Pessel

Nico Syaputra Tukang Bibit Ayam Kampung Itu Dikunjungi Gubernur Sumbar

Pekanbaru, PilarbangsaNews, —

Nico Syaputra alumni Universitas Lancang Kuning Riau ini dulunya sebagai pengusaha boleh dikatakan bapitih (berduit) tapi karena usahanya dirantau guling tikar, dia pulang kampung. Kini dia menjadi seorang produsen atau pembibit ayam kampung.

Meskipun sabagai produsen bibit ayam kampung kecil kecilan, Gubenur Sumbar Buya Mahyeldi datang berkunjung ke kandang ayamnya, pada hari Kamis (9/12/2021). Buya Mahyeldi memberikan apresiasi sekaligus motivasi terhadap kegitan yang dilakukan Nico. Sebab dari kegiatannya Nico bisa membantu masyarakat. Sudah ada ribuan ekor bibit ayam yang diberikan kepada masyarakat yang mau memelihara ayamnya di Kecamatan IV Jurai dan Kacamatan Bayang.

Usaha perternakan ayam khusus pengadaan bibit ayam, memang masih kecil-kecilan namun dari aspek sosialnya dan pemberdayaan masyarakat perlu mendapat acungan jempol.

“Dulu ambo Alhamdulillah sempat juo bapitih, Yah, tapi karena usaha yang saya geluti itu gulung tikar, ambo pulang kampung dan memulai usaha beternak ayam, ” kata Nico Syaputra dalam wawancara eksklusif lewat telp selulernya bersama redaktur PilarbangsaNews.com yang dipanggil Ayah oleh Nico. wawancara berlangsung Senin malam (13/12/2021).

Gagal menamatkan kuliahnya di jurusan Hukum Perdata, Nico membuka usaha perbengkelan di kota Pekanbaru. Dia cukup sukses di kota mInyak itu, sempat memiliki 2 usaha perbengkelan mobil dan memiliki 16 buah mobil rental. Tapi karena usahanya bangkrut, Nico pulang habih.

Nico waktu pulang habih itu (istilah pulang habih/habis = pulang kekampung dalam waktu yang lama tak ditentukan kapan kembali lagi merantau) mengaku merasa agak  canggung berada dikampung ,  tidak tahu usaha apa yang akan  dikerjakan.

Tapi karena di belakang rumah ibu kandungnya lahan pekarangan  kosong cukup luas dan dibelakang rumah itu ada bekas kandang ternak ayam yang di usahakan almarhum ayah Nico  Setelah ayah almarhum, kandang kandang bekass itu dibiarkan dan tak berpenghuni lagi. Mulailah Nico membuat perencanaan.  Setelah perencanaan matang, dia mulai melakukan  eksekusi.

Untuk memulai mengeksekusi rencananya yang telah matang itu, Nico banyak dibantu oleh Indrawati Elkam.

Modal awal untuk memulai usaha  dibantu keluarga, yaitu saudara Neneknya Nico. Kemudian setelah kegiatannya telan mulai berjalan, ada salah seorang yang tertarik untuk membantu biaya operasional. Beliau adalah putra Nagari Kambang, seorang Notaris yang sukses di Pulau Kalimantan  yaitu Notaris Martius SH.

Kemudian kami juga dibantu oleh bunda Lisda Hendrajoni anggota DPRRI

Apa bentuk bantuan dari Lisda Hendrajoni?

Bantuan pengadaan bibit dan pembinaan terhadap masyarakat calon penerima bantuan bibit ayam sebagai mitra dari SPSR.

Sistem beternak ayam  yang diterapkan Nico ini, dia tidak langsung memelihara ribuan ekor ayam. Dia memulai dengan cara memberdayakan masayarakat.

Ayam ayam itu  ditetaskan dengan menggunakan  mesin penetas ayam hasil rakitannya sendiri, kemudian , setelah anak anak ayam itu berumur 1 minggu, anak anak ayam itu diserahkan kepada masyarakat yang mau memelihara yang telah diberikan.

Setelah ayam ayam ini nantinya berumur sekian bulan, saat ayam itu telah bisa karek ampek atau karek 8, yakni ketika ayam ayam tersebut berumur beberapa bulan, ayam itu Nico yang membeli dari peternak, tentu dengan harga yang pantas.

Dan sistem pemeliharaan seperti ini, oleh Nico disebut dengan istilah “Sentral Peternak Skala Rumahan”.

Menurut Nico jumlah KK telah menikmati bantuan bibit ayam ini, sejak kegiatan ini dimulai telah lebih 200 KK, namun kini yang masih bertahan ada 60 KK.

Namanya berternak, perlu keseriusan dari perternak untuk memelihara ternaknya. Kebanyakan masyarakat kita keseriusan dan kesungguhan dalam  berusaha  itu yang masih perlu dimotivasi sehingga memiliki semangat kerja yang mampu untuk bertahan walupun mengalami kegagalan.

Tetus apa  yang Nico peroleh  dari usaha ini. Apakah bisa untuk membiayai kebutuhan kelurga Nico? Pertanyaan terakhir diajukan setelah penulis minta maaf kalau -kalau pertanyaan itu membuat Nico tersinggung.

Tidak ayah, saya tidak tersinggung, silahkan ayah tanya saya jawab. Baru kemudian pertanyaan ini penulis ajukan ke Nico; Apakah dengan usaha itu Nico bisa membiayai hidup keluaganya?

“Jadi keuntungan yang diperoleh tentu ada, tapi tidak bisa untuk menutupi biaya hidup kelurga Nico, Yah. Walupun begitu alhamdulillah Nico masih punya sumber dari kegiatan usaha keluarga lainnya. Keluarga Nico memiliki sebuah pulau. Pulau itulah yang menjadi sumber keuangan keluarga saat ini. Bukankah kalau kita menguras keperluan orang lain, Allah akan mengurus kepentingan kita, Yah.” katanya. Kemudain dari hasil penjualan ayam itu ada persentasenya untuk Nico.

“Berapa persen?

“Untuk saat ini kalau ada teman yang datang ke kandang ayam, dapatlah dengan uang komisi itu digunakan  membeli gula dan kopi, ” kata Nico.

Menurut Nico memelihara ayam mulai dari seleksi bibit sampai kepada proses penetasan ayam. Sebuah proses atau langkah  awal untuk menuju besar.

“Merawat bibit butuh kesabaran dan keseriusan.Maka kami lebih ingin jadi penggemar bibit, ” kata Nico

Selain melatih diri, dari cimeeh, “kapan ayam ka gadang, bilo nyo ka batalua” kami juga bisa melihat keseriusan sipenerima manfaat.

“Bibit itu luar biasa, …apa pun bentuk nya..awal nya pasti berasal dari bibit atau benih, ” kata Nico berfilosofi.

Terkiat kunjungan gubernur Sumbar ke kandangnya Nico berkomentar lewat akun Facebooknya;

Berkat rahmat Allah dan didorong oleh keinginan luhur.
Sehingga tukang Ayam bisa berfoto dan dirangkul bahu nya oleh orang nomor #SATU diPropinsi ini.

Nico dirangkul Buya Mahyeldi

Selain didorong oleh keinginan luhur, ada leluhur yang ikut memperjuangkan sehingga ini terjadi.
Tarimo kasih,
Datuak Sinaro Sutan, Tarimo Kasih Buya Hamdanus Bagindo Rajo.

Tarimo kasih,
Kacab BTN, Ketua OJK dan Dinas Pertanian Propinsi Sumatera Barat.

Pesan Gubernur Buya Mahyeldi kepada kami penggemar bibit,
Mari sebarkan dan berpacu untuk kebaikan.

“Siap Buya, ” jawab Nico…

Diakhir wawancara kami Nico mengirimkan beberapa foto diantaranya foto bersama Sandiaga Uno ketika Sandi datang ke Riau mendapat Tepuk Tepung Tawar dari Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) dulu saat kampanye pemilihan presiden.

Foto bersma dr. Gamal Albinsaid, M.Biomed, seorang dokter, wirausahawan sosial, dan CEO Indonesia Medika. Ia menggagas berdirinya Klinik Asuransi Sampah dan Bank Sampah.

Nico waktu kampanye pilpres tahun 2019 mendukung pasangan Probowo-Sandi.

Foto Saat Menparekraf Sandiaga sebagai calon wapres tahun 2019 datang ke Riau mendapat Tepuk Tepung Tawar dari LAMR ( foto dokumentasi M3)

“Jadi anak ayah ini, walupun kini jadi tukang bibit ayam dulu waktu kampanye presiden orang yang paling terdepan mendukung Prabowo-Sandi. Buktinya 2 moment foto dokumentasi, kenangan saat Sandiaga Uno mendapat kehormatan Tepuk Tepung Tawar dari LAMR pada sekitar bulan September tahun 2018,” demikian pesan WA Nico yang dikirimkannya kepada penulis usai kami seseon wawancara.

Pertanyaan berikutnya apakah nanti Nica akan berkeringat lagi mendukung Prabowo Subianto kalau ketua Umum Partai Gerindra ini mencalonkan dirinya jadi calon presiden?

Nico belum menjawab karena dia sadar bahwa politik itu dinamis, begerak bak air mengalir. Saat ini bisa jadi air itu kurang lancar mengalir dari mudik ke hilirnya, tapi bagaimana kalau nanti ada proyek normalisasi sungai, maka air itu akan basikadu (berebutan) kencang menuju muara sungainya. (YeYe)

Baca juga :

Upacara Adat Riau “Tepuk Tepung Tawar” Untuk Cawapres Sandiaga

Sandiaga Uno Dapat Tepuk Tepung Tawar Dari LAM Riau. Ini Komen Relawan Jokowi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *