ArtikelCovid 19

SIAPA BERMAIN DIBALIK CORONA COVID19 ?

Oleh : Anton Permana.

Dalam release resmi WHO (World Health Organization) per-tanggal 12 April 2020 tercatat 1.696.588 manusia telah terinfeksi covid19 dan 105.952 jiwa meninggal. Diperkirakan masih banyak data yang tersembunyi (data sebenarnya) yang sengaja tidak dipublish dengan berbagai faktor alasan.

Di luar data angka manusia sebagai dampak penularan virus ini, ada juga dampak yang begitu dahsyat sehingga melumpuhkan hampir seluruh belahan bumi. Yaitu dampak ekonomi dan sosial politik.

Secara ekonomi, diperkirakan dunia hari ini dirugikan secara materil 10 Trilyun Dollar Amerika. Bursa bursa saham raksasa rontok, industri manufacture lumpuh, beberapa negara berada di ujung jurang kebangkrutan alias kolaps. Belum lagi ancaman rusuh sosial dan instabilitas negara. Brazil salah satu korban pertamanya, dimana militer mengkudeta pemerintahan karena dianggap tidak becus mengatasi wabah corona ini.

Melihat dari sedemikian dahsyatnya kerusakan yang ditimbulkan dalam waktu yang sangat singkat, wajar para akademisi dan pengamat menyimpulkan bahwa wabah virus ini bukanlah wabah biasa. Hampir semua pakar dan pengamat lintas bidang keilmuan sepakat bahwa penularan wabah virus corona covid19 ini tidaklah natural alamiah. Ada sentuhan tangan manusia yang bermain disini. Atau akrab disebut bahagian dari “biological warfare” (perang senjata biologis kimia).

Karena dalam sejarah peradaban dunia, hal semacam ini sudah biasa dalam sebuah peperangan. Yaitu bagaimana menggunakan segala cara untuk melemahkan dan menghancurkan musuh. Termasuk menggunakan zat beracun.

Diabad 11 dan ke 12 sudah tercatat di dalam perperangan antara Imperium Eropah dan Abbasiyah sudah menggunakan panah beracun dari bisa ular dan kalajengking. Begitu juga ketika invansi tentara Mongolia juga sudah menggunakan racun, sampai juga ke Nusantara ketika pasukan Sulthan Agung meracuni sungai yang mengairi benteng VOC Belanda hingga prajuritnya diare dan banyak meninggal dunia.

Di era moderen perang menggunakan senjata kimia ini juga terjadi. Seperti penggunaan senjata virus antraks (Timur Tengah) dan juga bomb fosfor kimia yang digunakan Israel menyerang pejuang Palestina. Termasuk juga dalam perang di Suriah saat ini. Indonesia juga punya catatan sejarah terkait racun kimia ini ketika gerombolan Gerwani PKI yang menyamar jadi pemuda Anshor, membuat acara pengajian lalu menebar racun dalam makanan jamaah GP Anshor sehingga pingsan, lalu kemudian para PKI biadab ini menyembelih membantai para santri GP Anshor di tahun 1965.

Dalam theory of war, perang itu dikategorikan ke dalam berbagai bentuk dan spectrum. Mulai dari perang simetris (perang fisik militer), perang asymetris (perang non fisik atau tidak tampak seperti perang ekonomi, perang dagang, perang ideologi, perang budaya), perang yang ada dan yang akan datang. Dan untuk biological warfare ini termasuk kedalam jenis perang yang tidak tampak tapi mematikan. Atau dalam perspektif ancaman ketahanan nasional, termasuk dikategorikan perang yang akan datang. Namun sayang perangnya terlalu cepat datang.

Dengan kondisi ini, tentu juga akan banyak yang bertanya siapa dalang dan aktor dibalik perang biokimia ini ? Negara mana sponsornya ? Apa kepentingan dari semua ini sehingga begitu tega mengorbankan nyawa manusia begitu banyak ?

Berikut akan coba kita ‘breakdown’ satu persatu :

1. Namanya perang, tentu masing pihak akan berupaya sekuat tenaga, segala daya, segala cara untuk memenangkan pertempuran. Cuma bedanya, kalau perang menggunakan senjata akan terlihat secara kasat mata berapa jumlah pasukan, alutsista yang digunakan, peluru yang dimuntahkan, serta strategi operasi ofensif darat, laut, dan udaranya. Beda dengan perang senjata kimia ini.

2. Ada dua opini yang juga saling berperang untuk saling mempengaruhi dunia saat ini. Yaitu, antara China yang menudug Amerika sebagai dalang dan otak penularan virus, begitu juga sebaliknya Amerika menuduh China sebagai otak dan sumber penularan virus.

3. China menuduh Amerika melakukan operasi khusus di Wuhan China ketika diadakan kegiatan “Open Mlitary Game Olympiade 2019”. Dan China menuduh Amerika mengirimkan tentara dan inteligentnya untuk menyebarkan virus corona ke tengah masyarakat. Dasar tuduhannya adalah ; Amerika kelihatan tidak begitu serius dalam turnamen olympiade sehingga tak dapat ranking. Dimana biasanya Amerika akan selalu menjaga superioritasnya dalam setiap ajang kompetisi.

4. Amerika menuduh China karena kasus pertama kali atau “locus” suspect itu terjadi di Wuhan. Amerika mengatakan telah terjadi kebocoran dari labor raksasa virologi China di kota Wuhan. Dimana Amerika menuduh China sudah lama mempunyai labor kimia untuk memproduksi senjata pemusnah masal atau biologi. Kebocoran ini terjadi akibat dari ada oknum internal laboratorium yang menjual hewan hasil uji coba virus kepasar hewan Wuhan yang dikonsumsi masyarakat Wuhan. Disitulah virus mulai tersebar dan bermutasi.

5. China menuduh Amerika yang menciptakan virus untuk menyerang China karena takut China bangkit menjadi saingan Amerika menjadi negara super power. Perang dagang yang dilancarkan Amerika kepada China terbukti tidak mempan untuk membuat China tumbang. Karena tidak berhasil menjatuhkan China melalui perang dagang, maka China menuduh Amerika menggunakan senjata kimia virus corona covid19 untuk menjatuhkan China.

6. Amerika menuduh China sangat berambisi untuk menguasai dunia secara total. Dimulai dari program OBOR (One Belt One Road) kemudian berubah menjadi BRI (Belt and Road Initiative) dimana China ingin kembali mendirikan imperium seperti masa lalu mereka. Cuma bedanya sekarang dengan menggunakan ideologi komunisme. Karena secara militer China belum akan mampu melawan Amerika, maka China ciptakan virus untuk menyerang dunia khususnya Eropa dan sekutu Amerika agar lemah dan hancur.

7. China menuduh Amerika sebagai pencipta dan penyebar virus serta menyimpan vaksinnya untuk tujuan bisnis dan politik. Buktinya, beberapa negara terdekat Amerika seperti Singapore, Australia, Korea Selatan, Jepang, tidak begitu terdampak serius oleh virus. Namun lihatlah negara yang dekat dengan China seperti Iran, Mesir, dan Italy sangat banyak jatuh korban.

8. Amerika menuduh China sebagai pencipta virus dan penyebar virus. Buktinya, Beijing, Shanghai, serta beberapa negara terdekat China seperti Rusia, dan negara benteng geografis China seperti Korea Utara, Vietnam, Laos, Kamboja, dan Thailand tidak terdampak virus secara besar. Tetapi lihatlah negara Eropah yang anti China seperti Inggris, Prancis, Spanyol, Jerman dan juga musuh selatan China yaitu India sangat parah kerusakan dan banyak korban jiwa.

9. China menuduh Amerika sebagai dalang penggunaan senjata kimia biologi karena Amerika adalah pioner bersama Israel atas penggunaan senjata kimia ini dari dulu. Termasuk yang mengajarkan Irak, Suriah, Libya, waktu hubungan mereka masih mesra berkoalisi.

10. Amerika menuduh China mencuri berbagai macam teknologi mutakhir Amerika melalui operasi inteligent dan menciplak serta membuat tiruannya. Termasuk teknologi virus ini. Buktinya, strain virus yang menyebar di dunia semua identik-otentik walaupun sudah bermutasi dan beradaptasi. Namun akan lebih kuat dan dahsyat daya rusak virusnya setelah bermutasi. Dan semua ini dituduhkan Amerika kepada China yang atur skenarionya.

Melihat perang opini dan perang pengaruh dari dua negara adi daya yang sedang bersiteru ini, timbul pertanyaan lalu bagaimana dengan nasib Indonesia dengan kondisi ini ? Apa yang harus dilakukan bangsa Indonesia menghadapi perang biologi ini ? Siap dan mampukan Indonesia menghadapinya ? Berikut kesimpulan dari penulis :

1. Bagi penulis, siapapun yang terlibat dalam hal ini, baik Amerika dan China sama biadab dan kejamnya. Kalau disamakan dengan hewan atau binatang, kedua negara ini sama buasnya. Kalau disamakan dengan syetan kedua negara ini sama munafik dan liciknya.

Begitu juga dalam sejarah. Bejibun catatan kekejaman dan kebiadaban Amerika kepada masyarakat Indian, kepada Afrika, kepada negara timur tengah yang mereka invansi secara militer membabi buta. Jutaan nyawa dan kautan darah manusia telah mereka tumpahkan. Tak terhitung banyak manusia, tokoh, dan negara yang mereka hancurkan.

Begitu juga dengan China. Sejak zaman Khublai Khan, Gengis Khan, jutaan nyawa manusia tak berdosa mereka bantai. Baghdad Irak di zaman kekhalifahan Abbasiyah menjadi lautan darah mereka buat. Semua mereka bantai dengan sadis. Jangankan itu, terhadap bangsanya sendiri saja China luar biasa kejam. Tibet mereka caplok, Uyghur mereka invansi, jutaan nyawa mereka bantai dari pengikut Falun Gong. Ratusan ribu mahasiswa mereka gilas hidup-hidup dengan tank di Tianamen. Banyak lagi catatan kejam China yang membuat suram dunia.

Artinya kedua negara yang lagi berperang adu kuat ini adalah negara bajingan yang rakus, tamak, dan biadab.

2. Untuk itu, kalau ada pejabat kita, tokoh kita, masyarakat kita yang terjebak dalam suasana siapa dukung siapa ? Siapa salahkan siapa ? Itu tidak lebih dari bentuk mental kacung, mental inferior, dan mental budak yang sudah tertanam dalam dirinya. Siapapun dia apapun pangkatnya.

Karena sudah dipastikan, kalau ada yang ikut menyalahkan China pasti dia pro Amerika. Begitu juga sebaliknya. Kalau ada yang menyalahkan Amerika pasti mereka adalah pro China.

Yang pro China merasa tenang karena China sudah mulai bangkit kagi dan Amerika lagi kelimpungan. Yang pro Amerika juga senang karena lihat China yang juga porak poranda perekonomiannya.

Padahal, semua tidak lebih dari propaganda kedua negara ini untuk saling menjatuhkan dan mencari simpati dukungan negara dunia.

3. Yang tepat itu sebagai warga negara yang baik atau sebagai pemimpin bangsa Indonesia itu adalah ; Inilah saatnya Indonesia konsolidasi nasional. Rapatkan barisan. Inventarisir seluruh potensi dan kekuatan. Galang persatuan dan kesatuan masyarakatnya. Siapa yang sebar kebohongan, provokasi dan pro kebijakan Asing tangkap dan penjarakan.

Bukan maalah sebaliknya. Plintat plintut kebijakan. Akrobatik politik kelewatan batas. Masyarakat dan para pakar ahli minta lock down diancam dengan darurat sipil, akhirnya PSBB. Ketika masyarakat protes atas layanan kesehatan dan kebijakan pemerintah, diancam dengan TR Kapolri akan tangkap dan penjarakan rakyat.

Sedangkan di satu sisi, korban nyawa berjatuhan, petugas medis berguguran, APD langka, masker mahal, PHK dimana-mana, rakyat diminta dirumah saja, tapi tanpa ada dukungan sembako dan solusi.

4. Perang senjata biologi saat ini tak jauh beda dengan perang dunia ke dua. Antara Sekutu dengan Jepang. Seharusnya perang ini adalah momentum kemerdekaan Indonesia untuk yang kedua kalinya. Indonesia tak usah ikut pro sana – pro sini yang akhirnya justru menjepit posisi negara kita.

Belajar dari para pendahulu kita bagaimana bermain cantik memanfaatkan momentum perang dunia ke dua untuk merdeka dan mengusir penjajah baik jepang maupun Belanda dari bumi nusantara.

Jangan pernah percaya dengan yang namanya penjajah. Jangan pernah percaya dengan China dan Amerika. Saatnya Indonesia berdiri di kaki sendiri.

5. Perang via corona covid19 saat ini adalah adu kuat, adu strategi, adu ketahanan nasional bagi masing negara.

Bagi negara yang pro China ada juga yang tumbang seperti Iran. Begitu juga untuk negara yang pro Amerika khususnya Eropah. Justru secara data statistik formil dari WHO, korban terbesar itu dari Eropah dan Amerika. 75 persen korban itu banyak berasal dari Eropah dan Amerika. Bahkan Amerika adalah negara yang paling banyak jatuh korban jiwa.

6. Kita harus cerdas dan ingat. Bahwa perang antara dua negara adi daya ini hanyalah proxy semata. Ada lagi grand design dari hidden agenda yang lebih besar dari dunia saat ini. Sebagaimana sejarah lahirnya perang besar dimuka bumi yang semua tak lebih dari pertarungan hegemoni, kepentingan ekonomi dan ideologis. Siapakah itu ? Yaitu sebuah kelompok elit dunia yang selama 100 tahun ini menguasai dan mengendalikan dunia. Walau jumlahnya tak banyak tak sampai satu persen penduduk bumi. Ingat protokol yahudi, ingat deklarasi Balfour, dan ingat keikut sertaan Amerika di perang dunia kedua membantu Inggris. Siapa aktor dibelakangnya ? Siapa lagi kalau bukan yahudi.

Dialah kelompok Yahudi yang secara theologis memang diberikan kelebihan dan kemampuan oleh Tuhan. Apakah kita menuduh mereka ? Kita tidak bisa menuduh. Tapi kita hanya bisa melihat tanda-tanda.

Seperti sejarah terjadinya perang dunia. Dimana Yahudilah provokator utamanya. Dengan konsep membangun sebuah tatanan dunia baru bernama “the new world order”. Merubah era klasik imperium dan kekhalifahan menjadi tatanan negara bangsa dengan sistem kapitalisme dan moneter ala mereka. Dan menjadikan Amerika sebagai negara Proxynya.

Saat ini sistem kapitalisne, bank, riba, uang kertas, dan sistem moneter dunia sudah mulai rapuh. Bisa kita asumsikan, kelompok ini ingin mengganti tatanan lama dengan sistem serba digital, virtual, dan entah apa lagi kita belum tahu. Tapi intinya, tetap kepada cara neo kolonialisasi ala mereka. Baik secara ideologis peradaban maupun ekonomi, sosial politik.

Dengan kondisi seperti ini sudah saatnya Indonesia melakukan evaluasi diri. Jangan sombong lagi dan over confident. Sumber kekayaan alam yang banyak sebentar lagi tidak akan ada artinya karena kedepan yang bertarung itu adalah teknologi dan kreatifitas. Bahkan teritorial negarapun akan hilang karena kecanggihan teknologi tanpa batas.

Indonesia mesti lihai membaca peluang. Karena tiga hal krisis yang paling ditakutkan dunia itu adalah ; krisis pangan, air, energi dan ekonomi semua ada di Indonesia. Seharusnya Indonesia berani melakukan lompatan besar dengan menasionalisai seluruh aset potensial, sumber daya alam nasional. Untuk kemudian dijadikan sebagai alat bargaining power dengan dunia. Bukan malah jual obral pada asing.

Diatas kertas mohon maaf negara kita tidak siap dalam menghadapi perang biologi senjata kimia ini. Baik secara struktual organic maupun doktrinnya. Tapi bukan Indonesia tidak mampu, tinggal bagaimana menggalang dan mengkonsolidasi seluruh sumber daya nasional secara masive dan terorganisir.

Tipikal pejabat bermental kacung ala calo itu tangkap dan penjarakan saja. Kalau perlu usir dari negara ini. Karena hanya akan jadi duri dalam daging pengkhianat negeri

Saat ini ketahanan nasional semua bangsa di uji. Siapa negara yang ketahanan nasionalnya tangguh maka akan bertahan dan survive. Tapi kalau ketahanan nasional negaranya rawan dan rapuh, tunggu saja kehancuran.

Apalgi bagi pemimpin negara yang memang tidak ada kemampuan mengelola negara dan krisis. Yaitu pemimpin yang doyan hutang, tipu rakyat, tukang bohong, hobby selfie dan bermental kacung pada asing. Tunggu saja kehancuran bangsanya.

Sebagai warga negara yang baik, kita hanya bisa berdoa agar Allah memberi kekuatan dan petunjuk kepada peminpin kita, pejabat kita untuk kembali kepangkuan ibu pertiwi. Untuk bersama-sama bersatu mengatasi wabah covid19 ini, agar bangsa ini selamat dan keluar dari krisis. Kalau perlu mengambil peluang atas momentum ini untuk bangkit dan bersatu bersama rakyat. Apakah Indonesia bisa ??? Jawabannya ada pada kita semua. Semoga.

Batam, 13 April 2020

(Penulis adalah alumni Lemhannas RI PPRA 58 Tahun 2018)

Isi artikel tanggung jawab penulisnya

Baca juga;

HASIL RAPID TEST 47 PERSONIL POLRES BUKITTINGGI NEGATIF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *