Catatan Perjalanan Umroh

Gamis dan Cadar Langka, Wanita Arab Saudi Berbusana Jeans dan T-shirt ? ( Bag 5)

Yang belum baca bag 1 s.d bag 4 klik dibawah ini;

Penerbangan Umroh Dari BIM ke Bandara Madinah (Bag 4)

Sambungan dari bag 4

Batang Kapeh, Pilarbangsanews.com, — Pemeriksaan paspor terhadap kloter kami berlangsung cepat. Diterminal kedatangan Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMMA) Madinah itu, ada belasan loket. Masing-masing loket dibagi dua ruang dan setiap ruang di tempatkan seorang petugas Imigrasi untuk melakukan tugas pemeriksaan dan pemberian Cap Imigrasi pada paspor kedatangan. Diantara puluhan petugas itu ada seorang yang pakai busana abaya, bercadar, kain serba hitam yang merupakan pakaian adat untuk perempuan di Arab Saudi. Saya dapat pastikan dia yang pakai abaya itu seorang wanita. Istri saya memeriksakan pasport dan visa kunjungan Umrahnya kepada petugas yang pakai cadar itu.

Saya lebih awal memeriksakan pasport dan visa saya. Seharus saya sudah boleh bergerak ke ruang tunggu kedatangan bandara AMMA. Tapi karena melihat ada petugas cewek bercadar muncul niat saya untuk mengambil fotonya.

Dari tempat saya berdiri setelah pemeriksaan pasport dan visa datang petugas bandara.

“Haji…, haji, haji….., ” katanya pada saya, saraya menggerakkan tangannya, mempersilahkan saya meninggalkan loket pemeriksaan pasport dan visa itu.

“Ya tunggu sebentar, ” kata saya menjawab.

saya mencoba mengambil foto petugas imigrasi Arab Saudi yang berbusana abaya itu. Pengen ngambilnya dekat dekat, tapi karena takut akhirnya Camara HP saya hanya berhasil mengambil foto sang petugas bercadar itu dengan jarak sekitar 3,5 M. Dibawah ini hasil jepretannya;

Selesai pemeriksaan pasport dan Visa kami disuruh menunggu diruang tunggu terminal kedatangan. Sekaligus menunggu koper dari begase pesawat dan menunggu antrian pemeriksaan pasport dan visa teman teman yang lain, seluruhnya jumlah satu travel dengan saya ada sekitar 63 orang kalau tak salah.

Tahukah anda kenapa saya tadi mengambil foto cewek berbusana abaya petugas imigrasi di Bandara AMMA itu?

Saya ingin melihat wanita Arab Saudi yang secara gender belum seberuntung wanita di negara kita. Pembatasan profesi dan pergaulan sosial masih baru beberapa waktu belakangan berlaku di Negara Raja Salman ini.

Belum banyak wanita Arab Saudi yang miliki karir diluar rumah. Bahkan di kawasan masjid Nabawi di Madinah dan Masjidil Haram di Makkah tak seorang pun ada seorang wanita yang melayani pembeli di toko. Semua toko di kedua tanah suci ini pelayannya laki laki semua.

Di Arab Saudi baru beberapa tahun belakangan para wanita diperbolehkan nyetir mobil. Itu tak terlepas dari upaya Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) yang ingin melakukan berbagai perubahan di negaranya.

Belum cukup satu tahun wanita diperbolehkan nyetir mobil. Kini Arab Saudi telah memiliki seorang atlit balap mobil wanita. Dia bernama Raema Juffali menjadi perempuan pertama dari Arab Saudi yang melakukan debut sebagai pembalap di F4 British Championship.

Dalam hal berbusana, kita akan jarang melihat wanita Arab Saudi yang berjalan diluar rumah mengenakan celana jins dan T-shirt.

Tapi dengan adanya kebebasan berbusana bagi wanita Arab Saudi,
Busana Abaya-nya, kain serba hitam yang merupakan pakaian adat untuk perempuan di Arab Saudi, akan kah mulai ditinggalkan dan tak dikenakan lagi oleh wanita Arab?

Bisa jadi begitu, sebab berdasarkan pengalaman masa muda saya dulu. Saya punya teman siswi yang sekolahnya di sekolah agama, memakai seragam sekolah pakai baju kurung dan selendang. Tapi begitu dia pindah ke sekolah umum, penampilannya berubah drastis 180 darajat. Rambutnya yang ditutup pakai selendang (waktu itu belum dikenal istilah jilbab sekarang) begitu dia pindah ke sekolah umum, gaya rambut pun di potong dengan model pongkiang gaya artis Demi Moore yang membintangi film Ghost istri aktor Holywood Bruce Willis itu.

Bisa jadi wanita Arab Saudi kedepan akan menikmati cara berbusana smart casual, memakai celana jeans dan T-shirt. Cara berpakaian seperti ini bagi wanita Arab tidak lagi akan menjadi halangan dan takut dengan razia polisi moral lokal.

Bagi penggiat hak asasi di Arab Saudi, cara berpakaian casual itu yang selama bertahun-tahun mereka perjuangkan kini tentu dinilai sebagai suatu kemenangan, karena mereka tidak diwajibkan lagi mengenakan abaya, itu tidak lain adalah kemenangan setiap pribadi wanita Arab.

Sejumlah perempuan Arab Saudi saat ini mulai memilih mengenakan pakaian yang, jika mereka kenakan beberapa tahun lalu, bisa membuat mereka bermasalah dengan polisi moral lokal.

Dunia ini mamang aneh, di negara lain, busana abaya yang telah menjadi busana tradisional bagi etnis masyarakat suatu negara, oleh aktivis hak asasi manusia khusus dan fokus memperjuangkan cara berpakaian, menjadikan busana ini sebagai busnaa tradisional dianggap sebagai mengekang kebebasan. Tapi di belahan negara lain pakaian itu mulai menjadi trand dan disukai oleh para wanita tapi belum sepenuhnya masyarakat dan pemerintah menerima. Bahkan ada seorang dosen rela dipecat sebagai ASN karena tidak dibenarkan memakai busana gamis bercadar itu.

Mautawif kami Ustadz Syamsuddin yang cekatan dan lincah itu, tidak menguraikan tentang busana wanita ini. Ustadz usai melakukan ceking terhadap koper koper kami dan menceking jumlah anggota travel Umrah kami, dalam perjalanan dari Bandara AMMA ke penginapan di Madinah memperkenalkan dirinya.

Usai memperkenalkan diri, ustadz mulai mamandu kami membaca talbiyah dan membaca sholawat serta doa doa memasuki kota Madinah.

Silahkan tonton video diatas yakni cuplikan singkat dari vidio ustadz Syamsuddin memandu kami membacakan doa doa …..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *