Budaya

Dibuka Gubernur Mahyeldi, Festival Budaya Takbenda Di Payakumbuh Berlangsung Semarak

Payakumbuh, PilarbangsaNews

Festival Budaya tak Benda yang digelar Dinas Kebudayaan Provinsi Sumbar dibuka secara resmi Gubernur Mahyeldi Ansyarullah di Agam Jua Art & Culture Cafe Payakumbuh Kamis (12/10/2023) malam.

Festival yang bakal berlangsung selama lima hari tersebut merupakan yang pertama di Indonesia dalam rentang waktu 20 tahun belakangan. Kegiatan yang cukup padat dengan ragam pertunjukan itu tak terlepas dari peran Supardi ketua DPRD Provinsi Sumbar yang mengalokasikan pokok pikiran (Pokir)nya untuk alek budaya tak benda ini.

Sebagai tanda kegiatan dimulai, selepas membacakan kata sambutannya, Mahyeldi didampingi Supardi, Kadis Kebudayaan Syaifullah, Sekdako Payakumbuh Rida Ananda, Direktur Festival S.Metron, sama-sama memukul gendang tasa.

Direktur Festival S. Metron dalam laporannya diantaranya mengatakan, persoalan terbesar kebuadayaan terdampar pada tidak terkoneksinya ekosisim. Jika dibelah kata Metron, pertautan regulasi, pelaku, penguna, infrastruktur, lingkungan belum diikat oleh rantai grahene.

Juga diungkapkan S Metron Masdison, bahwa kegiatan ini akan berlangsung hingga tanggal 17 Oktober dengan ragam pertujukan, meliputi pameran kuliner, demo masakan tradisi, pameran menoskrip, permainan anak nagari, tour budaya, pemutaran film WBTB, dan diskusi naskah kuno.

Sementara daerah lain yang ikut terlibat dalam festival ini, lanjut Metron, adalah Aceh, Riau Banten, Kaltim, Kalbar, Sumsel, dan 19 daerah kota dan kabupaten di Sumbar. Dari manca negara juga ikut berpartisipasi, seperti dari India, Malaysia, Singapur, dan Nigeria.

Sementara itu Kadis Kebudayaan Sumbar Syaifullah menyebutkan, dalam perlindungan dan pelestarian terhadap warisan budaya, khususnya Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) sekaligus momen penting dalam merespon dan mengaktivasi 20 tahun Intagible Culture Heritage (ICH) tahun 2023 Pemprov Sumbar melalui Dinas Kebudayaan bekerjasama dengan Balai Pelestraian Kebudayaan (BPK) Wilayah II Sumbar, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Sumbar, Pemko Payakumbuh, dan Yayasan Suri menyelenggarakan Festival Budaya tak Benda ini. Kegiatan ini merupakan inisiasi Ketua DPRD Sumbar Supardi.

Sebagai yang menginisiasi, Supardi sendiri saat itu menyebutkan, bahwa kegiatan ini sebuah impian dari kota kecil yang bernama Payakumbuh. Kegiatan ini satu satunya digelar di Indonesia. “Kita berharap agar bisa dilaksnakan setiap tahun,” harap Supardi.

Supatdi juga menyinggung Nagari Maek, Kecamatan Bukit Barisan, Kabupaten Limapuluh Kota yang sarat misteri hingga saat ini. “Nagari Maek cukup tua sebagai sebuah daerah. Hingga sekarang nagari yang cukup tua ini masih belum terungkap misterinya. Kita harapkan Dinas Kebudayaan Sumbar berinovasi mengungkapkan nagari yang bak dalam lekuk kuali itu,” ujar politikus Partai Gerindra tersebut. Budaya adalah hulu, pariwisata merupakan hilirnya, tambah Supardi.

Berkaitan dengan budaya tak benda ini Sekdako Rida Ananda mewakli Pj Wako Payakumbuh mengungkap sejumlah budaya tak benda yang telah diakui Unesco, seperti Pacu Itik, Talempong Sikatuntuang, dan lainnya.

Sebagai pemungkas malam itu Gubernur Sumbar Mahyeldi mengatakan, bahwa festival budaya tak benda ini mempunyai nilai strategis karena akan mengerakkan dan memotivasi masyarakat untuk melestarikannya. “Harus kita, tak mungkin orang lain yang akan melakukan,” sebut gubernur.

Terakhir Mahyeldi berpesan, masih banyak yang belum terungkap budaya tak benda ini. “Ya, merupakan tanggung jawab kita bersama, hingga sekarang masih banyak budaya tak benda ini yang belum terungkap,” sebutnya mengakhiri.

Pada acara pembukaan ini sejumlah atraksi ditampilkan yang diawali dengan pembukaan gelanggang menampilkan dua orang tuo silat memperagakan permainan silat tradisi.

Kemudian dilanjutkan tari Maurak Langkah dari Sanggar Maurak Langkah, Payakumbuh, berbalas pantun ala Sumsel yang dimainkan oleh utusan bumi Sriwijaya.

Tak sampai di situ, pesilat dari Inggris juga memperagakan kebolehannya. Hal yang sama juga dilakukan mahasiswa ISI Padang Pajang yang berasal dari luar negeri, seperti dari Nigeria, India, dan Inggris. (wba)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *