Erman Tolantang

Umar Galie Marah, Kardus Suara Rusak (Episode 14)..

HIKAYAT
DODON TEA dan UMAR GALIE
Oleh Ermanto Tolantang (Komunitas Sansai Film, Padang, Indonesia)

Episode 1 s.d episode 13 klik disini;

Kesepakatan Damai Di Lepau Emak Iyai (Episode 13)

Episode (14)

Kardus Kotak Suara sudah Rusak

Pagi ini, ketika Dodon Tea dan Emak Iyai sedang bercengkrama dalam suasana damai menunggu pemilihan kepala kampung pada esok hari, tiba-tiba Umar Galie datang terburu-buru dan bergegas hendak mengantarkan dan menumpahkan segala kemarahan di lepau Emak Iyai. Mukanya memerah. Urat lehernya menegang. Daun telinganya tegak. Napasnya turun naik.

“Dodon, mana Udin Kardus? Tolong kau panggil Udin Kardus ke sini!” perintah Umar Galie dalam emosi.

“Umar, maksudmu pasti
Udin Kaleru,” timpal Dodon Tea.

“Ya pokoknya Si Udin. Ya Udin Kaleru maksudku,” jawab Umar Galie dengan hati dan pikiran yang masih dalam keadaan emosi.

Dodon Tea terpana menyaksikan Umar Galie. Emak Iyai mengajak Umar Galie untuk hidup dalam kesabaran.

“Umar, apa gerangan yang membuatmu emosi begitu. Emak mengingatkan bahwa emosi itu bisa menaikkan gula darahmu nanti. Kalau gula darahmu naik, nanti teh telur Emak yang akan diperkarakan binimu. Maka perbanyaklah sabar. Apapun peristiwa tentang pemilihan kepala kampung kita ini, mari kita hadapi saja dengan kesabaran,” ajak Emak Iyai.

Setelah mendengar saran Emak Iyai, luluh jugalah emosi Umar Galie seakan tunduk pada petuah-petuah Emak Iyai yang selalu mangkus itu.

“Emak dan Dodon, masih ingatkan Udin Kaleru dengan keras kepala menyatakan bahwa kotak suara dari kardus itu pasti akan aman untuk pemilihan kepala kampung kita. Bahkan, Udin Kaleru juga berani memastikan bahwa bulan April ini adalah musim kemarau? Kenyataannya, hujan lebat tadi malam telah merusakkan semua kotak suara itu. Aku sudah pusing bagaimana caranya untuk melaksanakan pemilihan kepala kampung hari esok. Ataukah Udin Kaleru memang sengaja memilih bahan kardus agar mudah berbuat curang? ,” tanya Umar Galie.

“Umar maklumi saja namanya. Ramalan Udin Kaleru ya pastilah akan keleru,” bujuk Emak Iyai. Muka Dodon Tea sedikit memerah karena Emak menyindir kawan karib satu pilihan politik dengannya yakni Udin Kaleru.

“Esok adalah hari pelaksanaan pemilihan kepala kampung kita. Untuk itu, mari kita banyak bersabar. Udin Kaleru sudah terlanjur pongah untuk menentang kuasa Allah hanya untuk membela kotak suara dari kardus itu. Emak melihat di berita-berita daring bahwa negeri jiran mengaku heran dan ragu dengan penggunaan kotak suara dari kardus itu untuk penegakkan demokrasi di kampung kita,” ujar Emak Iyai menumpahkan segala rasa dan pikiran yang iya tumpukkan beberapa minggu belakangan ini.

Kini, Umar Galie merasa tenang. Dodon Tea termenung dan merenung setelah mendengarkan pandangan Emak Iyai.

Tunggu espisode 15…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *