Bersama Senator Jakarta Uni Fahira Idris di Lepau Mak Gambuang
Batang Kapeh, Pilarbangsanews.com, —
Sejak Bupati Pesisir Selatan, Sumbar, AKBP (Purn) Hendrajoni SH MH, sering berkunjung tak merasa gengsi maota lamak di Lepau Mak Gambuang. Kini Lepau Mak Gambuang semakin bertambah semarak. Sudah banyak orang orang besar di tingkat provinsi dan nasional datang berkunjung sekedar ikut dalam ota lamak Tam Arang cs.
Subuh hari Selasa kemarin yang datang Sekjen DPD RI, Dr Reydonnyzar Moenek, M.Devt.M, pada Subuh hari ini, yang datang seorang wanita hebat. Hj. Fahira Idris SE MH. Beliau senator dari wilayah pemilihan DKI. Namanya cukup merakyat dan harum di Jakarta. Sebelum terjun kedunia politik istri Aldwin Rahadian ini adalah pendiri LSM Bang Japar. Sebuah LSM yang memberikan bantuan hukum kepada warga yang membutuhkan pendampingan hukum.
Semasa remaja Uni Fahira, tak tertarik dengan urusan politik. “Cukuplah ayah saja yang berkecimpung dalam dunia politik ” kata sang Ayah Fahmi Idris satu kali. Ayah Uni Fahira seorang politikus senior di Golkar. Makanya Uni Fahira kuliah mengambil jurusan ekonomi dan mendapat gelar Sarjana Ekonomi.
Disaat kuliah Uni Fahira, sudah mulai berusaha dibidang bisnis parsel sampai pada akhirnya memimpin bebarapa perusahaan. Tapi nampaknya pepatah “air cucuran atap jatuh ke pelimbahan juga” ini berlaku pada diri Fahira. Jadilah Fahira saat ini terjun ke dunia politik non partai. Dia pertama kali terpilih sebagai anggota DPD-RI pada Pemilu 2015, pada pemilu 2019 dia kembali terpilih dengan perolehan 581,108 suara.
Pagi ini Uni Fahira, begitu namanya bila disapa, memenuhi undangan Utiah Kapeh cs maota lamak di Lapau Mak Ganbuang. Seperti halnya Sekjen DPR-RI Donny Moenek, undangan Utiah Kapeh kepada Uni Fahira, disampaikan lewat SMS we-a oleh pak YY (penulis cerita setengah fiksi ini). SMS undangan itu direspon cepat dan Uni Fahira menyatakan siap hadir di Lepau Mak Ganbuang.
Beliau hadir bukan karena ingin ikut kontestasi pada pemilukada Gubenur Sumbar pada tahun depan. Tapi hanya sekedar memenuhi undangan dari Tam Arang cs.
Kalau di Jakarta, ketika menemui konstituennya Uni Fahira jarang membawa suami, tapi ke kampung Tam Arang dan Utiah Kapeh, ibu dua anak penggiat anti minuman keras ini, didampingi suaminya. Sebab di Lepau Mak Ganbuang atau di Nagari Tam Arang ini, tidak pernah ada seorangpun wanita yang duduk di Lepau pada pagi hari. Warung kopi atau Lepau kopi diperuntukkan hanya bagi lelaki pelapau saja.
Walupun begitu kehadiran atau kedatangan Uni Fahira di Lepau Mak Gambuang pagi ini, tidak pula melanggar etika. Sebab beliau hadir tidak semata untuk minum kopi, tapi kehadirannya atas undangan sebagai nara sumber dalam acara ota Lamak sambil minum kopi pagi di Lepau Mak Ganbuang.
“Wow enak banget ya kopi Mak Ganbuang. Baru kali ini ambo minum kopi tanpa dicampur gula tapi rasanya tetap manis kayak dikasih gula selayang (sedikit),” kata Uni Fahira mengomentari rasa kopi Mak Ganbuang.
Mak Gambuang sendiri nampak masih berada di dapur, wanita yang terkenal elok baso ini, masih sibuk membuat Palai Bada sebagai oleh oleh buah tangan yang akan dibawa ke Jakarta. Mak Gambuang membuat Palai Bada karena dia tahu bahwa ayah Fahira Engku Fahmi Idris pasti sudah lama tak mencicipi Palai Bada. Dengan di kirim Palai Bada, dapat membangkitkan selera makan sesepuh urang awak yang pernah menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dalam Kabinet Reformasi Pembangunan. Serta Menteri Perindustrian dan Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi pada Kabinet Indonesia Bersatu.
“Pak Utiah, isu apa yang akan dibahas pagi ini, pak Utiah?” tanya Uni Fahira.
“Kabarnya iuran BPJS Kesehatan di negara uni, naik 2 kali lipat, kapan diberlakukan?” tanya Tam Arang.
“Benar BPJS di negara kami naik. Dan kenaikan itu mencakup peserta yang menggunakan fasilitas kesehatan (faskes) kelas III, faskes kelas I dan II semakin dekat. Kenaikan mulai diterapkan awal Januari 2020. Kini tinggal menunggu peraturan presiden (Perpres) sebagai payung hukum,” kata Uni Fahira.
“Terus apa komentar rakyat, apakah bisa rakyat merima kebijakan itu?”
“Kalau dibilang bisa, pastilah akan muncul berbagai narasi penolakan. Tapi kita mau bilang apa. Suka tidak suka harus diterima. Sebab kalau tidak dinaikkan BPJS tak bisa membiayai pesertanya ” jawab Fahira.
Kenapa sampai dinaikan iuran BPJS itu uni?
“BPJS Kesehatan terus mengalami defisit anggaran. Di tahun ini defisitnya diproyeksikan bisa mencapai Rp 32 triliun.Oleh karenanya, pemerintah berencana menaikkan iuran BPJS Kesehatan untuk menyelesaikan masalah defisit tersebut. Pasalnya jika tidak dinaikkan maka BPJS Kesehatan bisa bangkrut,” kata Uni Fahira.
“BPJS kami disini malah beruntung, uni, ” kata Utiah Kapeh.
“Lha kok bisa? ”
“Warga kami disini jarang sakit, rumah sakit yang ada lengang tak ber pasien. Warga kami paling sakitnya demam flu dan pilek saja. Itupun penyembuhannya tidak ke puskesmas atau ke Rumah Sakit .” tambah Utiah Kapeh menjelaskan.
“Lha kok bisa ya?” tanya Uni Fahira heran dan semakin ingin tahu sebab kenapa warga di kampung Tam Arang jarang menderita sakit.
“Warga kami disini suka bersedekah, Misalnya kalau dapat gaji 100.000/hari, selain mereka keluarkn zakat 2,5%, separuh dari sisanya diserahkan kepada orang yang lebih sedikit gajinya, ” kata Utiah Kapeh.
“Hanya dengan banyak bersedekah, seseorang bisa terhidar dari penyakit? ” tanya Uni Fahira.
“Betul Uni, dengan banyak bersedekah, hidup menjadi tenang. Dengan ketenangan kita lebih pandai bersyukur. Semakin banyak bersyukur hati semakin lapang tanpa beban. Dan Allah menambah nikmatNya kepada umatNya yang pandai bersyukur, ” kata Tam Arang.
Kemudian lagi, sambung Labai Litak, warga kami patuh patuh, jarang memprotes atau mengkritisi kebijakan pemerintah. Aksi demo tak pernah terjadi. Dalam hal pelaksaan pembangunan, proyek yang dikerjakan benar benar yang dibutuhkan oleh masyarakat. Orientasi pembangunan yang dilaksanakan pemimpin kami bukan untuk sebuah legacy.
“Berbeda ya dengan yang kami alami? ” kata Ini Fahira.
“Memang berbeda banget uni, dan untuk uni ketahui kami mamang suka nongkrong di Lepau Lepau, tapi begitu jam menunjukkan pukul 6:59 semua bapak bapak tidak ada lagi yang nongkrong di kedai kedai kopi. Semuanya bekerja seusai dengan profesi masing-masing,” kata Mas Tartok menyela.
Sato ambo ciek lai yo uni, kata Labai Litak menyela, kalau uni ingin pemimpin di negara uni baik, perbaiki dulu masing masing individu rakyat. Mulai dari diri, keluarga dan masyarakat.
“Jika rakyat uni telah baik, maka uni pasti akan mendapat pemimpin yang baik pula, ” kata angku Labai Litak sembil mensitir sebuah pendapat seorang ulama yang mengatakan;
Allah Subhanahu wa ta’ala yang maha bijaksana akan memberikan pemimpin pada suatu kaum sesuai dengan amal-amal yang dikerjakannya. Jika amal mereka buruk, maka pemimpinnya pun akan buruk. Dan jika amal mereka baik, maka pemimpinnya pun akan baik. (Syarh Riyadh Al-Shalihin, Syaikh Muhammad bin Shaleh Al Utsaimin).
“Tadinya ambo berpikir, ambo akan menjadi nara sumber dalam ota lamak ini, e tau taunya ambo malah yang diingatin kembali, makasih yo bapak bapak,” kata Uni Fahira mengakhiri perbincangan pagi di Lepau Mak Ganbuang. Bersama suaminya Uni mohon pamit untuk kembali ke Jakarta membawa oleh oleh yang dibuatkan Mak Ganbuang berupa palai bada.(****)
Baca juga ;
Dr Reydonnyzar Moenek Punya Peluang Besar Jadi Gubernur Sumbar