CRDRP YY

Catatan ringan dari Rusunawa Painan (31); Kemaren Saya Demam, Dirawat Suster Pribadi

Rusunawa Painan, PilarbangsaNews, — Kemarin pagi menjelang siang sehabis senam dan berjemur, badan saya terasa meriang-meriang. Tanda tanda demam akan bertengger di tubuh saya.

Karena badan kurang fit saya ke kamar, bagolek-golek Lamang dan tak tahunya saya ketiduran.

Ketika tersentak dari tidur saya merasa tulang persendian sedikit merasa sakit lalu badan panas. Dan akhirnya Saya benar-benar demam.

Saat mengambil wudhu’ untuk menunaikan sholat Dzuhur air terasa dingin. Tubuh saya menggigil kedinginan dan kepala saya terasa agak sakit.

Usai sholat saya kembali merebahkan diri di tempat tidur Rusunawa Painan, tempat saya di isolasi. Tak lama kemudian saya tertidur lagi hingga waktu Ashar masuk.

Saya tak tahu kenapa saya bisa demam?. Padahal asupan gizi cukup baik selama saya berada di Rusunawa. Makan 3 x sehari. Pagi sarapan dengan sup ayam atau daging bercampur nasi, ada Lontong dan terkadang nasi goreng
Tengah hari makan, terus makan malam sehabis Magrib. Dan saya pun makannya sangat lahap.

Dirumah akhir-akhir ini, nafsu makan saya sudah berkurang. Sering makan sekali saja dalam sehari.

Tiga minggu sebelum saya di isolasi di Rusunawa, kerena makan tak berselara, saya coba puasa Senin-Kamis. Alhamdulillah saya bisa, padahal sebelumnya saya tak pernah menunaikan ibadah puasa sunah ini.

Kepada nyonya besar saya katakan, bisuak ambo puasa Nabi Daud lai Hajjah.

Saya ingin meniru ibadah yang dikerjakan oleh anak saya ustadz Hamdanus. Anak saya itu adalah calon wakil bupati Pesisir Selatan yang berpasangan dengan  Hendrajoni dan bernomor urut 1. Saya cemburu padanya karena ibadahnya itu. Dia masih muda belia, tapi bisa menunaikan ibadah puasa Nabi Daud. Saya yang telah berusia diatas 60 tahun ini belum pernah menunaikan ibadah puasa sunnah Senin-Kamis. Cemburu pada Wakil bupati Pesisir Selatan ini (in Sha Allah dengan izin ALLAH SWT menang dalam pilkada) maka saya pun mulai mencoba karena tak ada salahnya meniru dan cemburu terkait masalah ibadah. Puasa senin Kamis yang saya coba, ternyata saya bisa.

Terkait kondisi saya saat menulis CRDRP (Catatan ringan dari Rusunawa Painan) masih belum fit betul. Tapi sudah tak demam lagi. Tadi suhu tubuh saya diperiksa oleh perawat jaga di Rusunawa dengan alat thermogram, normal 36,7°C.

Saya demam kemaren tidak saya kasih tahu si bebeb. Takut dia nanti susah mikirkan saya.

Akan tetapi semalam sekitar pukul 23:55 wib, saya terpaksa harus nelpon si bebeb, yang tidur didepan kamar hunian saya. Demam saya semakin tinggi terasa.

“Damam uda. Sajak bilo?” dia bertanya.

“Iyo ambo demam sajak kapatang, agih ambo ubek lah. Dengan sigapnya mantan suster Puskesmas Pasar Kuok ini mengambilkan obat dan dia berikan ke saya setelahnya langsung saya minum.

“Uda mungkin kurang minum ko mah, uda banyak-banyak minum. Caliak aku, aku minum banyak, ku makan buah. Uda ndak begitu, ” ungkapnya.

Saya tak menjawab apa yang dikatakan suster pribadi saya ini. Saya biarkan dia bocatin (cerewetin) saya.

Kemudian saya minta dia mengukur tensi saya. Hasilnya tensi saya normal yakni 120/90.

Beberapa menit setelah minum obat Paracetamol, tubuh saya mulai berkeringat. Dan tertidur kembali. Bangun pukul 5:15 wib hingga membuat sholat Subuh saya terlambat.

Selama di Rusunawa baru semalam durasi tidur saya agak panjang. Biasanya saya sering tidur pukul 22:00 bangun pukul 01:00 WIB dan tak tidur lagi sampai pagi.

Tapi semalam tidur saya pulas, akibat nya subuh kesiangan.

Beberapa menit sebalum tulisan ini saya turunkan (posting), 2 orang perawat yang menjdi anak angkat saya datang ke kamar hunian saya kamar 212.

“Dilihat ayah tak tampak senam, jadi kami kesini aja lagi. Apa yang terasa bagi ayah sekarang. Apakah masih demam? ” tanya Lola.

“Tak ada lagi, ayah sudah sehat, ” jawab ambo.

Ayah ndak usah menulis dulu, pegang HP itu kepala bisa pening. Ayah rehat aja lah, ” kata Tya.

Kedua anak saya, Suster Rusunawa ini tingkat adaptasi mereka sangat bagus. Baru kemaren kami ijab kabul menjalin sabagai hubungan ayah dan anak. Saya dilayani mirip ketika mereka melayani ayah kandung mereka. Subhanallah…..

Bersambung….

Baca juga:

Catatan ringan dari Rusunawa Painan (30) ; Senam dan Berjemur 2 x Sahari

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *