Tam Arang dan Utiah Kapeh

Wow…, Sabana Jantan kato-kato Pak Dotor Harefa Direktur RSUD Painan Nan Baru Itu

Painan, PilarbangsaNews, —

‘Wow…, sabana jantan kato kato pak dotor Harefa, Direktur RSUD Dr M Zein Painan nan baru di angkek dan dilantik dek Bupati Rusma Yul Anwar, tu Tiah a…., ” kata Ujang Saga sembari mengacau ngacau gelas kopinya agar gula yang masih tersisa itu  larut dan bersenyawa dengan kopi yang menjadikan rasa kopi buatan Lepau Mak Gambuang itu benar benar nikmat.

” Apo ado lo kato kato nan jantan atau nan batino, Jang? tanya Utiah Kapeh.

“Adolah. Maso indak. Nan  jantan itu ndak meele, bana bana padek, ndak takuik jo situan doh, ” Jawab Ujang Saga.

Ndak takuik jo situan itu maksudnya tak ada yang dia takuti dan segani kalau dia ngomong meskipun dengan atasannya sendiri.

Dan itu  memang dibuktikan oleh Dr Harefa, seorang Ahli dan  konsultan jantung dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) itu .  Dia ngomong seperti tidak ada beban,   lepas dan lugas. Dia tidak takut mengaluarkan statemen yang kira-kira tak sesuai dengan sikap ideal sebagai seorang fungsional dokter ahli.

“Kalimat mano nan lugas dan jantan kalua dari mulut Direktur RSUD Painan nan baru itu, manuruik wa’ang Jang dan bilo dikatokannyo?” tanya Utiah Kapeh.

“Katika inyo diwawancarai  wartawan dan beritanya dilansir dek media Khazanah dan khazminang.id,” kata Ujang Saga membacakan berita itu lewat gadgetnya.

Ko kalimatnyo a ; “Saya tidak mau diintevensi. Saya mau jadi Direktur karena dukungan  masyarakat sini. Makanya saya mau di sini,” kata dia kepada Khazanah dan khazminang.id, Selasa (2/11) di ruanganya.

‘Berarti apak dotor Harefa tu alah diwawancarai dek wartawan yo, ” tanya Utiah Kapeh.

Ujang Saga dan Utiah Kapeh sejak diangkat jadi pejabat eselon II setingkat kepala OPD di Kabupaten Pasir Santan, yang biasanya setiap pagi  minum kopi di Lepau Mak Gambuang kini tak bisa seperti yang sudah sudah. Sebagai pejabat dia harus rajin masuk kantor dan melakukan perjalanan dinas ke lapangan  memantau dan meninjau pelaksana proyek dari dinas yang dikomandoi masing-masing.

Kedua pejabat Kabupaten Pasir Santan ini tak ingin ada rekanan kontraktor yang mengerjakan proyek pemerintah didaerah mereka mengerjakan proyek asal jadi. Mereka tak ingin ada kejadian seperti di kabupaten  sebelah, kontraktor mengerjakan proyek rehabilitasi irigasi yang pada beberapa bagian segmennya tidak sesuai dengan spesifikasi. Bahkan lebih ironisnya lagi proyek itu diawasi oleh pihak kejaksaan sebagai Tim Pendampingan Hukum Jaksa Pengacara Negara justru samakin diawasi semakin amburadul.

Kenapa proyek yang ada pendampingan hukum Jaksa Pengacara Negara itu semakin amburadul di kabupaten sebelah? Apakah kontraktor merasa mendapat perlindungan hukum jika mengerjakan proyek asal jadi. Artinya tidak akan diapa-apain atau apakah rekanan kontraktornya karena merasa mengapik kepala Rimau?

Sampai kini belum didapat jawaban yang pasti terkait adanya pelaksanaan proyek yang amburadul di kabupaten sebelah itu.

Mangapik kepala Harimau adalah istilah untuk mereka yang punya backing orang bagak atau pejabat yang bisa menjinjing tampuk hakum bakata dirinya sorang (seenak e dewe).

Apakah ada orang yang kebal hukum? Pasti tidak ada yang kebal hukum negara kita ini. Lantas yang ada? Yang ada hanya orang yang madar (tak taat) hukum… Hehehehehe….

Hey… Elu jangan salah kenapa madar? Mmmmmm… karena tu a…., Tempua telah Bersarang Rendah

Apakah pihak kejaksaan ikut jadi pemain dalam  proyek yang dikerjalan oleh kontraktor? E… Elu jangan nuduh nuduh begitu… Fitnah lho.. Tapi kalau sinyalemen itu benar?

“Kalau itu benar terjadi  maka Jaksa yang bersangkutan bisa mendapat sanksi yang cukup berat.

Seorang Jaksa menurut Kasi Penkum Kejati Sumbar, Fifin Suhendra, SH MH dilarang bermain-main atau  mengelola proyek. Jika ada itu sanksinya cukup berat apalagi kalau proyek itu sempat dikerjakan amburadul.

Kembali cerita tentang Direktur RSUD dr M Zein yang baru, dr Harefa, ahli konsultan jantung ini sebagai seorang fungsional kini diserahkan tugas dan tanggung jawab struktural kepadanya. Dia  wanti wanti mulai dari sekarang memperingatkan bahwa jika diserahi tugas sabagai direktur rumah sakit jangan dilibatkan dalam pusaran politik. Jangan ada istilah balas budi politik.

Sikap wanti wanti inilah  yang diistilahkan oleh Ujang Saga sebagai kalimat jantan dari seorang Harefa.

“Kito berharap Dokter Harefa walupun nanti sudah berkecimpung dalam jabatan struktural sebagai Direktur RSUD dr M Zein, bicara lugas nya janlah   sampai terbungkam akibat bersimbiosis  dengan  kebiasaan organisme yang lain. Mudah-mudahan begitu, ” kata Labai Litak dan diaamiini oleh lelaki pelapau di Lepau Mak Gambuang dalam ota lamak mereka tadi pagi….

Catatan: foto diatas bukan foto Direktur RSUD Painan yang baru, itu foto penulis artikel ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *