Perbankan

Miko Kamal, Ketua Peradi Jadi Pembina Upacara di MAN 2 Padang

Padang, PilarbangsaNews

Ketua Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Cabang Kota Padang, Miko Kamal didaulat menjadi pembina upacara bendera di lapangan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Padang, Senin (04/09/2023).

Upacara yang dimulai pukul 06.45 WIB diikuti oleh Plh kepala MAN 2 Kota Padang Al Anshari, Ka-TU Arisman, para wakil kepala, guru dan pegawai serta 1.450 siswa itu berlangsung lancar dan khidmat.

Dalam amanatnya sebagai pembina upacara, Miko Kamal yang doktor hukum lulusan Sydney Australia itu menyampaikan bahwa untuk meraih cita-cita perlu kesungguhan dan ikhtiar dengan sekuat tenaga.

“Ketika tes IQ masa sekolah dulu, guru sedih dengan IQ saya, hingga akhirnya Allah mengizinkan saya bisa tamat S3 luar negeri, dikarenakan apa? Karena ikhtiar dengan sejuta tenaga. Kalau orang baca buku satu kali, maka saya baca buku 5 kali,” katanya.

Tentu, kata Miko Kamal, IQ saja tidak juga menjadi jaminan untuk bisa meraih cita-cita, perlu ikhtiar dan doa kepada Allah agar dimudahkan segala yang diinginkan.

“Jika ada kemauan, ikhtiar dan doa, Allah akan mudahkan, bukan bisa tamat SMA saja tapi harus punya cita cita yang tinggi, bagi Allah tidak ada yang sulit, dan tidak ada yang tidak bisa jika Allah menghendaki,” ucapnya.

Selanjutnya, Miko Kamal menyampaikan pengalaman Bung Hatta Proklamator Kemerdekaan RI. Bung Hatta, kata Miko, memberikan makanan terbaik bagi kucing dengan memisahkan daging ikan dengan tulangnya, daging sapi dipotong halus, agar pencernaan kucing tidak terganggu.

“Pesan apa yang diambil dari sini? Sesama kita harus saling menyayangi, saling membantu dalam kebaikan dan pendidikan adalah proses menebalkannya, semakin tinggi pendidikan seseorang idealnya akan semakin tinggi rasa empati kepada sesama,” katanya.

Selain itu, Miko Kamal mengungkapkan kisah masyhur Syekh Abdul Qadir Jailani seorang ahli fiqh yang dititipi uang 40 dirham oleh ibunya untuk melakukan perjalanan menuntut ilmu. Ibunya berpesan, dalam kondisi apapun harus bersikap jujur.

Diceritakan, Syech Abdul Kadir Jailani menyerahkan uang 40 Dirham miliknya tersebut kepada ketua perampok yang merampok rombongannya, karena ingat pesan ibunya untuk selalu jujur. Atas kejujurannya itu, kepala perampok dan anak buahnya menangis dan bertobat.

“Pesan moral apa yang bisa kita petik dari kisah itu, adalah kita harus jujur kapan dan dimana saja karena sikap jujur membawa kepada sikap amanah yang diridhoi oleh Allah,” pungkas Miko Kamal. (Arul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *