Tam Arang dan Utiah Kapeh

Meruncing Perseteruan NA dan HJ, Jika DPRD Pessel Menggelar Sidang Terbuka (bag 16)

Yang belum baca Bag 1 s.d bag 15 klik link di bawah ini;

Kenapa RSUD Painan Dibangun Di Bukit Taranak? Ini Penjelasan Bupati Hendrajoni.!

Sambungan dari Bag 15

Batang Kapeh, Pilarbangsanews.com, — Pada pagi hari ini Sabtu (5/10/2019) Hendrajoni tidak hadir di Lepau Mak Gambuang maota lamak bersama Tam Arang cs. Biasanya kalau tak pergi ke Jakarta atau tak ada kegiatan terscedul, hari libur Sabtu dan Minggu dimanfaatkannya melakukan kunjungan ke kampung kampung. Hal ini dilakukan untuk menyerap aspirasi masyarakat. Ketika melakukan kunjungan itu Hendrajoni kadang membawa kepala OPD -nya. Dengan demikian jika ada persolan irigasi misalnya, kepala OPD yang bersangkutan dapat mencatat apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Walaupun demikan kadang janji janji bupati masih ada yang kelupaan. Sehingga ketika bupati berkunjung lagi ke dearah itu. Warga yang ingat dengan janji lama bupati berani nyelutuk. ” Janji yang dulu belum kunjung ditepati, kini muncul lagi janji baru, pak bupati” kata seorang warga.

Bupati yang dikenal oleh PNS/ASN agak pamberang tapi memiliki hati yang sangat paibo itu, saat dibegitui oleh warganya, dia balik bertanya; “Apa memang dulu pernah saya berjanji disini?

“Benar pak. Waktu ke pemilihan bupati dulu. Bapak janji akan membuka pintu muaro kami ini,” jawab seorang ibu setengah baya dia istri nelayan tak kelihatan sungkan saat bicara.

“Pak wali dan pak camat mana?”

“Siap pak,” jawab camat dan walinagari bergantian seraya mendekat.

“Apa pak wali dan camat sudah ada buat proposal untuk pekerjaan membuka pintu muaro itu? ”

“Belum pak, ” jawab yang ditanya hampir berbarengan.

“Tolong ingatkan saya apa yang menjadi kebutuhan masyarakat dengan mengajukan proposal. Saya bisa saja lupa karena daerah kita memiliki garis pantai yang panjangnya sekitar 250 KM, ” kata bupati tanpa sedikit merasa tersinggung mendengar celetukan seorang ibu istri nelayan tadi.

Menjadi top leader masyarakat seorang bupati atau gubernur bahkan presiden sekalipun, cemooh atau bullyan maupun umpatan akan datang dan terdengar sampai ke telinga. Tapi boleh kah seorang pemimpin itu merasa tersinggung dan meresponnya dengan kemarahan?

Jawabnya tentulah tidak. Kita bisa belajar dari sejarah, ketika Umar bin Chatab jadi khalifah Ar-Rasidin. Khalifah yang ke 2 ini melakukan perjalan incognito untuk mencari tahu informasi yang sedang dialami oleh rakyatnya.

Bagi seorang pejabat yang lagi berkuasa, perjalanan incognito itu akan mendapatkan informasi yang akurat tentang kelemahan dan keburukan yang dilakukan sebagai pemimpin umat.

Perjalanan incognito itu dilakukan tentu ketika rakyat yang dipimpin merasa sungkan alias segan untuk menyampaikan keluhan mereka kepada sang pemimpin.

Sekarang dunia sudah maju. Seiring dengan kemajuan itu, jadi pemimpin saat ini sangat jauh berbeda ketika kakek buyut kita menjadi pemimpin dimasanya. Kini dengan menggunakan jejaring sosial rakyat bisa menyampaikan keluhan, masyarakat dapat memberikan kritiknya, bahkan kritik kritik itu disampaikan dengan nada bully-an dan tak jarang ada unsur pencemaran nama baiknya.

Hendrajoni menyadari hal itu, sehingga ketika dia menerima celetukan dari ibu istri nelayan tadi, diapun tak segan segan meminta maaf atas kealfaannya itu.

ooOoo

Sementara itu di Lepau Mak Gambang pagi tadi ota lamak sambil minum kopi pagi tetap berlangsung seperti biasa. Hadir maupun tidak hadir bupati Hendrajoni di Lepau Mak Gambuang, Tam Arang cs tetap membahas seputaran mangkraknya pembangunan proyek RSUD Painan.

Mereka membedah statemen NA yang minta agar persolan RSUD Painan tidak jadi polemik yang berkepanjangan, DPRD Pesisir Selatan dapat menggelar sidang terbuka. Dalam sidang itu diundang semuanya mulai dari para politisi, ninik mamak, tokoh masyarakat.

Menanggapi tantangan NA itu HJ yang dikenal sebagai bupati yang bernyali kuat, menyatakan siap. Kalau dapat menurut HJ sekalian undang penyidik KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) biar mudah nanti KPK menindaklanjutinya jika dalam sidang terbuka itu terungkap fakta bahwa pada proyek RSUD terdapat unsur tindak pidana korupsinya.

ooOoo

“Kalau den, Tiah a, kurang setuju dengan tantangan pak NA itu.” kata Tam Arang memulai ota lamak mereka pagi tadi.

“Tantangan dari Pak NA? Maksud ang tantangan apo tu Tam?” tanya Pakie Teliang menyela.

“O yo Pakie alun dapek info lai yo. Ko den kabakan ka bakeh Pakie a. Di Painan kan ado RSUD nan tabangkalai. Akibat RSUD itu tabangkalai timbul polemik di dunia maya dan media mainstream (media online maupun media surek kaba) antara pak NA dan pak HJ,”

“Ooo.., itu. Iyo yo. Den lai mandanga mah, Tam ” jawab Pakie Teliang.

“Jadi manuruik den ndak paralu sidang tabuka itu doh. Bahabih hari sajo tu nyo. Tak ado manfaatnya. Bahkan mungkin akan batambah mauyak tukak tu kalau sidang terbuka diadokan,” kata Tam Arang.

“Kalau saya sih, juga kurang setuju,” kata Mas Tartok menimpali.

“Alasan mas Tartok tak setaju kenapa?” Tam Arang bertanya.

“Kita tanya dulu urgensi dan substansi apa dari sidang terbuka itu? ” Mas Tartok balik bertanya.

“Jan digantuang Mas Tartok. Katokan sajo langsung apa alasan Mas Tartok tak setuju? “Pakie Teliang mendesak Mas Tartok.

“Menurut saya tak ada manfaatnya, tak akan merubah keadaan. Hasilnya justru akan memperuncing perseteruan antara HJ dan NA saja. Sebab nanti yang akan dikatakan oleh pak NA tentu adalah upaya upaya pembenaran dirinya. Dan itu wajar bagi seseorang membela diri disaat ada orang mengatakan dia salah. Sementara dipihak pak HJ, tentu akan membantah pembenaran dari pak NA. Kalau sudah demikian kubu pendukung NA akan bertepuk tangan mensuport pak NA bicara, tapi kubu pak HJ akan bersorak uuuuuu…. Yang dominan terdengar dalam sidang itu adalah tepuk tangan dan sorakkan UUUUUUUUU… Begitu Pakie, ” kata Mas Tartok.

“Terus sebaiknya gimana?” tanya Tam Arang.

“Sekarang kan kita ada tamu nih, pak Novermal Yuska. Coba kita minta kan pendapat beliau, ” Utiah Kapeh memberikan saran.

Novermal Yuska, ketua Fraksi PAN di DPRD Pesisir Selatan (masih menunggu pelantikan), entah disengajanya entah tidak, dia singgah di Lapau Mak Gambuang. Pak Novermal yang akrab dipanggil dengan pak Enye ini, tadi sebelum singgah di Lepau Mak Gambuang, pak Enye singgah di rumah pak YY. ” Pak YY kasih tahu ke saya titik koordinat lokasi Lepau Mak Gambuang, saya sempatkan saja sekalian singgah bertemu dengan ka kawan,” kata pak Enye menjelaskan kenapa dia bisa singgah bergabung pagi tadi dengan Tam Arang cs….. (****)

Bersambung…..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *