Catatan Perjalanan Umroh

Om Ice dan Fatimah Kuadrat Laksanakan Ibadah Umrah (Bag 16)

Yang belum baca bag 1 s.d bag 15 klik dibawah ini;

Berkunjung ke Percetakan Al-Quran di Madinah ( Bag; 15)

Sambungan dari bag 15

Batang Kapeh, Pilarbangsanews.com, —

Adalah om Ice berumur 41 tahun, warga negara Indonesia merantau ke Malaysia sejak masih bujangan. Kampung halaman om ice di Tuik Kecamatan Batang Kapas, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Alhamdulillah om ice ikut bersama rombongan Umrah kami. Ia mendaftar bersama istrinya ikut travel Perjalan Umrah yang ada di Indonesia. Selain dengan istrinya, Om Ice Umrah juga membawa kakaknya.

Om Ice memang sengaja membawa Kakaknya (Uninya), bukan karena dia banyak duit, tapi ini dilakukan sebagai salah satu wujud dari pengabdian.

“Dibilang banyak duit, tidak tapi sekedar untuk biaya Umrah bertiga punyalah, ” jawab Om Ice.

Kakak om Ice yang dipanggilnya dengan sapaan Uni itu tidak hanya sekedar kakak. Beliau lah yang mengasuh om Ice sedari kecil. Pada waktu itu uni masih belum menikah.

Fatimah Uni Om Ice

Amak ( ibunya) om Ice meninggal dunia disaat om Ice barusia 3 tahun.Bila ditanya apakah Om ice ingat wajah amak.

“Tak ingat la, sebab saye masa tu kecik, ” jawab Om Ice dengan logat Malaysia.

Sejak Amak meninggal Om Ice diasuh dan dibesarkan oleh Uninya.

“Waktu itu Uni masih belum menikah agaknya. Dan seandainya Uni dulu menyuruh saya memanggilnya Amak. Ya mungkin saya tahu Uni itu emak saya, ” Ujar Om Ice dengan suara serak karena sedih tak ingat lagi wajah Amaknya.

“Tak ada foto kenangan amak?, ”

“Tak la, masa tu berfoto masih dianggap mahal, karena tukang foto amatir boleh dikatakan belum ada, ” kata Om Ice.

Sekarang Uni telah tua, salah satu bentuk pengabdian om ice kepada sang kakak adalah dengan cara membiayai perjalanan ibadah Umrah dari si kakak.

Uni dari Om Ice bernama Fatimah beruntung punya adik yang santun dan suka membalas jasa. Dari bujang sampai sekarang Om Ice selalu membantu Uninya.

Biaya ponakan Om Ice kuliah selalu dikirim dari Malaysia.

Om Ice dulu dimasa bujangnya perokok berat, sehari menghabiskan rokok bisa sebungkus. Harga rokok kegemaran Om Ice sekitar 8 Ringgit Malaysia. Jika diuangkan jadi rupiah sekitar Rp2Oribu.

Muncul saat itu fikiran, rokok saya Rp20ribu sehari. Uang sebanyak itu bisa digunakan untuk belanja lauk selama 1 minggu untuk ponakan yang sedang kuliah. Lebih baik saya berhenti merokok dan yang itu saya kirimkan pada ponakan, ” kata Om Ice.

Sejak itu Om Ice behenti sebagai perokok berat.Istri om Ice namanya sama dengan nama Uni Om Ice, yaitu sama sama bernama Fatimah. Dia adalah wanita yang baik dan sholeha, tak cemberut bila suaminya Om Ice minta izin untuk mengirimkan uang kepada ponakan ataupun kakaknya.

“Ya buat apa cemberut, reski yang kita miliki itu sesunguhnya adalah yang kita berikan secara iklas kepada saudara atau pun orang lain yang membutuhkan, ” kata Fatimah.

Dari sekian banyak doa di tanah suci, bagi Om Ice dan Fatimah mungkin yang paling bermakna adalah do’a ingin mendapatkan momongan. Sudah lebih kurang 8 tahun berumah tangga, pasangan ini belum mendapatkan amanah. Mudah mudah salah satu do’anya selama ditanah suci diijabah. Kalau pun seandainya nanti tidak mendapat keturunan. Berarti Om Ice dan Fatimah tak memiliki dosa lantaran dosa akibat lalai dalam mengasuh anak…..

Baca sambungannya klik dibawah ini;

Jabal Magnet Atau Wadi al-Jinn (Bag 17)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *