Zalika....

Seharian Zalika Jadi Baby “Saulah”, Tapi Susah Di Infus (bag 22)


PILARBANGSANEWS. COM. PEKANBARU . Hari Minggu kemaren (8/10),  seharian  Zalika boleh dibilang jadi baby yang sangat “saulah“, dalam bahasa Indonesia baby “saulah” itu artinya baby yang tidak rewel. Sebelumnya pada hari  Jum’at justru seharian dia menangis dan menangis, berbagai cara dan  berganti ganti kami membujuk Zalika tetap menengis, dia baru berhenti menangis kalau sudah letih dan tertidur sejenak. Atau ayahnya yang membujuk dengan cara mengajak Zalika berdialog, seolah alah anaknya  belum berumur 2 bulan itu sudah mengerti apa yang dibicarakannya. Heheheh..ternyata  cara ini kadang kadang sangat mujarab dan bisa  membuat Zalika berhenti beberapa saat dari tangisnya.



Sebenarnya bagi seorang  bayi yang sehat, menangis  sangat baik bagi perkembangan fisiknya , apalagi kalau si bayi berjenis kelamin laki laki, bahunya akan semakin bertambah bidang akibat penangis itu. Namun tidak halnya apabila bayi itu dalam kondisi sakit, seperti Zalika saat ini. Sering manangis, dapat mengakibatkan perutnya membesar dan padat. Itu kata saya bukan pendapat ahli, namun jika diadakan penelitian terhadap kondisi yang dialami seperti kasus Zalika, barangkali ada benarnya juga.




Kondisi perut Zalika yang membuncit itu membuat kami cemas. Rasa cemas itu lami laporkan kepada  suster jaga. Oleh suster jaga dilaporkan kepada dokter umum yang jaga pada malam kemaren. Entah siapa nama Bu dokter cantik ini, lupa saya bertanya namanya, tapi saya sempat bertanya bahwa  dokter yang “kamek” ini dia tamatan FDok mana? ; ” Ambo dari Unand Padang Pak.,”

“Berarti urang awak  tu,” tambah saya mencoba menebak.

“Iyo pak ambo lai urang awak juo,” katanya.
Dokter umum yang kamek  ini, meminta saya untuk bersabar terkait kondisi perut Zalika yang membesar itu. “Pak tunggu ya bapak, tadi  saya kontak dokter Oyong,  beliau lagi keluar kota. Untuk mewakili beliau ada dokter spesialis anak gantinya, sebentar lagi mungkin datang kesini melihat kondisi cucu bapak,” katanya.

Tak berapa lama kemudian, masuk seorang laki berkepala “colak” alias separoh  botak, lelaki itu masuk kekamar Zalika dirawat, ia  didampingi suster jaga malam, setelah mereka masuk, barulah saya yakin bapak dokter yang ramah ini beliau adalah dokter spesial anak yang didelegasikan oleh Dr Oyong memggantikannya. Dokter pengganti ini saya tidak tahu namanya, tak sempat bertanya. 
Setelah sampai dan menghampiri zalika di ranjang perawatan, beliau menanyakan kondisi Zalika. Untuk menerangkan kondisi Zalika , tampil bundanya menjelaskan. “Ini dok perutnya agak membesar,”

“O ya.. Apa dedek ini sudah BeABe?”

“Sudah dok.”

“Berapa kali dari pagi?” 

“Dua kali dok.”

“Agak keras ya,” kata dokter membenarkan kondisi perut Zalika seperti yang dilaporkan bundanya.

Kenapa Zalika menangis? So pasti ada penyebabnya, kami tidak tahu apa penyebabnya. Hanya bisa menduga duga, mungkin sidebay masih merasa sakit akibat luka habis menjalani operasi di bahagian kepala dan perutnya menukar slang yang tak berfungsi.

Dokter spesialis anak yang saya sebut sebagai dokter “colak” itu mengajurkan agar Zalika dikurangi pemberian ASI nya, tidak melalui botol DOT, mengunakan sendok sedikit sedikit.

Pemberian ASI dengan botol DOT  ternyata dapat mengakibatkan perut sibayi menjadi gembung dan kembung, apalagi kalau dotnya sudah kosong namun  masih dihisap oleh si baby,   hal ini bisa menyebabkan perut bayi kembung.  Lagi  lagi ini hanya pendapat saya, bukan pendapat dokter.

Baca juga tulisan sebelumnya;

Kondisi Zalika Pasca Operasi Ke II (bag 21)


Mulai Kamis malam sampai Sabtu pagi Zalika seperti yang dituliskan diatas  lebih sering menangis itu ternyata akibat jarum infus tidak pas masuk vena. Jika jarum infus itu tidak pas masuknya ke vena, infus akan  tetap jalan  tapi akan merembas ke jaringan bukan melalui urat urat sebagai tempat peredaran darah. Kondisi ini di ketahui saat suster pagi Minggu kemaren mengambil sampel darah Zalika untuk diperiksa Labor terkait mencari penyebab muntah muntah yang dialami si debay sejak awal di rawat Di RSUD Arifin Achmad ini sejak Rabu (27/9).


Begitu jarum infus yang tidak masuk ke-vena itu dibuka, kelihatan lengan kanan Zalika udem (membengkak). Biarlah udem… Kami tak kan pernah kecewa dan mempermasalahkan atas tindakan salah tusuk jarum infus itu. Mereka para suster paatilah telah bekerja secara maksimal, kemudian jika terjadi diluar kehendak, keluarga pasien  haruslah bersabar menerimanya. 


Rasa kecewa itu kalaupun ada bisa kami hilangkan dari ingatan kami,  apalagi setelah melihat  Zalika menjadi baby saulah setelah infus itu dibuka. 
Ada sedikit kekuatiran muncul dengan tidak diinfusnya Zalika. Infus bagi Zalika bukan hanya berguna  menghindari dehidrasi tetapi obat antibiotika, obat syaraf dan obat muntah muntah yang diberikan kepada Zalika harus melalui infus, tidak boleh melalui  oral (mulut). Begitu direkomendasikan oleh Dr Oyong kepada perawat yang merawat Zalika di RSUD Arifin Achmad ini. 

Berkali kali bahkan tak terhitung lagi jumlah tusukan jarum infus pada kaki, tangan dan kepala Zalika, namun suster di lantai 4 (empat)  RSUP Arifin Achmad Pakanbaru tidak berhasil mencoba memasukkan jarum ke  Vena Zalika. Sampai sampai  suster Danny yang jaga kemaren malam membawa Zalika ke ruangan Perawatan Neonutis (perawatan Beby baru lahir) meminta bantuan kepada suster disana,  tapi tetap pemasangan Infus juga tidak berhasil.
Ah…usaha kita sudah maksimal.. Sekarang Zalika sudah tak rewel, ya udah..,  biarkan sajalah…begitu komentar ambo saat itu menghibur diri kami dan juga suster Dany tentunya.

Besok mudah mudahan beberapa jenis obat yang harus dimasukkan lewat infus mana tahu dokter Oyong yang sulit dihubungi oleh suster untuk Konsul terkait gagalnya pemasangan infus ini, karena HPnya diluar jangkauan, beliau dapat mencarikan alternatif solusi mengatasi masalah infus ini. 

Semalam Zalika benar benar tidurnya pulas, hanya sekali dia terbangun,meski suhu badannya 36,8 drajat Celsius. Pulasnya Zalika tidur tentu si bunda ayah pun  yang sangat rajin menemani sibuan hati mereka menikmati tidur pulas malam ini, sehingga ibadah sholat Subuhnya terlambat mereka tunaikan. Astaghfirullah… (YY)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *