.

Semalam di GBK Beralih Jadi GMB [Oleh ; Azwar Siregar]

~ ~

Pagi ini ada dua tulisan menarik yang saya baca. Satu, pujian maha-asyik dari Pak Dahlan Iskan kepada Pak Shamsi Ali. Imam Masjid sekaligus Islamic Center di New York, Amerika Serikat. Pak Dahlan menganggap Bang Shamsi adalah gambaran muslim moderat yang diterima semua kalangan di Amerika, bahkan oleh komunitas Yahudi setempat. Dua kali juga nama Bang Shamsi masuk sebagai salah satu dari 50 orang berpengaruh diluar politisi di New York. Hebat sappoku yang satu itu.

Kedua tulisan dari Bang Shamsi Ali sendiri. Beliau menceritakan alasan dari keputusan beliau yang sekarang beralih mendukung Pak Prabowo dan Sepupu Sandi. Padahal di 2014 beliau adalah loyalis Jokowi-JK. Inti keputusan beliau berpindah dukungan adalah murni karena akal sehat, tentu saja jadi menarik karena pandangan ini justru datang dari seorang tokoh yang dianggap perwakilan muslim moderat.
Ingat, pengakuan itu datang dari dunia internasional. Bukan dari Kolam.

Jadi seharusnya semua tuduhan kepada Pak Prabowo yang difitnah sebagai perwakilan kelompok radikal sudah gugur dengan sendirinya. Begitu juga dengan tudingan recehan dari manusia-manusia kardus bahwa Prabowo-Sandi memainkan politik identitas.

Lihatlah di Kampanye Akbar Prabowo-Sandi di GBK (Gelora Bung Karno) satu malam sampai pukul 10:00 WIB,, berubah jadi GMB ( Gelora Mas Bowo). Semua perwakilan umat datang, tentu saja kita tidak menghitung Kelompok Anti Pancasila serta Kelompok Anti Agama lainnya.
Kalau tidak salah dipanggung ada beberapa tokoh agama yang kalau dilihat dari pakaiannya adalah seorang Bikhu Buddha. Tentu saja bintangnya adalah Bang Natalius Pigai, ex Jokower, perwakilan Kristiani taat sekaligus mutiara akal sehat dari Papua.

Sebenarnya sejak dulu sudah berulangkali saya sampaikan, Prabowo adalah gambaran utuh dari konsep Bhinneka Tunggal Ika. Satu orang adik dan dua orang kakaknya adalah Kristiani dan Katholik yang taat. Almarhum Ibundanya yang berasal dari Minahasa juga seorang Kristiani yang taat sampai beliau menutup mata. Jadi bagaimana mungkin Pak Prabowo menjadi radikalis dalam beragama ?
Bagaimana mungkin juga Pak Prabowo dituduh akan mendirikan negara khilafah? Sungguh tuduhan yang lucu, ha..ha…ha…
Apalagi kalau mempertimbangkan jejak-rekam beliau yang puluhan tahun mengabdi kepada Negara sebagai tentara. Menyerahkan jiwa dan raga demi NKRI dan Pancasila. Sungguh tuduhan hina dari manusia-manusia gila.

Sudahlah, kalian yang masih membenci Pak Prabowo. Saya harap cukup merenung sesaat dan gunakan akal sehat.
Tujuan utama kita bernegara adalah keadilan dan kemakmuran Indonesia.
Tolong jangan sampai terjerat narasi-narasi sesat dari para politikus jahat.

Siapa selama ini yang paling sering mengkotak-kotakkan anak bangsa?
Partai apa yang paling korup dan mereka mendukung siapa?
Tutup mata sejenak, sudah berapa orang-orang di lingkaran satu inchi (pinjam istilah Lae Jansen) Jokowi yang ditangkap KPK.

Saya tidak bisa bayangkan, kalau misalnya Fadli Dzon atau Fahri Hamzah yang korup dan ditangkap KPK, siang-malam akan digoreng dan dijadikan peluru buat menghantam Pak Prabowo.
Tapi lihatlah, betapa santunnya oposisi yang cuma santai dan tetap mengajak adu gagasan demi masa depan negeri ini.

Sahabat, masih ada waktu sembilan hari untuk ikut Pak Shamsi Ali dan Bang Natalius Pigai. Lompat dan menyeberanglah ke Akal sehat demi masa depan Indonesia kita. Kalau partai-partai lama yang ada sudah membuatmu kecewa. Bergabunglah dengan Partai Tirik Yaluk, Komunitas Cinta yang bukan cuma melirik tapi selalu datang memeluk.

#SalamAkalSehat
#9HariMenujuAkalSehat
#TirikYaluk

Tulisan ini jadi tanggung jawab penulisnya…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *