Catatan Perjalanan Umroh

Ziarah ke Jabal Rahmah…! (Bag;34)

Yang belum baca bagian 33 klik link dibawah ini;

Sholat di Hijir Ismail Sama Nilainya Dengan Sholat didalam Ka’bah (33)

Batang Kapeh, PilarbangsaNews, —

Hari ini hari Minggu (8/12/2019) pagi sekitar pukul 7:30 Waktu Mekkah, sehabis sarapan pagi mutawif kami, ustadz Syamsudin dari Mandura itu mengumumkan kegiatan hari ini adalah ziarah ke tempat-tempat bersejarah.

Para jemaah langsung bersiap-siap, setelah semuanya dandan. Jemaah berkumpul dibawah, di lobby  Majesty Hotel menungu bus yang akan membawa kami berziarah.

Sekitar seperempat jam menunggu, kemudian datang sebuah bus dan menepi parkir dan kami para jemaah naik keatas bus itu.

Pak sopir mengaku berasal dari Jawa. Saya lupa menanyakan nama mas sopir. Kata mas sopir dia telah lebih 2 tahun bekerja membawa bus di kota Mekkah.

Gaji sopir disana lumayan dibanding dengan di Tanah Air, tapi yang tak tahannya, di Arab Saudi, Polisi Lalulintas  suka nilang-nilang. Dan kalau kita sudah dikatakan  salah jangan sekali-kali ngajukan protes atau pembelaan diri, jika masih ngotot tilang pun akan bertambah nominalnya.

Bayar tilang itulah membuat pendapatan menurun  kata mas sopir.

Untuk menambah pendapat Mas sopir menyediakan minyak Onta. Saya ikut membeli sebotol tapi harga nya saya lupa karena peristiwanya sudah hampir setahun berlalu.

Didalam bus, saya duduk di bangku barisan ke dua bersama pak Amirudin Dt Rajo Intan. Papi doli bersama mamanya. Om Porzil bersama istrinya Dety. Begitu juga yang lain. Setelah semuanya sudah duduk mobil bergerak menuju lokasi ziarah kami.

Lokasi pertama yang dikunjungi, Jabal Rahmah,  merupakan bukit batu yang terletak sekitar  25 kilometer sebelah tenggara Kota Makkah. Jabal Rahmah berada di selatan Padang Arafah, tempat jamaah haji berwukuf tanggal 9 Dzulhijah.

Saya and may wife

Jabal dalam bahasa Arab berarti gunung atau bukit. Sedangkan, rahmah berarti kasih sayang. Bukit ini disebut kasih sayang karena di sanalah pertemuan Nabi Adam dan Hawa ketika diturunkan ke bumi secara terpisah. Kedua suami istri tersebut dipertemukan dan akhirnya bisa kembali merajut kasih sayang mereka.

Dikutip dari media ihram.co.id, pemerintah Arab Saudi membangun sebuah tugu yang terbuat dari beton persegi empat dengan lebar 1,8 meter dan tingginya 8 meter. Tempat tugu tersebut dibangun dipercaya sebagai titik bertemunya Adam dan Hawa.

Jabal Rahmah hanya sebuah bukit kecil dengan ketinggian 70 meter. Bukit ini bisa didaki dengan melewati sekitar 160-an anak tangga. Mendaki Jabal Rahmah dari dasar hingga mencapai tugu Adam dan Hawa biasanya hanya menghabiskan waktu sekitar 15 menit saja. Dari puncak Jabal Rahmah, pemandangan Padang Arafah dapat terlihat jelas. Pegunungan tandus serta kemah-kemah jamaah haji yang berwukuf di sana.

Saya dan may wife tidak sampai ke puncak, kami dibawah saja. Hanya naik bebepa anak tangga. Papi Doli karena  masih muda dan kuat dia sampai ke puncak.

Papi Doly di puncak Jabal Rahmah

Tapi saya tidak bertanya apa do’a papi Doli setelah sampai di puncak pada titik pertemuan nenek moyong manusia itu. Apakah papi doli berdoa agar mendapatkan jodoh yang setia yang dapat membuat hatinya selalu bahagia dan dapat menunaikan ibadah berbuat amal sholeh semaksimalnya? Mungkin begitu..

Foto dari Mama anak anak saya

Jabal Rahmah, di musim haji maupun tidak, tetap dipadati pengunjung. Ketika musim haji, mereka yang wukuf di Padang Arafah banyak yang memadati bukit ini. Sedangkan di luar musim haji, kebanyakan datang berziarah dan napak tilas pertemuan sepasang nenek moyang manusia itu.

Banyak yang percaya, berdoa agar dilancarkan jodoh sangat tepat dibacakan di Bukit Kasih Sayang tersebut. Ada juga yang berdoa agar dikekalkan jodoh bersama pasangannya, sebagaimana cinta antara Adam dan Hawa.

Media media ihram.co.id, memaparkan,
Jabal Rahmah juga menjadi tempat bersejarah turunnya wahyu terakhir ketika Rasulullah SAW menunaikan Haji Wada’ (haji terakhir).

Dalam sebagian riwayat disebutkan, surat al-Maidah ayat 3 diturunkan di Jabal Rahmah ketika Rasulullah SAW berkhutbah Arafah. Ayat tersebut berbunyi, “Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” 

Selain surah al-Maidah ayat 3 ini, terdapat pula riwayat lain tentang ayat yang terakhir turun yang menurut perhitungan Manna Khalil al-Qattan tidak kurang dari delapan pendapat, yaitu al-Baqarah: 278, al-Baqarah: 281, al-Baqarah: 282, an-Nisa’: 176, at-Taubah: 128-129, ali Imran: 195, an- Nisa’: 93, dan An-Nashr: 1-3.

Pemerintah Arab Saudi sering mengeluarkan larangan untuk menaiki Jabal Rahmah. Alasannya adalah aspek keselamatan karena mendaki Jabal Rahmah melewati medan yang terjal dan berbatu. Mendaki Jabal Rahmah juga tidak menjadi syarat maupun rukun wukuf bagi jamaah haji. Tidak ada sunah yang mengkhususkan berwukuf di Jabal Rahmah. Pemerintah Saudi juga ingin mematahkan kepercayan masyarakat yang meletakkan nama-nama sebagai jimat di Jabal Rahmah.

Di tugu dan sekitar Jabal Rahmah banyak ditemui coretan-coretan dan tulisan-tulisan dari kertas kecil. Pada kertas tersebut tertulis nama-nama. Ada coretan dari huruf latin maupun huruf Arab. Banyak pula nama-nama khas Indonesia yang beberapa di antaranya bergambar hati.

Mereka yang meletakkan kertas tersebut percaya, jika menuliskan namanya beserta pasangannya, maka mereka akan dikekalkan cintanya seperti Adam dan Hawa. Mitos inilah yang menjadikan Jabal Rahmah kotor dengan sampah kertas dan coretan-coretan.

Ada pula para pengunjung Jabal Rahmah yang berdoa sambil memegang tugu atau menciumnya. Akibat berdesak-desakan memegang tugu tersebut, rentan terjadi kecelakaan. Imbauan untuk mematahkan mitos tersebut sering disuarakan Pemerintah Arab Saudi. Namun, sering kali imbauan tersebut tidak diindahkan para peziarah yang datang.

Papi Doli

Ensensi dari menziarahi Jabal Rahmah sesungguhnya adalah untuk menguatkan keyakinan atas kebesaran Allah SWT yang telah mempertemukan dua insan, sekaligus menerima tobat Nabi Adam AS.

Pembaca yang budiman, anda yang belum kesana in sha Allah diberikan kesempatan untuk menunaikan ibadah haji menimal ibadah Umrah. Aamiin YRA.

Bersambung….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *