.Tam Arang dan Utiah Kapeh

Pak Nasrul Abit tu Santiang, Tapi Sayangnya…..?

“Tiah…., pak Nasrul Abit tu yo santiang liau, ” kata Tam Arang memuji mantan Bupati Pessel 2 periode, dan sekali jadi wakil bupati Pessel . Setelah itu dilanjutkan  pulo jadi wakil gubernur Sumbar. Kini Nasrul jadi Calon Gubenur Sumbar yang akan berpacu dengan kandidat lainnya dalam pilkada Gubenur/wakil Gubernur Sumbar yang akan  dihelatkan pada tanggal 9 Desember 2020.

“Dima talatak santiangnyo?,” tanya Utiah Kapeh, disaat mereka minum kopi pagi di Lapau Mak Gambuang, hari ini Jum’at (6/11/2020).

“Tu seperti nan diberitakan  dek Media Online Jurnal Sumbar dan pilarbangsaNews tu a, ” kata Tam Arang.

“Wakden alun mambaco lai. A berita nyo tu? ,” tanya Utiah Kapeh.

“Den lai mambaco nyo, ” kata Ujang Saga.

“D-de-deeen la-la-lai lo, ” kata Udin Gagok tak mau ketinggalan.

“Kalau den lai tau, tadi kamanakan den nyo mambaco berita terkait irigasi itu di Facebook pak Novernal Yuska, ” kata Pakie Teliang.

“Lantas dima santiangnyo?” tanya Utiah Kapeh sekali lagi.

Pak NA, begitu singkatan namo Nasrul Abit bila dipanggil. Santiang, artinya jago. Beliau ini jago mendatangkan proyek. Soal bermanfaat atau tidak itu urusan belakang.

Itu buktinya, irigasi di Air Haji  dibangun dengan dana milyaran rupiah, semasa dia jadi bupati Pesisir Selatan, tapi tak bermanfaat sampai kini meskipun  telah siap sejak 10 tahun.

“Kenapa bisa tak bermanfaat?,” tanya Labai Litak yang mengaku  belum membaca  berita itu di Facebook Novermal Yuska.

Konon kabarnya irigasi itu tidak memiliki saluran Primer dan sekunder apalagi tersier dan saluran cacing.

Aneh bin ajaib kalau begitu. Mestinya dalam membangun iragasi baru, selain dibangun saluran prime, sekunder dan tersier sampai  ke saluran cacing mestinya hrus disiapkan agar air bisa sampai ke lahan pertanian masyarakat.

Kalau irigasi itu siap 3000 ha lahan  pertanian masyrakat disana akan terjamin irigasi dan lahan  tentu bisa digarap 3 kali setahun dengan 2 kali tanaman padi dan sekali tanaman palawija.

“Kan hebat pak NA itu,” kata Mas Tartok.

“Hebat sih hebat, tapi beliau tak mengkaji dan meracanakan proyek itu secara komprehensif, ” kata Utiah Kapeh merespon ucapan Mas Tartok.

Akhirnya proyek jadi sia sia.

“Tunggu dulu Bendungan irigasi itu dibangun dengan dana APBN oleh Balai Sungai, Ditjen SDA, Kementerian PUPR, ” kata Pakie Teliang membela.

“Benar, tapi apakah bisa serta merta sampai begitu saja ke Air Haji tanpa usulan bupati pada waktu itu?, ” Utiah kapeh menjelaskan.

“Baa kalian bapikie ko? Samo lo jo buzer kampungan itu membuat status di FB, ado pembangunan  itu bukan  diusulkan oleh bupati tapi jatuah se dari langik?, ucap Utiah Kapeh nampak telinga telah merah tanda dia sedikit marah.

Nampaknya pak NA tidak hanya sekali itu yang berbuat demikian, begitu juga ketika membangun rumah sakit di puncak bukit Taranak Painan Selatan, Sampai kini tidak bisa dimanfaatkan karena alasan tehnis kontruksi bangunan sesuai denga audit BPKP.

“Pak NA, mambaok proyek bisa, tapi soal ke manfaatan lupo kah beliau mengkaji nyo?, ” kato Ujang Saga bertanya.

“Iyo…,  beliau lupo, sehingga uang negara rugi milayaran rupiah. Karano proyek yang dibangun tak bisa dimanfaatkan, ” kata Utiah Kapeh.

“Jadi itu nan ang kecekkan pak NA itu hebat, Taaaaam,” kata Utiah Kapeh kepada Tam Arang dan ota lamak pun berakhir sampai disitu…..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *