.

Erviera Syahnaz, Duta Sumbar Puteri Indonesia 2022 Pengagum Siti Manggopoh

Padang, PilarbangsaNews

Perempuan Minangkabau dalam modernisasi sebagai konsep dasar berfikir untuk perjuangan seorang perempuan. Setidaknya, hal itu yang menjadi landasan ketika menyoal sosok perempuan hebat sekelas Siti Manggopoh yang dijuluki “Singa Betina” di Minangkabau.

Aroma kekaguman terhadap sosok Siti Manggopoh itu meluncur dari Erviera Syahnaz Maryam Lovienta, duta dari Sumbar pada kancah pemilihan Puteri Indonesia 2022 usai talkshow di jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Unand dan live dalam Dialog Publik di TVRI Sumbar, Kamis (17/3/2022).

Viera sapaan akrabnya yang bedarah Minagkabau ini lahir di Bali tahun 1988, berasal dari pasangan H. Ekky Rezal, M.SE Dt. Rajo Mudo yang berasal dari suku Parak Panjang, Jorong Sawah Sudut, Nagari Salayo, Kab. Solok, Sumbar. Sedangkan sang ibu adalah Hj. Elistiani Diah L. SE berdarah Jawa Timur kelahiran Bali. 

Dinyatakan Viera, dari berbagai literature yang dikutipnya, upaya nyata dilakukan Siti Manggopoh kelahiran di Manggopoh, Lubuk Basung, Agam 15 Juni 1881, disebutkan dalam suatu penyerangan, Siti menjadikan dirinya sebagai umpan ketika menyusup ke markas Belanda. Saat itu, puluhan orang Belanda sedang mengadakan perjamuan, Siti yang menyusup ke dalam. Kemudian diam-diam ia padamkan lampu.
Setelah ia memberi tanda kepada para pejuang yang sudah siaga di luar, para pejuang menyerang. Selanjutnya, terjadilah peristiwa tak terlupakan dalam sejarah Minang itu.

Saking mengagumi sosok Siti Manggpoh itu, Viera berupaya mencari lokasi tugu Siti Manggopoh dan berpose di depan patung tersebut di Lubuk Basung, Agam. “Luar biasanya, dalam penyerbuan tersebut, tak seorang pun pejuang yang gugur. Bahkan, mereka berhasil membunuh 53 dari 55 serdadu Belanda. Dua serdadu Belanda yang mengalami luka serius berhasil meloloskan diri ke Lubuk Basung. Ke depannya saya akan menggali lebih dalam bagaimana heroiknya perjuangan beliau meskipun namanya belum seharum RA. Kartini. Upaya mengungkap kesejarahannya adalah tangunggjawab anak negeri Minangkabau” sebut alumnus Sunway University (Malaysia) dan Lancaster University (UK) di bidang Public Relations.

Sisi lain, Viera tertarik mengulik menyoal perempuan bantu perempuan. Pada kebanyakan masyarakat berstigma tentang perempuan yaitu perempuan merupakan kaum lemah yang menjadi sasaran kekerasan, akses yang terbatas, diskriminasi, pendidikan rendah dan lain sebagainya. Perempuan seringkali dianggap sebagai manusia lemah dan hanya dianggap sebagai pelengkap saja dan naifnya dianggap sebagai aksesories belaka dalam rumah tangga. Generasi saat ini harus berupaya kerja keras dan berpikir keras bahu membahu menghadirkan perempuan-perempuan tangguh dalam kepemimpinan mereka.

Menyoal perempuan Minangkabau sambung Viera, kedudukan tertinggi perempuan di Minangkabau adalah Bundo Kanduang dan juga dijuluki dijuluki limpapeh rumah nan gadang. Perempuan Minang sekarang banyak berkecimpung berposisi pada berbagai sektor usaha atau bisnis, sebut saja berkarier di bidang kedokteran, kemiliteran, jurnalis serta profesi lainnya. Hebatnya, perempuan Minang itu tetap bisa menempatkan dirinya secara bijak sesuai dengan kodratnya.

Viera, sosok yang mewakili Sumatera Barat di pentas nasional pemilihan Puteri Indonesia 2022 berharap dukungan semangat dan doanya agar dirinya untuk dapat meraih sukses sebagai jawaranya. (Rel/Ns)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *