Catatan Perjalanan Umroh

Sholat didekat Makam Nabi Ibrahim (Bag;32)

Baca bagian sebelumnya klik link dibawah ini;

Berdo’a di Multazam (Bag;31)

Batang Kapeh, PilarbangsaNews, — Hari ini masih hari Sabtu (7/12/2019). Kami  pergi ke Masjidil Haram menunaikan sholat Dzuhur sebelum pukul 12:00 waktu setempat.

Agar dapat sholat pelataran Ka’bah, setiap jema’ah harus datang ke. Masjid paling lambat setengah jam waktu sholat masuk. Jika kurang dari itu, kita tak akan dapat memasuki pelataran Ka’bah, karena sudah penuh.

Kami pergi ke masjid satu jam sebelum masaknya waktu sholat dzuhur. Pelataran Ka’bah waktu itu masih memungkinkan kita untuk tawaf. Saya, may wife dan Papi Doli melakukan  tawaf.

Baru satu keliling tawaf,  Papi Doli kembali kembali menyerah  tas sandang dan Handphonenya pada saya. “Mau  ngulang  mencium Hajar Aswat, lagi ya?” tanya saya.

“Iya pa,” katanya. Sebentar kemudian Papi doli menghilang dalam barisan tawaf. Sementara  saya dan mamanya Papi Doly terus melanjutkan tawaf.

Memasuki putaran ke 2,   kami berjalan dekat sekali dengan Makam Nabi Ibrahim.

Uda kita sholat disini dulu, kata May Wife. Saya suruh dia sholat duluan. Saya lindungi dia agar jemaah lain tak melintas didepan.  Saya berdiri di tengah antar syaf dengan  syaf. Setiap orang yang hendak lewat saya kasih kode dengan  tangan agar lewat ke samping.

Kalau kita sudah melakukan  itu orang akan  mengikuti petunjuk arah yang kita berikan. Ada samacam ke displinan di tanah Makkah dan Madina, orang akan mengikuti petunjuk yang kita berikan. Tak ada yang berani melanggar kecuali karena ada dorongan  dari belakang. Apabila terjadi kondisi yang semacam itu, tak ada yang marah. Sebut subhanallah, atau astagfirullah kesalahan kecil tak akan  menjadi sebuah persoalan di tanah suci ini.

Saya dan may wife bergantian sholat, saat saya sholat, may wife lah yang mencoba melindungi agar orang tak lewat didepan saya. Caranya seperti yang saya lakukan  pada saat dia sholat tadi.

Usai kami sholat kami melanjutkan tawaf lagi.

Sebalum kita lanjutkan catatan ini, saya ingin menguraikan sedikit terkait dengan apa itu makan Nabi Ibrahim.

Maqam Ibrahim bukanlah makam (kuburan) Nabi Irahim AS sebagaimana banyak pendapat orang selama ini. Dalam tata bahasa Arab, Maqam berarti ‘tempat’

Dikutip dari media online Kabar Lumajang, Nabi Ismail AS turut membantu meletakkan batu yang kemudian dikenal dengan Maqam Ibrahim sebagai pijakan. Hal ini agar Nabi Ibrahim AS dapat naik lebih tinggi lagi dengan bantuan pijakan batu tersebut.

Tempat pijakan dua telapak kaki Nabi Ibrahim AS itu dengan seizin Allah meninggalkan bekas dan masih tetap ada sampai sekarang.

Allah Ta’ala menyebutkan maqam Ibrahim dan menjadikan maqam Ibrahim sebagai tempat salat. Allah Ta’ala berfirman,

ﻭَﺍﺗَّﺨِﺬُﻭﺍ ﻣِﻦْ ﻣَﻘَﺎﻡِ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢَ ﻣُﺼَﻠًّﻰ

“Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. [QS. al-Baqarah: 125]

Allah Ta’ala menyebutkan terdapat tanda-tanda nyata pada maqam Ibrahim, Allah Ta’ala berfirman,

ﻓِﻴﻪِ ﺁَﻳَﺎﺕٌ ﺑَﻴِّﻨَﺎﺕٌ ﻣَﻘَﺎﻡُ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢَ ﻭَﻣَﻦْ ﺩَﺧَﻠَﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﺁَﻣِﻨًﺎ

“Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) maka dia aman. [QS. Ali Imran: 96-97]

Ibnu Katsir menyebutkan pendapat Mujahid bahwa maqam Ibrahim adalah tanda bekas telapak kaki nabi Ibrahim, beliau berkata,

وقال مجاهد : أثر قدميه في المقام آية بينة

“Bekas kedua telapak kaki Ibrahim pada maqam merupakan tanda-tanda yang nyata.” [Tafsir Ibnu Katsir]

Beberapa keistimewaan dan keajaiban maqam Ibrahim:

1. Sebagian ulama menyebut bahwa maqam ibrahim dan hajar aswad merupakan batu dari surga

2. Dari jejak kaki ini, seorang sahabat yang ahli melihat nasab melalui persamaan, menyebutkan bahwa jejak maqam ibrahim sangat mirip dengan kaki Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

3. Maqam Ibrahim terjaga dengan waktu yang sangat lama yaitu ribuan tahun dan tetap terpelihara dengan baik sampai sekarang, sejak dahulu ditaruh begitu saja tanpa pengamanan khusus. Sempat hilang atau dicuri sebentar, akan tetapi segera kembali dengan cepat. Ini bukti penjagaan Allah terhadap maqam Ibrahim yang bentuknya tidak terlalu besar (padahal benda kecil mudah hilang dan tidak terurus)

4. Maqam ibrahim adalah batu, padahal banyak sekali berhala dari batu di sekitar ka’bah, tetapi tidak ada seorang pun yang menyembah maqam Ibrahim sampai sekarang.
[Diringkas dari Sejarah Mekah hal. 105-108]

Dahulunya sangat nampak bekas kaki dan jari-jari kaki sesuai dengan bentuk kaki yang sempurna, akan tetapi karena terlalu sering diusap ulah tangan manusia, bekas tersebut tidak terlihat jelas lagi. Al-Baghawi menjelaskan,

الذي قام عليه إبراهيم ، وكان أثر قدميه فيه فاندرس من كثرة المسح بالأيدي

“(Maqam Ibrahim) adalah tempat berdirinya nabi Ibrahim. Dahulunya terdapat bekas kedua telapak kaki beliau (dengan jelas), tetapi terhapus karena terlalu banyak yang mengusapnya.” [Tafsir Al-Baghawi]

Sejak puluhan tahun belakangan batu tempat berpijak nya nabi Ibrahim itu, telah dibuatkan tempatnya mirip seperti sangkarnya oleh pemerintah Arab Saudi. Seperti telihat pada gambar diatas.

oooOooo

Usai sholat sunnah 2 rakaat didekat Makam Ibrahim, kami lanjutkan tawaf yang ke 3. Di pertengahan tawaf ke 5, muncul papi Doli dengan nafas yang terengah-engah dan bajunya basah dengan keringatan, katanya dia kembali berhasil mencium Hajar Aswat.

Alhamdulillah…, sudah 3 kali Papi Doly berhasil mencium Batu Hitam itu. Doly ngajak saya untuk mencoba. Saya katakan saya tak sanggup untuk menerobos umat yang sebanyak itu. Saya pesimis. Saya pernah mencoba , tapi tak sanggup rasanya untuk meneruskannya. Sehingga saya tak berniat lagi untuk mencobanya kembali.

Bersambung….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *