Pekerjaan Proyek Iragasi Taratak Timbulun Asal Jadi? Jika Benar Ini Obatnya
Batang Kapeh, PilarbangsaNews, —
Kalau memang nanti ditemukan kekurangan dimensi proyek atau terdapat mutu tidak sesuai bestek, harus dimintakan pertanggungjawaban rekanan kontraktor. Jika rekanan kontraktor tidak bersedia memperbaikinya, maka obatnya adalah nilai nominal pelunasannya kepada rekanan kontraktor dikurangi dan dibayar sesuai dengan nilai pekerjaan.
“Demikian tindakan yang bakal diambil oleh PUPR Pesisir Selatan dalam menuntas persoalan adanya dugaan pekerjaan Proyek Rehabilitas Jaringan Irigasi Taratak Timbulun Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat yang dikerjakan tidak sesuai dengan spesifikasi kontrak kerja, ” kata PLT Dinas PUPR Kabupaten Pesisir Selatan Syahriwan ST kepada PilarbangsaNews.com di Batang Kapeh Selasa (23/11/2021).
Dugaan pekerjaan proyek asal jadi ini ditemukan oleh LSM Ajar ( Aliansi Jurnalis Anti Rasuah) di Pesisir Selatan.
Begitu juga terkait dengan matrial, seperti batu yang digunakan tidak berasal dari kuari ataupun tambang yang memiliki izin. Bahkan, ada yang menggunakan batu putih untuk pasangan. Pada segmen tertentu, ketebalan lantai, tinggi pasangan, kedalamnya juga adanya kekurangan dalam pekerjaanya. Semen diaduk tidak memakai molen dengan perbandingan 1;7.
Proyek Rehabilitas Jaringan Irigasi ini dibiayai dengan dana sebesar Rp 3,2 Milyar lebih. Dikerjakan oleh rekanan kontraktor PT SDP dengan Konsultan Pengawas CV DGI.
Hasil investigasi LSM ini dilaporkannya ke Dinas PSDA (Pengairan Sumbar Saya Air) Kabupaten Pesisir Selatan pada tanggal 5 Oktober 2021 yang lalu.
Media pilarbangsaNews.com ikut memberitakan temuan LSM AJAR tersebut. Silahkan klik link berita dibawah ini :
Beberapa Segmen Pengerjaan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irisigasi di Taratak Timbulun Sutera Tak Sesuai Spek
Kala itu Kepala Dinas PSDA Dony Gusrizal berjanji akan melakukan ceking kelapangan. Namun janji kepala Dinas PSDA ini gagal dilaksanakannya karena ia keburu dimutasi oleh bupati Rusma Yul Anwar dengan jabatan baru.
Selain dimutasi, Dinas PUPR Pesisir Selatan ini sekarang tidak ada lagi. Berdasarkan SOTK (Susunan Organisasi dan Tata Kerja) pemkab Pesisir Selatan yang baru, dinas PUPR digabungkan dibawah naungan Dinas PUPR Pesisir Selatan. Praktis sejak Doni Gusrizal dimutasi dan Dinas PSDA dihapus, tanggung jawab penanganan persoalan proyek irigasi menjadi tanggung jawab PUPR.
Baca juga :
PSDA Pessel Pekan Depan Turun Bersama Jaksa Ceking Kondisi Proyek Irigasi Timbulun
PLT Kepala Dinas PUPR Pesisir Selatan, Syahriwan ST, Selasa (23/11/2021) meninjau proyek yang diberitakan dikerjakan asal jadi.
Pertama saya melihat memang disana terdapat onggakan baru napa (batu rapuh) sekitar 5 M3, namun salah seorang warga disana yang ikut sebagai kuli mengerjakan proyek itu mengatakan itu batu tersebut tidak jadi digunakan.
Warga disana memamg pada awalnya minta kepada pihak kontraktor agar membeli batu napa hasil tambang mereka yang berlokasi tidak jauh dari lokasi proyek.
Karena batu itu tidak sesuai dengan spesifikasi, pihak kontraktor tidak menggunakan namun tetap membeli batu napa itu dari warga.
Batu batu napa itu di tumpuk didekat lokasi. Melihat adanya tumpukan batu napa disana, wajar muncul asumsi dari rekan rekan LSM AJAR bahwa batu yang ditumpuk itu telah digunakan untuk proyek. Padahal tidak. Demikian kesaksian dari salah seorang warga disana.
Namun secara keseluruhan pekerjaan proyek itu dinilai oleh Syahriwan cukup rapih. Coba lihat foto diatas, telihat nampak hidup sandiang (tepi bahagian atas) batu pasangan.
“Namun demikian kalau keterangan itu bohong dan rekan rekan dari LSM dan wartawan bisa membuktikan bahwa pada proyek tersebut menggunakan batu napa, kita akan bongkar dan minta agar kontraktor membertulkannya, ” Demikian PLT Kepala Dinas PUPR Pessel, Syahriwan ST (****)