CRDRP YY

Catatan ringan dari Rusunawa Painan (41), Sarung Kasur Tak Diganti, Novermal Yuska; Bisa Cilaka itu

Batang Kapeh, PilarbangsaNews, — ‌Sampai hari ini sudah 28 hari lamanya Rusunawa Painan digunakan sabagai “kampus” untuk isolasi pasien terpapar Covid-19. Mulai digunakan pada hari Sabtu tanggal 19/9/2020. Sementara sekarang kalender sudah barada pada angka 17/10/2020.

Samua pelayanan kepada pasien sangat prima disini, pasien dilayani serasa menginap di hotel  bintang 3.

Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya,
makan 3 kali sahari, satu kali sarapan, 2 kali  makan; siang dan makan malam.

Begitu juga kalau ada keluhan sakit, disampaikan kepada perawat yang melakukan ceking darah, cek denyut nadi dan pemeriksaan suhu. Semua keluhan pasien akan dicatat untuk dikonsultasikan dengan  dokter umum atau dokter ahli. Jika keluhannya itu gwe nya dokter spesialis ya dokter spesialis yang membuatkan resep dokternya. Nanti sorenya atau selambat pagi besok akan datang petugas mengantarkan obat sesuai penyakit yang menjadi keluhan tadi.

TAK ADA GADING YANG TAK RETAK

Kata pepatah Tak Ada Gading Yang Tak Retak
atau Bukan Gading Namanya Kalau Tak Retak.

Apa itu?

Adalah sapray alis alas kasur. Disini kasurnya berupa gabus tebal. Sesuai ukurannya dengan ukuran tempat tidur serta Difan yang ada di Rusunawa.

Pada hari yang ke sepuluh saya disana saya katakan kepada salah seorang pejabat di RSUD Dr M Zein yang mewakili Direktur RSUD Dr Sutarman sabagai Penanggungjawab Tim Penanganan medik Covid-19 Pesisir Selatan, memberikan keterangan pers kepada saya.

“Soal tempat tidur termasuk sapray itu bukan tanggung jawab  kami pak. Itu tanggung jawab Pemkab,” ungkap pejabat yang mewakili Dr Sutarman.

“Oooo, gitu ya
Lantas tanggung jawab  Tim apa saja?, ” saya bertanya.

“Makan, biaya token listrik ditambah biaya air PDAM itu tanggung jawab kami pak , ” ungkap sang pejabat.

“Gedung disewa atau gratis?” tanya saya.

” Geratis, pak,” jawabnya.

“Mubiler, meja tamu, Difan bertingkat dan tempat tidur ini milik siapa? ” saya masih bertanya.

“Pemkab pak, ” jawab pejabat tersebut.

Ketika saya tanya Pemkabnya siapa, pejabat yang ditunjuk oleh Dr Sutarman itu tak dapat menjelaskan.

TELPONAN DENGAN ANGGOTA DPRD PESSEL

Dua hari kemudiannya, saya telponan dengan Ketua Fraksi PAN di DPRD Pesisir Selatan, Novermal Yuska SH. Kebetulan waktu itu anggota DPRD Pesisir Selatan yang menjadi sahabat karib saya ini  mengirimkan buah untuk saya di Rusunawa.

Kalau kami sudah telponan, tak cukup sebentar waktunya, paling capat 5 menit. Pernah satu kali saya dan pak Enye panggilan akrab Novermal , telponan sampai 1,5 jam masih belum puas tambah 23 menit lagi.

Saya sanang jika maota-ota ( ngobrol) dangan sahabat saya yang satu ini, bertambah luas wawasan saya dibuatnya.

Lama berjalan banyak yang dilihat, lama maota banyak topik pembicaraan.

Akhirnya sampai pada masalah anggaran. Menurut Novermal Yuska seiring peningkatan kasus positif corona di Pemkab seharusnya mengutamakan jiwa manusia dibanding kegiatan fisik. Apalagi, kini kita sudah di atas zona kuning.

Pessel sebelumnya menerima DID (Dana Insentif Rp 14,9 miliar dari Kementerian Keuangan. Dana itu sebagai apresiasi pemerintah pusat atas kesuksesan daerah  dalam menekan laju penyebaran Covid-19.

Legislatif dan eksekutif sapakat menggunakan DID Untuk penanganan Covid-19, mencegah dan memutus mata rantai penularan dengn berbagai kegiatan penanganan, diantaranya isolasi bagi mereka yang terpapar sedang maupun ringan.

Bagi yang terpapar ringan, mereka ada yang  dirawat di Rusunawa dan pula yang diisolasi di rumah.

Saya menginginkan yang yang terpapar ringan dan kini dirawat di Rusunawa selengkapnya dibantu. Kalau dapat yang sedang diisolasi dirumah mendapat bantuan pula hendaknya. Minimal separoh biaya makan yang di Rusunawa. Sebab mereka juga harus meninggalkan kegiatan selama menjalani isolasi mandiri itu.

SUPRAY KOK TAK DICUCI?

KETIKA diinformasikan kepadanya terkait  SUPRAY yang tak dicuci, Ketua Fraksi PAN DPRD Pessel ini kaget.

” Lho kok nggak pernah dicuci, itu cilaka yang menggunakan berikutnya,”  katanya.

”Itu bukan urusan dari tim Penanganan  Medik, tapi tugas dari Pemkab. Pak Enye, Rusunawa ini urusan siapa ini? ” tanya saya.

“Urusan Dinas Perkim, pak Idang kepala dinas, “

Kirim saya nomor HPnya pak Enye.

”Okey saya kirimkan ya, ” ucap Novermal dan telpnan kami berakhir sampai disitu.

Informasi apa yang didapat dari Kadis Perkim?

Silahkan anda baca artikel;

ONDEH MANDEH…, KADIS PERKIM PESSEL ITU ENGGAN KASIH INFO KE PILARBANGSANEWS?

Batang Kapeh, PilarbangsaNews, —

Ondeh mandeh…., kenapa ya bapak Ka Dinas Perkim (Perumahan dan Pemukiman) Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar, Mukhridal Idang ini, seperti enggan memberikan keterangan kepada Redaktur Pelaksana PilarbangsaNews.

“Kemaren beliau saya SMS, alhmdllh dibalas. Tapi karena Informasi belum lengkap masih sepotong sepotong, saya SMS lagi. Lama tak dibalas, kemudian saya coba miscall, ” kata Redpel Yuharzi Yunus.

Menurut Yuharzi, setelah di miscall baru dibalas, “maaf Pak saya lagi rapat, ” jawabnya singkat lewat SMS whatsapp.

“Ow…., lanjut…., maaf Pak, ” kata Yuharzi

Besoknya tangal 14 diulang lagi kirim SMS, tak dibalas. Habis magrib Redpel kami mencoba menghubungi telpon seluler.

Ternyata diangkat oleh seseorang bersuara wanita
“Assalamualaikum buk, ini nomor Pak Idang?, ” Ucap Redpel.

“Alaikumsalam……., iya Pak, dan saya istrinya,” jawab wanita itu sangat ramah.

“Bapak Idang ada buk?’ Redpel kami bertanya.

” Bapak lagi mengaji Pak, ” jawab istrinya.

Karena merasa telah mengganggu sang kadis beribadah. Redpel kami minta maaf. Dan berharap kalau sudah selesai mengaji ia minta di hubungi.

Semalam rupanya masih belum terbuka pintu hati sang kadis yang ganteng ini untuk memberikan informasi akurat pada Redpel PilarbangsaNews.com. siang ini sekitar pukul 11;40 dicoba melalui SMS menghubungi Pak Idang sekali lagi. SMS belum juga dibalas.

Kami ingin mendapatkan informasi kapan Rusunawa Painan itu dibangun, berapa besar dananya. Kemudian sekarang dipakai oleh Tim Penanganan Medik Covid-19, disewa atau gratis. Dan samping itu mungkin ada beberapa hal menyangkut teknis yang perlu kami tanyakan.

Dari sekian pertanyaan yang terjawab oleh kadis soal Gedung Rusunawa saat ini dipakai untuk tempat isolasi Covid 19 secara gratis. Dana dari kementerian PUPR. Berapa dananya tidak ingat .

Kita dapat memaklumi ya enggk mungkin bisa hapal jumlah dana digunakan untuk Rusunawa Painan. Makanya kami ulang lagi mengirim SMS dan nelp kadis Perkim malam dan besoknya.

Kita ingin minta tambahan informasi, Tapi disaat kita minta tambahan seolah olah Pak Idang agak enggan memberikan informasi.

Yuharzi Yunus sendiri pernah menginap di Rusunawa itu 18 hari. Dia diisolasi lantaran terpapar Covid 19.

Kenapa Mukhridal Idang seperti agak enggan untuk memberikan informasi kepada Redpel kami.

Apakah tuan kadis kurang berkenan di ekspose kegiatan maupun proyek pembangunan yang menjadi tanggung jawabnya ke publik.

Mudah-mudahan saja alasannya hanya benar-benar karena sibuk rapat. Dan kami kedepan mendapat informasi yang akurat dari pemegang Otoritas.

Akhirnya Redpel mengurung kan niatnya untuk menghubungi Kadis Pesisir Selatan yang satu ini. Toh sulitnya minta ampun. “Tadi saja saya telah bel 2 kali lewat seluler dan 2 kali pakai telp whatsapp ” kata Yuharzi

Syukur-syukur jadi begitu. Kalau tidak ya kita tak kan kecewa, maklum beliau ini konon adik ipar dari salah seorang menteri. Wajar beliau sedikit merasa punya antibodi (imun) dalam berkarir sebagai seorang kadis. Tapi Mudah-mudah tidak begitu sifat dari tuan kadis yang satu ini (ist )

Bersambung….

Baca juga

Catatan ringan dari Rusunawa Painan (10B) ; Risqi 6 X Test Swab, Nyaris “DO” Sebagai Peserta Didik, Tapi Dia Tetap Tabah dan Berhasil

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *