadi salah satu kawasan sumber gempabumi yang sangat aktif di wilayah Sumatra. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dipicu oleh penyesaran naik (Thrust Fault).

Dampak gempabumi berdasarkan Peta Tingkat Guncangan (Shakemap BMKG) dan laporan masyarakat menunjukkan bahwa guncangan dirasakan di daerah Mentawai dan Painan dalam skala intensitas III-IV MMI, Padang dalam skala intensitas II-III MMI, Padang Panjang, Solok, dan Bukittinggi dalam skala intensitas II MMI. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami

Hingga pukul 21.45 WIB, Hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock). Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Tremor

Gempa tektonik yang terjadi di kepulauan Mentawai di Pessel terasa tremor dan sangat lemah, sehingga banyak warga yang tidak menyadari telah terjadi gempa dengan goyangan halus (RT)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *