Maktab Twiti Terletak di Pesawangan antara Madinah dan Mekkah (Bag 24)
Bagi yang belum baca bag 1 s.d bag 23 klik dibawah ini;
Sambungan dari bag 23..
Batang Kapeh, Pilarbangsanews.com, —
Setelah lebih kurang dua jam bus yang membawa rombongan kami meninggalkan Bir Ali, tepatnya pada pukul 16:30 WAS (Waktu Arab Saudi) kami sampai di Maktab Twiti.
Maktab Twiti terletak dipesawangan. Maksud Pesawangan itu menurut bahasa kampung saya adalah daerah dimana di sekitarnya tidak dihuni penduduk hanya Maktab itu yang ada.
Ada beberapa petak toko disana, semacam resto menjual berbagai kuliner lokal Arab, India dan Bangladesh.
Begitu om sopir memarkir mobil busnya didepan kios resto, datang pelayan resto, mengajak mampir di kedainya. Kami rombongan turun semuanya.
Saya melihat lihat jenis masakan yang disediakan. Tapi pilihan saya jatuh memesan Pop Mie saja.
Papi Doli dan mamanya saya suruh pesan saja apa yang dia suka. “Enggak. Oli kenyang, ” jawab Papi Doli sambil memperlihatkan gestur tubuh tak berselera dengan kuliner yang tersedia. Apalagi mamanya Papi Doli sangat tidak bisa beradaptasi dengan kuliner diluar negeri asalnya Ranah Minang. Dia akan rela berpuasa kalau di resto atau rumah makan itu tidak ada menjual kuliner yang sesuai dengan seleranya. Selera kampungan memang hanya doyan dengan gado gado sekali sekali bakso. Mual kalau disuguhi Speghate. (😂)
Sementara itu disebalah sana, saya melihat Ustadz Syafriko Indra Yopi bersama om Vorzil memesan kuliner Arab. Entah apa nama kuliner itu. Ada nasi kuningnya dan dicampur lauk berupa daging. Entah itu daging onta.
“Enak wan, ” kata ustadz Yopi ketika saya tanya gimana rasa kuliner itu.
“Seporsi berapa harganya, ” tanya saya.
“Katanya tadi 20 Riyal. Terus saya tawar 10, dia mau. Jadilah kami makan kuliner ini, ” kata Ustadz Yopi tetap asyik dengan menyuap makanan yang sedang disantapnya. Licin piring tempat sajian makanan itu dibuat oleh Ustadz Yopi dan Om Vorzil.
Di Maktab ini kami istirahat dan ngisi perut lebih kurang 30 menit.
Bagi yang buang air, toiletnya jauh disebelah kanan kami masuk ke Maktab. Selain toilet ada masjid disana. Saya tidak sampai ke mesjid itu dan tidak juga ke toilet.
Saya lihat ada beberapa orang anggota rombongan kami ke sana buang air besar dan buang kecil.
Setelah rombongan menyatakan semua siap untuk melanjutkan perjalanan ke Mekkah. Masing masing menaiki bus yang di sopiri oleh om Bangladesh.
Ada satu kursi yang kosong, pak Amiruddin Dt Rajo Intan, belum naik. Kemana beliau?
“Tadi saya lihat beliau makan Pop Mie di sebalah saya,” kata Uda Ujang salah seorang anggota rombongan menginformasikan.
Jika ada yang hilang hilang seperti ini, Ustadz Yopi akan melayani dengan sepenuh hati meski itu bukanlah bahagian dari tugas dan tangung jawabnya sebagai agen perjalanan Umrah di Kabupaten Pesisir Selatan.
Berlari lari kecil ustad Yopi mencari Pak Dt Rajo Intan ke Toilet yang letaknya ada sekitar 250 Meter dari posisi bus diparkir.
Rupanya memang pak Dt Rajo Intan, buang air kecil di toilet itu. ” Sasak jamban ambo tadi, dari pada nanti kebelet nya di jalan, lebih baik sekarang disini, ” kata beliau memberi alasan saat meniki bus yang sejak tadi telah dihidupkan oleh om sopir.
Kani mobil telah mulai bergerak meninggalkan maktab Twiti yang terletak dipesawangan antara kota Madinah dan Kota Mekkah itu.
Perjalanan kita masih panjang, kata ustadz Syamsudin. Masih ada sekitar 2 jam perjalanan lagi baru sampai di Mekkah al Mukarramah…..
Bersambung….