Jokowi Takabur?
“Takabua” ini kata dalam bahasa Minang. Orang Minang mungkin tak ada yang tak tahu artinya, sebab sering dipakai dalam kehidupan sehari hari.
Awalnya kata Takabua ini akan saya ganti dengan bahasa Indonesia menjadi Terkabur. Sebab Takabua kalau kita cari asal katanya ada Kabua = Kabur = kurang bersih. Jika kata kabur ini dipakai untuk menyatakan kondisi sebuah gambar, maka artinya adalah gambarnya kurang bersih.
Awalan Ta dalam bahasa Minang bisa diganti dengan Ter. Dengan demikian kata Ta-kabua itu awalnya saya berfikir dapat di ganti dengan Ter-kabur.
Namun setelah saya lihat di google, Terkabur itu tidak sama dengan Takabur.
Lalu Takabua dalam bahasa Minang jika kata itu digantikan ke bahasa Indonesia akan menjadi kata Takabur.
Takabur menurut bahasa Indonesia artinya sombong atau membanggakan diri. Takabur menurut istilah adalah sikap berbangga diri dengan beranggapan bahwa hanya dirinyalah yang paling hebat dan benar dibanding orang lain.
Dalam debat capres ke dua beberapa waktu lalu masing masing calon mengemukakan kebolehannya. Dan memang salah satu maksud dari debat itu adalah para calon dapat mengeksplor kebernasan ide visi dan misi masing masing.
Dan dalam debat itu dihalalkan para calon berbanga-banga dengan keberhasilan.
Pak Jokowi bangga dengan keberhasilan mencegah kebakaran hutan dan lahan di beberapa daerah seperti di Riau.
E…., Sehari setelah capres 01 Jokowi berbangga-bangga dengan keberhasilan mencegah kebakaran hutan, tiba tiba kita disadarkan lewat pemberitaan ternyata ada kebakaran hutan di Riau.
Dikabarkan ada 3 Kabupeten di didaerah ini akibat kebakaran hutan dan lahan asap menjadi ancam serius di masing-masing kabupaten.
Itu artinya pak Jokowi ngomong telah Takabur…
Semasa saya kecil dulu, kata guru ngaji saya, kami dilarang Takabua, orang Takabua adalah orang orang yang sombong, orang yang tidak memiliki akhlak yang baik.
Salah satu tujuan diutusnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah untuk memperbaiki akhlak manusia. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang baik.” (HR. Ahmad 2/381. Syaikh Syu’aib Al Arnauth menyatakan bahwa hadits ini shahih)
Salah satu akhlak buruk yang harus dihindari oleh setiap muslim adalah sikap sombong dan takabur itu.
Betulkah pribadi Jokowi sombong, pribadi Prabowo baik atau sebaliknya? Anda tentu bisa menilai sendiri.
Kalau ditanya ke saya, saya mengatakan keduanya orang terbaik bangsa ini, lalu mereka terpaksa ngomong sombong karena kita sendiri melalui DPR membuat UU untuk dilaksanakan KPU mengaharus setiap capres uji debat pilpres dulu, untuk melihat visi dan misi mereka. Padahal kita semua sebanarnya sudah tahu kapabilitas masing masing.
Coba kalau tidak ada debat capres kemungkinan Jokowi tidak akan Takabur. Allahu’alam ( Yuharzi Yunus)
Catatan: Setiap ulasan atau artikel jadi tanggung jawab penulisnya.