Dengan Sepatu Hak Tinggi Tertatih-tatih, Lisda Menyilau Kondisi Warga
Painan, Pilarbangsanews.com,– sepatu hak tinggi mungkin jarang dan tak pernah lepas dari kaki wanita mantan awak kabin pesawat GIA ini bila sedang bepergian. Sehingga ketika jadi istri bupati Pessel apalagi setelah jadi anggota DPR-RI pun sering tampil mengenakan sepatu hak tinggi itu.
Pemandangan tentang sepatu hak tinggi itu dapat dilihat seperti didalam foto diatas, ketika Hj. Lisda Hendrajoni, mengunjungi warga masyarakat di Bayang Pesisir Selatan yang tengah dilanda duka.
Jalan ke rumah warga itu tidak datar, melewati jalan setapak disebalah kanan kiri jalan adalah lahan pertanian.
Kondisi jalan inilah yang membuat Bunda Lisda begitu dia sering disapa warga, kelihatan tertatih-tatih saat melintas menjejakkan kakinya mengunjungi warga.
“Tertatih-tatih bana indak lo doh, hanyo sakali sakali sajo kalau jalan itu ndak data, ” kata seorang yang mendampingi Hj Lisda dalam bahasa daerah yang artinya “tertatih-tatih tidak juga, hanya sekali sekali jika lewat jalan yang tak datar”.
Hampir seharian pada Sabtu (29/2) Hj. Lisda Hendrajoni, yang juga anggota Komisi VIII DPR RI, masuk kampung keluar kampung dan dari pintu ke pintu rumah warga menziarahi mereka yang sedang dilanda duka.
Dari catatan penulis pada hari itu, ada empat titik yang menjadi sasaran kunjungan Srikandi Partai Nasdem ini. Keempat tersebut, Nenek Sarimat 72th, warga Tanjung Saba Nagari Gurun Panjang Selatan, Mak Junah, 89 th di Gurun Panjang, dan Reni Yulianti yang rumahnya terbakar di Kampung Rumah Panjang Nagari Koto Berapak, di Kecamatan Bayang.
Terakhir kunjungan Hj Lisda menjenguk Ramli 48 th yang menderita sakit diabetes di Kampung Laban Nagari Salido Kecamatan IV Jurai.
Bila ditelusuri aktifitas Hj Lisda menjenguk warga bukan hanya pada hari Sabtu (29/2) itu saja, akan tetapi kegiatan ini rutin dilakukannya saat dirinya melakukan kunjungan kerja ke kecamatan dan nagari yang ada di Pesisir Selatan.
Setiap kunjungan Hj.Lisda Hendrajoni, disambut hangat baik oleh si sakit maupun keluarganya. Kedatangannya bagaikan sitawa sidingin, dan mampu menawar luka yang mendera warga.
Meskipun jumlah bantuan yang diberikan tidak terlalu besar namun doa, rasa empati, sapaan di setiap kunjungan istri Bupati Hendrajoni ini, jauh lebih besar dibanding materi.
Memang disetiap kunjungannya Hj Lisda selalu mendoakan warga yang sakit agar cepat sehat dan tak lupa pula berpesan agar selalu memelihara shalat dan berzikir.
Doa dan kata kata nasihat beliau biasanya disampaikan sambil berbesik memeluk Si sakit. Tak ubahnya bagaikan pelukan seorang anak kepada ibunya.
” Kami tidak menduga sama sekali Ibu Lisda akan datang membezuk,” kata salah seorang keluarga nenek Sarimat kepada penulis.
Sementara itu, dalam kunjungannya ke rumah mak Junah, Hj.Lisda, memberikan bantuan kursi roda. Maklum sejak dua bulan lalu nenek berumur 89 th tidak bisa lagi berjalan gara terjatuh saat bejalan di rumahnya.
Kemudian kunjungan warga dilanjutkan ke Kampung Rumah Panjang Nagari Koto Berapak, guna mengunjungi Reni Yulianti yang rumahnya terbakar siang itu.
Kedatangan Hj Lisda Hendrajoni, bagi Reni Yulianti, bagaikan sitawa sidingin. Meskipun di wajahnya masih berbekas duka, namun Reni mengaku kesedihannya seakan akan hilang tiba tiba ketika bertemu dengan Istri
Bupati Hendrajoni.
” Alhamdulillah kunjungan ibu Lisda mampu mengobati hati kami sekeluarga. Terima kasih buk, ” kata Reni.
Dalam kesempatan buk Lisda memberikan bantuan uang duka dan berjanji akan merehab rumahnya yang terbakar dengan mamanfaatkan dana BAZ Nas.
Di Kecamatan IV Jurai Hj.Lisda, menjenguk Ramli 48th. Ramli sehak beberapa tahun menderita diabetes.
Sementara itu, Lisda Hendrajoni mengemukakan kunjungannya menjenguk saudara yang sedang berduka adalah hal biasa dilakukan selaku umat manusia.
“Mengunjungi saudara yang sakit atau dilanda musibah adalah anjuran agama kita,” kata Hj Lisda.
Selain itu, melalui kunjungan kepada mereka kita dapat mempererat silaturahmi serta menerima informasi dan keluhan warga.***