Pendidikan

Sikapi Polemik Penerimaan Siswa Baru di Sekolah Negeri, H. Ginno Irwan Berharap Sistem Zonasi Direvisi

Padang, PilarbangsaNews

Polemik mengenai sistem penerimaan murid baru baik di tingkat SD, SMP, SMA menuai kritikan serta pro kontra ditengah masyarakat. Kejadian ini hampir terjadi tiap tahun sejak sistem zonasi diterapkan, akan tetapi masih saja belum juga ada jalan keluarnya dari pemerintah.

Pro kontra tersebut terjadi diakibatkan adanya penerimaan dari jalur zonasi yang mengakibatkan adanya perlakuan tidak adil yang dirasakan sebagian masyarakat dan orang tua siswa.

Hal tersebut terlihat jelas ditengah masyarakat dimana ada anak-anak usia sekolah di berbagai tingkatan yang ingin melanjutkan ke jenjang berikutnya tidak dapat diterima di sekolah yang dituju karena tidak masuk dalam zonasi.

Kondisi seperti ini membuat anak-anak yang tidak masuk kategori zonasi walaupun nilainya tinggi menjadi tertekan yang menjurus kearah stres yang ujungnya bisa menyebabkan gangguan mental pada si anak itu sendiri.

Dari temuan media di lapangan ditemui seorang anak yang baru lulus SMP akan tetapi tidak dapat diterima di SMa yang dituju di karenakan jarak rumah ke SMA tersebut berjarak 2 kilometer yang mengakibatkan tidak masuk zonasi.

Farel lulusan SMP 12 Padang dan berdomisili di Kelurahan Kampuang Lapai Kecamatan Nanggalo yang mendaftar ke SMA 3 Padang tidak dapat diterima dikarenakan berada di luar zonasi.

Dan menurut orang tua si anak, Vivi, anaknya dari sisi nilai dan prestasi bagus karena putranya cukup berprestasi waktu di SMP akan tetapi dengan sistem zonasi ini putranya tidak dapat melanjutkan pendidikan yang mengakibatkan putranya tersebut menderita tekanan psikis dan mengurung diri dikamarnya.

“Sekarang anak saya Farel mengurung diri dikamarnya dan tidak mau tahu dengan keaadaan di sekitar nya. Saya berharap ada solusi dari pemerintah untuk anak saya ini,” kata Vivi sambil menangis.

Menyikapi kejadian yang menimpa Farel ini, tokoh muda Kota Padang, H. Ginno Irwan menyesali dan berharap sistem penerimaan siswa baru tersebut direvisi dan lebih memprioritaskan prestasi akademik serta memberi ruang yang besar bagi anak-anak yang kurang mampu untuk bersekolah di sekolah negeri.

“Sistem zonasi bagus namun yang berprestasi dan kurang mampu lebih diprioritaskan,” kata HGI panggilan akrab H. Ginno Irwan.

Di lain pihak HGI juga berharap sistem ini bisa direvisi dan bisa memenuhi rasa keadilan dalam masyarakat tanpa menyakiti sebagian masyarakat lainnya.

“Dan saya berharap sistem ini bisa direvisi dan lebih mengutamakan prestasi akademik, serta memberi ruang bagi anak-anak yang orang tuanya kurang mampu untuk bersekolah di sekolah negeri,” tegasnya.

“Kita bisa lihat sendiri kondisi ini ditengah masyarakat akibat dari sebuah sistem yang jika kurang di dukung dengan kebijakan yang tidak berkeadilan, akibatnya ini bisa jadi akan membawa korban dari anak-anak dan keponakan kita di ranah Minang ini,” sambung HGI pada media, Selasa (11/7/2023).

H. Ginno Irwan yang juga Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Padang serta pengusaha muda yang bergerak di bidang properti ini meyakini bahwa kejadian ini bukan hanya menimpa Farel saja akan tetapi kemungkinan banyak Farel Farel lainnya yang juga mengalami nasib yang sama akibat aturan yang diterapkan.

Lebih lanjut H. Ginno Irwan berharap para pemangku kebijakan di Ranah Minang ini khusus nya Gubernur, DPRD dan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat mengambil solusi dan kebijakan yang tepat agar tidak merugikan anak-anak generasi muda penerus bangsa.

“Saya berharap ada solusi kongkrit untuk persoalan ini kalau perlu sistem zonasi ini direvisi dan dikembalikan ke sistem yang lama yakni melalui penilaian akademik,” tambahnya.

“Melalui penilaian prestasi akademik siswa akan lebih giat belajar serta anak-anak bisa membaca kemampuan diri apabila tidak diterima di sekolah yang diinginkannya,” pungkasnya. (ty)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *