.

Jalan Berlumpur ke Mudiak Coran, Nasib Sendu Dusun di Tepi Rimba…

Limapuluh Kota, PilarbangsaNews

Tawa riang anak-anak berseragam putih dan merah hati ayam itu selalu bergema pagi hari di sepanjang jalan yang mereka lalui. Meski sepatu yang mereka pakai mulai berlepotan tanah merah.Tapi, yang namanya anak-anak usia Sekokah Dasar ini belum begitu mengerti dan membiarkan sepatu mereka berlepotan lumpur.

Dan ketika pulang dari sekokah yang jaraknya dari rumah mereka masing-masing, 2- 4 km, seragam yang mereka pakai pun sudah kotor karena bermandikan keringat.

Itulah sepintas sketsa derita anak bangsa yang mendiami sebuah dusun di tepi rimba, yang bernama Mudiak Coran, Nagari Sitanang, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Limapuluh Kota.

Dalam percakapan dengan wartawan PilarbangsaNews Rabu (5/6), Zainal Arifin Chaniago (28) anak muda yang berasal Mudiak Coran ini, selalu gigih mengupdate kondisi kampungnya di media sosial.

“Mudiak Coran, Jorong Sungai Ipuh, Nagari Sitanang, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Lima Puluh Kota memang jauh ketinggalannya dari daerah lain. Kami atas nama masyarakat di dusun ini berharap kepada bapak dan ibuk anggota dewan Kabupaten Lima Puluh Kota dan anggota dewan Provinsi Sumatera Barat untuk membangun kampung kami. Iba kita kepada anak sekolah tiap hari menempuh jalan berlumpur ke sekolah. Saya salut dan bangga terhadap anak sekolah. Walaupun jalan seperti ini tetap bersemangat,” begitu kata pemuda tamatan Politani Payakumbuh tersebut.

Panjang jalan ke Mudiak Coran dari pertigaan Sei Ipuah sepanjang 4 km, dua kilometer kondisinya amat parah, apalagi ketika musim hujan. “Ruas jalan itu sudah layak ditanami padi,” kata Zainal setengah bercanda.

“Selama ini, dusun kami belum pernah mencicipi kue pembangunan dari pemerintah. Anak-anak sekolah dasar berjalan kaki ke sekolah yang jarak tempuhnya paling jauh 4 km. Lokasi sekolahnya di Sei Ipuah. Titik air mata ini menengok generasi penerus itu berjakan kaki pulang pergi menuntut ilmu,” ujar Zainal.

Di Dusun Mudiak Coran terdapat 30 Kepala Keluarga. Kehidupan mereka bertani dan mencari kayu bakar ke rimba. Potensi pertanian pada kawasan ini terdapat sejumlah komoditi, seperti karet, coklat, manggis, dan durian.

“Yang kami butuhkan sekali adalah perbaikan jalan sepanjang 4 km itu. Apa itu pengerasan saja dulu juga tak apa sebelum diaspal,” pinta Zainal.

Anak muda ini mengaku merasa kecewa dengan anggota dewan Limapuluh Kota, yang dalam dua hingga tiga pemilu terakhir ini banyak yang berasal dari Kecamatan Lareh Sago Halaban ini, tapi tak seorangpun yang mengarahkan dana pokirnya untuk perbaikan ruas jalan ke Mudiak Coran ini. Padahal ketika masa kampanye, bapak- bapak yang terhormat itu minta-minta suara kepada kami,” sebut Zainal.

Kata Zainal, untuk komunikasi telepon seluler jaringan di Mudiak Coran tidak optimal. Perlu dibangun tower telekomunikasi di Sei Ipuah ini. “Kita minta perhatian operator seluler untuk hal ini,” harap Zainal. (wba).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *