.Pessel

Catatan Ringan Dari Rusunawa Painan (8) : Kata Si Mak Itam; Angku Berbulan Madu Ya..!

Rusunawa Painan, PilarbangsaNews, — Tak terasa, telah 9 hari 9 malam saya bersama si bebebberbulan madu” di Rusunawa Painan. Istilah Balun Madu ini diberikan oleh Mak Itam di Batang Kapeh untuk saya dan istri yang sedang diisolasi akibat si Covid-19. Mak Itam itu, dia adalah cucu saya. Papa dari Mak Itam adalah Almarhum Muis Dt Gadang ponakan saya.

Si Mak Itam seorang mantan yang pernah jadi pengusaha truk angkutan yang sukses di Jakarta. Pada pilkada Pessel tahun ini  sepertinya dia dengan  suka hati menjadi relawan atau mungkin Tim Ses (tim sukses) pendukung pasangan Nomor 1 Handrajoni-Hamdanus dalam perhelatan akbar Pemilukada di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar.

Mak Itam fotonya di sebelah kiri

Dari Rusunawa Painan, angku ( angku itu saya maksudnya adalah sapaan  pada seorng yang sama tingkat nya dengan  kakek, Mak hitam dia manggil saya degan sapaan Angku itu). Saya mengucapkan selamat untuk Mak Itam di Koto Tuo Batang Kapeh, In Sha Allah pasti cucu saya ini sukses memenangkan Handrajoni-Hamdanus untuk wilayah Batang Kapeh bahagian Hilie nya. Sabab  di Kecamatan Batang Kapeh itu ada  3 Nagari lama, IV Koto Mudiak, IV Koto Hilie dan Nagari Taluk.

Kita cukupkan cerita terkait profil singkat  Mak Itam. Saya kembali ingin maota (bercerita) tetapi topiknya yang berkaitan dengan profil Rusunawa.

Bisa jadi ada diantara pembaca, yang belum tahu bahwa Rusunawa  yang  terletak di Painan Selatan, persisnya  lokasi dimana. Kemudian bagaimana  gaya kontruksi bangunannya dan apa saja fasilitas yang ada di Rusunawa Painan  itu.

Nah baiklah…, Rusunawa ini adalah akronim/singkatan dari Rumah Susun Sewa. Sesuai namanya bangunan  Rusunawa yang ada di Painan, berlantai 3, satu lantai dasar dan 2 lantai ditingkat atas. Rusunawa ini terletak tidak jauh dari jembatan Pincuran Boga, arah kanan kalau kita datang dari Padang, jalan ke Pasie (Muaro) Painan.

Jumlah Rumah di Rusunawa ini, pastinya belum saya dapatkan informasi, tapi menurut perkiraan saya setidaknya ada sebanyak 213 unit Rumah didalamnya.

Saya sebut rumah di Rusunawa ini kerena setiap rumah itu ada ruangan tamu, ada kamar dan ada fasiltas dapur.

Ini ruang tamu
Ini kamar. Ruang yang satu lagi bisa digunakan sebagai tempat tidur, seprti foto diatas. Si bebeb kamarnya sebelah kiri saya sebelah kanan. Masih dalam satu rumah.
Ini fasiltas di kamar mandi, serasa nginap dihotel berbintang 3
Foto lorong lantai 2..
Balkon lantai 2

Saya tidak tahu apakah mubiler seperti tempat tidur yang ada dan kini kami manfaat ini sudah tersedia sebelumnya atau baru dilengkapi sejak Rusunawa ini digunakan sebagai tempat isolasi pasien Covid-19.

Rusunawa ini, dipagari dengan seng. Tujuannya agar aktifitas di dalam  pekarangan Rusunawa tak kelihatan dari luar. Pemagaran dengan seng ini dilakukan sejak fasiltas Rusunawa ini digunakan  sebagai tempat karantina bagi pasien terpapar Covid-19.

Didekat pintu masuk pekarangan Rusunawa, ada kemah. Kemah itu ditungguin oleh personil Polisi PP ( Pamong Praja). Pak polPP inilah yang menjaga keamanan dan kedisiplinan warga pasien COVID-19. Malam hari keamanan dan penjagaan diarahkan kepada personil Damkar (pemadam kebakaran).

Boleh kelurga pasien datang membezuk?.

Jawbanya tidak boleh, yang boleh hanya mengantar ransum kalau ada, tapi itupun harus diserahkan kepada pak PolPP. Pak pol PPlah yang akan memberikan kepada si pasien dengan tetap menjaga jarak tentunya.

Dan peraturan yang ketat ini diberlakukan pada siapa saja, tanpa pandang bulu.

Contoh seperti hari Rabu kemarin, salah sorang anak saya datang ke Rusunawa mengantarkan buah. Namun hanya diperbolehkan dengan jarak tertentu, bawaan anak saya itu tidak langsung saya terima dari tangannya tapi diletakkan diatas lantai teras Rusunawa.

Sebenarnya saya tak ingin menyebutkan siapa anak saya yang datang itu, dari pada membuat membaca penasaran saya sebutkan saja namanya, izinkan ya! Dia adalah Hamdanus S Fil. I , MS, I, dan beliau kebetulan Cawabub Pesisir Selatan nomor urut 1 berpasangan dengan Handrajoni.

“Biarlah ustadz tak datang, nanti terpapar pula ustadz, ” kata saya melarang cawabup datang membesuk saya.

“In sha Allah ndak apa apa doh yah, kito jago jarak, ” Ungkapnya.

” Kalau begitu okey lah, Ayah turun kebawah…., ” kata saya bergegas menemui pak Wabup Pesisir Selatan ini. In sha Allah..

ooOoo

Bagi Pemkab Pesisir Selatan yang menggunakan  Rusunawa ini sabagai tempat karantina, bukannya tak pernah menerima protes. Tapi Pernah mendapat tantangan dari masyarakat setempet.

Masyarakat pada waktu itu menganggap bahwa jika Rusunawa ini dijadikan sebagai tempat isolasi akan dapat menularkan Covid 19 kepada mereka, apalagi Rusunawa ini terletak dalam wilayah pemukiman penduduk dan disebelahnya ada satu unit bangunan SD.

Tapi pada akhirnya masyarakat setempat memahami dan dapat menerima rencana pemkab memanfaatkan Rusunawa Painan dan sampai sekarang jadilah Rusunawa ini sebagai tempatnya isolasi bagi pasien Covid-19 penderita sedang atau OTG.

Kemudian…, lokasi Rusunawa Painan ini dulunya adalah perumahan Pemda Pesisir Selatan. Perumahan ini dulu dihuni oleh para kabag atau pegawai Pamkab yang memegang essellon III ke atas, tinggal diperumahan ini.

Rusunawa di Painan dibangun sejak Bupati Pesisir Selatan dijabat oleh Handrajoni Dt Bandobasau.

Karena namanya Rusunawa (Rumah Susun Sewa) memang ini semula direncanakan untuk disewakan sebagai penambah nambah PAD (Pendapatan Asli Daerah) Pesisir Selatan, sekaligus solusi dalam rangka menyediakan fasilitas perumahan bagi warga kota kecil Painan. Tapi rupanya sebelum RUSUNAWA ini ada yang menyewa, terjadi pandemi COVID-19, MAKA Rusunawa berubah fungsi sabagai tempat isolasi.

Kembali kepada apa yang dikatakan Mak Itam diatas, saya berbulan Madu dengan anduangnya (neneknya), mksudnya istri saya.

Hal itu adalah tepat sekali, memang kami sedang berbulan Madu diusia sanja memanfaat fasilitas Rusunawa dari uang negara, tersebab si Covid-19. Dulu dimasa muda istilah bulan madu ini sudah ada, tapi kami saya dan si bebeb bulan madunya tak kemana-mana cukup di rumah saja, keseruannya memang berbeda mungkin? Tapi kenikmatannya tetap tak berubah, tooooooo…. Heheheheheh…

Bersambung………

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *